Kanker Paru: Bedah, Menolak Kemo, Lansung Minum Herbal – CEA Meningkat Setelah Diet Buruk

 

Jan (M471) seorang pria 55 tahun dariIndonesia. Dia mantan perokok 40 lebih tahun. Sekitar pertengahan 2008 dia batuk-batuk. Dahak nya tidak ada darah. Dia pergi ke Melaka untuk buat pemeriksaan. CT scan menunjukkan kanker paru-paru. Tidak puas hati, ia datang kePenanguntuk  cari pendapat kedua.

Kolonoskopi yang dibuat pada tanggal 20 September 2008, menunjukkan adanya wasir dan polip pada kolon dan rektum. Biopsi dari polip kolon menunjukkan adenoma tubular yang sama dengan displasia sederhana, sedangkan polip dari rektum adalah hiperplastik.

CT scan dada menunjukkan nodul kecil, 1,7 x 1,7 x 1,6 cm. Noda paratrakeal, carinal dan kelenjar getah bening hilus kanan lebih besar antara 1 sampai 3 cm. Impressi: Fitur curiga yang mendasari karsinoma paru-paru awal.

Jan menjalani operasi untuk mengangkat tumor di paru-parunya. Dia diberitahu bahwa dia mempunayi  85 – 90 persen penyembuhan jika dia menjalani operasi. Laporan histopatologi menyatakan karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi sederhana, pT1N1Mx, Tahap 2A. Margin bedah bebas dari keganasan. Total biaya perawatan medis sekitar RM35.000.

Jan disarankan kemoterapi. Dia menolak dan datang mencari bantuan kami pada tanggal 8 Oktober 2008. Dia diresepkan Kapsul A, teh C-Tea, Lung 1, Lung 2 dan GI 1.

Sekitar sebulan kemudian, pada 14 November 2008, Jan kembali menemui  kami  lagi. Ia kata ia lebih sehat dan tidurnya lebih enak. Ia disuruh buat kemoterapi. Dokter mengatakan kemoterapi boleh menyembuhkannya. Dia menolak saran ini.

Jan tinggal di sebuahkotakecil di Sumatera. Perjalanan dari rumahnya kePenangsangat jauh. Dari rumah ia harus naik bas selama 3 jam ke sebuah kota. Dikotaini, Jan akan naik  satu lagi bas selama 24 jam keMedan. Di Medan, baru dia naik pesawat kePenang. Meskipun perjalanannya panjang, Jan datang berjumpa kami secara teratur.  Kebanyakan masa Jan berjumpa kami, dia mengatakan bahwa ia baik dan sehat, tanpa keluhan. CEA nya menurun dari 133,66 (sebelum operasi) menjadi 27,6 (setelah dua tahun minum herbal). Tetapi, pada 21 Oktober 2010, Jan tersentak dengan tiba-tiba karena CEA nya naik dari 27,6 ke 83,12 (Lihat jadual di bawah). Kami pun berasa kecewa. Apa yang salah? Dari pengalaman kami lebih kurang tau sebabnya. Kami bertanya kepadanya, “Apa yang kau makan salah bulan-bulan yang lalu ini?”

Tanggal

CEA

Catatan
19 Sept 2008

133.66

 
15 Juli 2009

51.2

 
22 Okt 2009

43.0

 
14 Mei 2010

27.6

 
21 Okt 2010

83.12

Diet Buruk – makan daging, makanan goreng and “tau sar paw”
4 Dis 2010

75.58

 
31 Mar 2011

93.97

 
25 Aug 2011

57.9

 

 

Jan mengakui bahwa karena dia baik-baik saja, dia tidak lagi ikut baik-baik pola makan sihat. Dia makan makanan yang kami minta dia menghindari seperti daging, makanan goreng dan “tau sar pow” (roti diisi kacang manis rebus bersama lemak babi). Dia guna minyak jagung untuk memasak – bukannya minyak kelapa murni. Kami menjelaskan kepada Jan bahawa kami tidak tahu mengapa CEA nya  bertambah tinggi – ini bisa terjadi karena usus nya ada  polip, atau karena paru-parunya. Dengan ini, paling baik ia kembali ke pola makanan sihat semula. Jan berjanji untuk membuat demikian.

Sekitar sebulan kemudian, CEA nya turun menjadi 75,58, kemudian meningkatkan ke 93,97 pada Maret 2011. Namun, pada Agustus 2011, CEA Jan turun ke 57,9. Dengan penurunan nilai CEA ini nampaknya Jan percaya diet amat penting untuk kesejahteraan nya.

Secara keseluruhan, kesehatan Jan baik-baik saja. Sudah tiga tahun sejak operasi paru. Dia menolak kemoterapi dan memilih herbal sebagai gantinya. Sampai hari ini, ia mampu makan, tidur dan melakukan kegiatan rutin tanpa apa masalah pun.  Tidak masalah jika CEA 93,97 atau 57,9 – angka-angka ini tidak mempengaruhi kesejahteraan nya.  Tanpa kemo, kualitas hidupnya dipertahankan – tidak diancam langsung, walaupun dia  seorang penderita kanker.

Kajian Acugraph
AcuGraph diambil pada 26 Agustus 2011 menunjukkan perkembagan baik – bacaan meridian adalah lebih seimbang jika dibandingkan dengan bacaan pada tanggal 22 Oktober 2010 (di bawah).

 

Beberapa soalan untuk direnungkan:

  1. Setelah operasi Jan enggak buat kemoterapi meskipun disarankan oleh dokter. Apakah yang terjadi padanya sekarang? Apa yang bisa terjadi jika ia menjalani kemoterapi? Apakah dia tetap sihat seperti saat ini?
  2. Setelah operasi, CEA nya turun dari 133-51 ke 27 – dan ia hanya makan herbal dan mengikuti pola makan yang sihat. Apakah kamu percaya bahwa obat herbal dan diet begitu efektif menjaga kanker nya? Atau kamu lebih percaya pada  obat beracun (chemo)?
  3. Jan mulai makan makanan “tak sihat” dua tahun setelah berada dalam kesehatan yang baik. CEA nya meluru sampai 83. Dia menyadari kesalahannya dan mulai pola diet  “baik” sekali lagi. Setelah enam bulan CEA nya menurun ke 58. Apakah kamu masih bersikeras bahwa pasien kanker boleh makan apa saja yang mereka sukai dan makanan tidak ada hubungan dengan perkembangan kanker dan / atau kambuh?
  4. Dari Oktober 2010 hingga Maret 2011, CEA Jan di sekitar 76 – 94. Meskipun begitu dia sehat saja. Kesejahteraan-nya tidak dipengaruhi oleh nilai CEA – samada tinggi atau rendah. Apa artinya? Belajar hidup bersama kanker!  Bacaan / nombor ujian laboratorium tidak harus  membuat kamu sakit!

Mengapa Pasien Menolak Menjalani Kemoterapi, Bagian 11: Menolak Kemo Untuk Kanker Hati Ayahku – Kebijaksanaan seorang putri

Putri: Ayah saya didiagnosa menderita kanker hati pada Agustus 2011.

Dokter sarankan kemoterapi. Kami tidak mau dia dikemo. Saya bertengkar dengan dokter.

Dokter tidak marah kamu? Ya, dia rasa marah tapi aku tidak hirau. Karena kami tidak mau kemo (injeksi),  bapa disarankan minum obat oral untuk hatinya. Biayanya RM 20.000 sebulan.

Tunggu, tunggu. Mari kita mulai dari awal. Sebenarnya apa yang terjadi dan kapan? Putri: Perut ayahku kembung. Ini berlaku pada bulan Agustus 2011. Dia berkonsultasi dengan seorang dokter yang mengatakan dia ada batu empedu. Beberapa bayangan kelihatan di hatinya. Dokter  terus menyarankan ayah saya buat CT scan. Hasil CT scan menunjukkan kanker hati  Stadium 2. Dokter menyarankan kemoterapi. Kami mengatakan kepada dokter bahawa kami mau pulang dulu dan berkonsultasi dengan semua ahli keluarga. Setelah itu kami pergi cari pendapat kedua dari seorang spesialis hati.

Pendapat Kedua – Spesialis Hati

Putri: Spesialis hati mempelajari CT scan. Dia juga menyarankan kemoterapi. Kali ini saya menemani ayah saya berkonsultasi dengan spesialis karena saya tidak mau dia buat kemoterapi. Saya mengatakan kepada dokter, “Kami enggak kemoterapi.” Apabila dokter melihat ayah saya, dia menggalakkan ayah masuk rumah sakit. Dia berkata, “Paman bisa segera masuk hospital dan besok mulai kemo.”

Saya tidak senang. Dokter pertama yang kami berkonsultasi kata bahwa ayahku harus menghentikan semua obat jantung sebelum menjalani kemoterapi. Ayahku mejalani by-pass jantung sebelum ini. Tapi spesialis hati ini tidak mempertimbangkan keadaan jantung ayah langsung. Dia mau ayah saya buat kemo cepat-cepat. Tapi saya menolak.

Oke, Anda menolak kemo. Apa kata dokter? P: Saya bertengkar dengan dia. Kemudian saya meminta dokter itu melakukan CT scan sekali lagi untuk ayahku. Jadi, scan kedua dilakukan.

Apakah kau tanya spesialis hati jika kemoterapi dapat menyembuhkan kanker hati ayahmu? P: Tidak bisa. Saya tanya, “Dokter, kamu ingin ayah saya buat kemoterapi.  Bisakah kamu sembuhkan ayah saya?” Dokter tidak bisa memberikan jawaban. Dia hanya diam – tidak ada jawaban. Lalu dia berkata. “Itu semua tergantung pada pasien sendiri.”

Apa? Sekarang tergantung pada pasien? P: Aku bertanya dokter lebih lanjut – “Kau berikan ayahku kemo, apa yang bisa terjadi padanya setelah itu.”  Dia menjawab, “Hati bisa menjadi keras, pasien menjadi kuning (jaundice). Dan matanya bisa menjadi kuning.” Aku kata, “Oke dokter, sekarang ayah saya tidak ada  sakit, bisa makan, bisa tidur, bisa berjalan dan boleh buang air besar. Setelah kemo, kesehatannya terancam dan dia mungkin tidak mampu melakukan semua ini – apakah tujuan semua ini?

Apa yang dia katakan kepada itu? P: Spesialis hati berkata, “Aku telah mencari onkologi terbaik untuk melakukan kemoterapi untuk ayahmu, kamu tau kah tidak? Saya sudah membuat pengaturan yang diperlukan untuk ayah mu buat kemo besok. Sekarang kamu bilang kau tidak ingin melakukannya.” Tapi aku berkata, “Pada mula lagi, kita tidak pernah bersetuju untuk menjalani kemoterapi. ”

Tapi dia bilang, tidak bisa sembuh dan pasien menjadi kuning – mengapa nak buat kemo lagi? P: Akhirnya saya berterus terang dengan dokter, “Ayah saya tidak ingin melakukan kemo.” Ibuku juga mengatakan, “Pasien menolak kemoterapi.”

Bagaimanakah reaksi nya terhadap katamu itu? P: Dokter jawab, “Oke, jika pasien tidak mau kemo, tidak ada apa yang boleh dibuat.”

Apakah kamu tanya harga kemo yang kamu akan biaya? P: Tidak, kami tidak bincang itu. Dia tidak beritahu kami harga dan juga berapa banyak siklus kemoterapi yang akan diberi.

Penolog Spesialis Hati: Pasien datang sehat-sehat, mereka balik kuning! Mengapa tidak coba obat oral kanker hati berharga RM20.000 sebulan?

Putri: Laporan CT scan kedua sudah siap setelah dua minggu. Saya minta untuk satu salinan laporan untuk kamu (CA Care). Aku pergi ke rumah sakit dan bertemu dengan penolong spesialis hati itu. Ia juga seorang dokter medis – orangnya baik. Saya bertanya kepadanya, “Dari pengalaman kamu memberikan kemoterapi kepada begitu banyak pasien, berapa banyak kah yang benar-benar sembuh? Dokter ini menjawab, “Kebetulannya, pasien datang kelihatan sehat, tetapi mereka jadi kuning setelah kemoterapi.” Ini adalah apa yang dikatakan oleh penolong spesialiis. Dia berkata, “Jika kamu enggak kemo, kenapa tidak minum obat oral sebagai gantinya? “Biaya obat RM 20.000 se bulan. Aku kata kepada dokter, “Tapi Doc., obat ini ada begitu banyak efek samping yang sangat berat.” (Bacalah ini http://cancercaremalaysia.com/2011/02/14/liver-cancer-benefit-and-side-effects-of-nexavar/)

Suami Teman Saya Mengambil Obat Oral untuk Kanker Hati, Dia muntah darah dan Meninggal Dalam Dua Minggu

Putri: Dokter menjawab, “Tidak, tidak ada efek samping yang serius – kamu hanya merasa gatal dan ada kemerahan di telapak tangan.” Saya mengatakan kepada dokter, “Suami teman saya menderita kanker hati. Dia mengambil obat oral yang harganya RM 200.000 se bulan. Dia muntah darah dan dalam waktu dua minggu sudah mati.” Dokter diam saja. Dia tetap tenang dan senyum. Dia bertanya, “Jika kamu enggak kemoterapi bagi ayah mu, apa yang kamu mau buat?” Saya jawab, “Ayah saya akan mengambil herbal.”

Apa tanggapannya? P: Dia berkata, “Silakan mencobanya.”

Dia tidak marah kamu? P: Tidak, ia tidak marah.

Apakah kamu tahu nama obat oral itu? Nexavar? P: Aku tidak ambil perhatian. Saya hanya tahu bahwa obat itu boleh merosakkan hati dan ginjal. Saya baca ini di kotak obat.

Mereka Hanya Mau Kamu Buat Kemo – Itulah kebenaran nya

P: Sayangnya, itu lah cara nya dengan dokter-dokter hari ini. Mereka hanya mau pasien buat kemoterapi. Setelah kemo disuntuk ke dalam diri kamu, racun sudah di dalam tubuh – jika kamu mati,  kamu yang mati. Itu masalah kamu.

Istri: Dokter mengatakan kepada kami, suami saya masih kuat. Dia mampu menerima kemo – ia boleh tahan kemo. P: Tidak, tidak, saya rasa dia akan mati.

Ini lah keadaan dunia kita sekarang. Kamu mesti jaga diri sendiri. Kamulah yang bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan sendiri. Jika tidak, mungkin seperti  “melompat ke dalam laut.”

Bacalah cerita yang berkaitan: Teman Saya Meninggal Setelah Kemo untuk Kanker Hatinya

Mengapa Pasien Menolak Menjalani Kemoterapi, Bagian 10: Enggak Kemo untuk Kanker Payudara Ibuku – Bijaksana Seorong Putra

Pasien seorang perempuan 55 tahun. Dia memiliki benjolan di payudara kanannya dan menjalani lumpectomy pada Juni 2011. Malangnya lumpectomy itu tidak dilakukan dengan sempurna. Margin resect tidak bersih. Pasien harus menjalani operasi lagi dan kali ini seluruh payudara harus dikeluarkan. Laporan histopatologi menyatakan karsinoma duktal infiltrasi, kelas 2 dengan DCIS kelas tinggi (lebih dari 25%) bersama 1/9 kelenjar getah bening ada metastasis. Tumornya: ER +, PR + dan C-ERB-B2: 2 +.

Setelah operasi, pasien disarankan kemoterapi dan radioterapi. Anak laki-laki memujuk ibu supaya enggak perawatan medis lebih lanjut. Pasien berjumpa kami dan diresepkan Kapsul A, Breast M dan C-Tea.

Pada tanggal 18 Oktober 2011, saya berkesempatan berbicara dengan pasien dan putranya.

 

 

Kamu disarankan kemoterapi? Pasien: Ya, tapi aku tidak ingin melakukannya.

Mengapa? P: (Melihat ke arah putranya) Dia tidak ingin aku melakukannya.

Ha, ha, anak kamu enggak melakukannya, bukan kau tidak ingin melakukannya.

Apakah  umurmu sekarang? P: Lima puluh lima tahun.

Anak: Saya tidak yakin dengan apa yang mereka lakukan pada ibuku. Dia pergi untuk suatu operasi dan setelah itu dokter menyarankan kemo. Sebelum operasi, saya tanya dokter, “Kenapa ibu saya menderita kanker payudara?” Jawab dokter, “Tak ada sebab. Jika itu terjadi, itu terjadi .”

Saya tidak berpikir ini adalah jawaban yang berlogik karena penyakit apapun harus ada penyebab. Dokter ini adalah seorang pakar – begitu terkenal namun itulah jawaban yang berikan padaku – jika kanker mau menyerang kau, ia menyerang kau.

Bagaimanapun,  setelah mastektomi, ibu saya dirujuk ke alhi onkologi. Dia disarankan menjalani enam kali kemoterapi danlimabelas sesi radioterapi. Dokter berkata, “Kau pergi dan melakukan ini dahulu. Kemudian saya akan beritahu kamu apa yang harus dilakukan kemudian. ”

Saya bertanya kepada dokter itu, “Ibu saya baru saja dioperasi. Bolehkah dokter beri konfirmasi jika masih ada sel-sel kanker dalam dirinya?” Jawabannya, “Tidak perlu bertanya. Kau harus pergi melakukan perawatan ini dahulu.” Saya bertanya kembali, “Jika tidak ada sel kanker lagi dalam dirinya, mengapa harus ibuku melakukan kemoterapi?” Jawab dokter,” Pasien di luar negeri melakukan perawatan. Kita harus mengikuti apa yang mereka lakukan. Jadi ibu kamu harus melakukan perawatan yang sama.” (Anak menggelengkan kepala). Saya tidak pikir kita harus ikuti saja apa yang dilakukan oleh orang lain. Ini tidak logis. Sebagai dokter, mereka tidak harus mengatakan itu –  apa orang lain buat, kita juga harus mengikuti. Sebenarnya, kita semua berbeda-beda.

Aku lagi bertanya dokter, “Jika dia melakukan kemo tiga siklus saja dan dia sudah sembuh – haruskah kita teruskan kemoterapi tiga kali lagi?” Jawabnya, “Tidak, tidak. Dia harus menyelesaikan keenam-enam siklus. Kita harus ikuti protokol. ”

Menurut pikiran saya, ini tidak betul. Saya lagi bertanya dokter, “Setelah kemoterapi dan radiasi, apakah kita masih harus melakukan perawatan lain.” Dokter menjawab, “Ya, ya, tapi kita jangan membahas langkah yang belum datang lagi.” Aku balas dokter, “Apakah dia perlu terus menerima pengobatan, satu demi satu sampai dia hampir masuk keranda sebelum pengobatan berakhir? ”

Dengan jawaban seperti itu, aku berkata kepada ibuku cara media tampaknya tidak betul.

Teman Saya Meninggal Setelah Kemo untuk Kanker Hatinya

Aku punya teman – rakan bisnis saya. Dia sakit perut. Pemeriksaan menunjukkan tumor hati. Dokter sarankan operasi untuk mengeluarkan tumour. Dia mencari pendapat kedua.  Dokter kedua mengatakan operasi  ada sangat banyak risiko. Dia mungkin mati. Dia tidak harus beroperasi. Teman aku mencari pendapat dokter ketiga. Dokter ini mengatakan dia harus menjalani kemoterapi. Teman saya bertanya dokter ini, “Tetapi dokter kau hanya lihat scan. Kamu tidak buat biopsy. ” Dokter jawab, “Jika saya buat biopsi, aku mungkin memecahkah kapsul hati.”

Akhirnya keluarga teman saya buat keputusan untuk menjalani kemoterapi. Tapi tidak faham tentang kemoterapi langsung. Setelah kemo, perut teman saya mengembung. Dia tidak bisa makan atau minum. Dia meninggal setelah beberapa bulan.

Saya melihat dengan mata saya sendiri apa yang terjadi pada teman saya. Jadi aku berkata kepada ibuku, “Kau tidak tahu apa itu kemo dan kamu tidak tahu tentang efek sampingnya yang dokter memberitahu kami. Mari kita cari jalan lain. “

Kemoterapi dan Radiasi Tidak Mungkin Menyembuhkan

Mereka meminta kamu pergi buat kemoterapi dan radiasi – apakah kamu tanya samada ini akan menyembuhkan ibumu? Anak: Tidak akan menyembuhkan. Mereka mengatakan kanker boleh kembuh kembali. Mereka tidak bisa menjamin apa pun.

Ya, benar – tidak ada seorang pun yang bisa memberikan jaminan apa pun. Tapi aku agak bingung. Hanya karena orang di dunia Barat lakukan ini, kita juga harus mengikuti – kita harus buat yang sama.

Pasien Menghargai Pendapat Dokter Lebih Dari Pendapat Anak Mereka

Ayah dan ibuku tidak berpelajaran tinggi. Mereka hanya bergantung pada dokter untuk memberitahu mereka apa yang harus dilakukan. Sebagai anak mereka, mereka tidak mau dengar pendapat saya. Mereka lebih percayakan dokter.Adaperkara yang saya mengerti, tapi orang tua tidak mengerti walaupun saya beritahu mereka. Kadang-kadang kerabat datang – mereka juga memberikan pendapat mereka. Ini lagi mempersulitkan. Paman, bibi, tetangga datang dan meyebabkan lebih masalah kepada kami. Sampai sekarang, masih ada orang datang dan meminta saya hantarkan ibuku untuk dikemo. Mereka mengatakan bahwa orang ini atau orang itu telah sembuh sesudah dikemoterapi. Tapi kita semua tidaklah sama.

Saya telah membaca – ada orang yang meninggal setelah kemoterapi dan ada orang-orang yang sembuh dengan kemoterapi. Saya telah membaca semua ini dan memberitahu orang tua saya tentang ini. Mereka menjawab, “Mengapa pergi dan membaca semua ini.” Mereka sendiri tidak ada yakin.

Oh, mereka sendiri tidak ingin belajar? Mereka hanya mau dengar “hal baik” dan hanya pikir mereka bisa menang? Anak: Karena mereka hanya percaya apa yang dokter katakan pada mereka. Sebenarnya ramai orang tua adalah seperti ini.

Semua Ini adalah Tentang Uang Saja

Aku telah periksa semua informasi yang saya temui, apakah informasi itu benar atau salah. Itu semua karena uang. Seperti dalam kasus teman saya, itu semua tentang uang ketika mereka membincang kasusnya.

Website CA Care

Anda mengunjungi website kami dan menyaksikan video pasien menceritakan kisah mereka di Youtube. Bolehkah saya tanya kamu satu soalan – apakah kamu percaya apa yang mereka katakan? Anak: Aku tidak waham – informasi di sana lebih baik dari apa yang diberikan dokter. Ini adalah kisah benar orang-orang. Ya, saya juga ingin mengetahui apakah informasi tersebut benar atau salah. Saya tidak persoal apa yang dikatakan itu.

Biarkan aku mau tanya kamu – berapa yakinkah kamu bahwa video-video itu bukan yang palsu – cerita palsu dengan pelakun menyamar sebagai pasien? Seorang telah menulis e-mail kepada saya. Dia tanya berapa banyak saya bayar setiap pasien untuk berbicara atau bertindak seperti itu? Anak: Itu tidak terlintas pikiran saya sama sekali. Tidak, tidak, saya tidak ada perasaan seperti itu sama sekali. Dokter juga mengatakan yang sama – tidak ada jaminan tentang apa pun. Kamu buat kemo atau apa pun – tidak ada jaminan tapi uang harus datang lebih dahulu. Tapi tentang efek samping – itu bukan tanggung jawab mereka.

Nasihat Kepada Pasien

(Beralih ke pasien) Apakah hati mu berkata Bibi? P: Saya tidak pernah berpikir tentang ini sama sekali.

Teman atau kerabat mungkin meminta kamu buat kemo – apakah kamu bingung? P: Tidak (menggelengkan kepala).

Tidak seorang yang bisa membantu kamu kecuali kamu sendiri. Tolong jaga diri sendiri. Ini adalah penyakit kamu. Kami hanya dapat membimbing kamu setakat apa yang boleh dilakukan tetapi kamu harus bertanggung jawab bagi diri sendiri. Apa yang saya katakan mungkin berbeda dari apa yang dokter mu memberitahu kamu. Terserahlah kepada kamu untuk percaya atau tidak. Saya menyarankan kamu untuk menjaga diet kamu. Mereka kata kamu bisa makan apapun yang kamu suka. Selain itu saya menyarankan kamu berolahraga, mengambil herbal dan bahagia – jangan berpikir begitu banyak.

 

Kanker Payudara: Herbal dan e-Terapi Pulihkan Kesejahteraan Nya Setelah 106 kali Perawatan Radiasi Bagian 7: Perjalanan Saya Yang Kurang Pengetahuan

Penghargaan: Izin untuk menggunakan video ini tanpa harus menyembunyikan identitas dirinya diberikan oleh pasien.

Ini adalah kisah pahit-manis Le, seorang perempuan 37 tahun dariIndonesia. Dia datang mengunjungi kami pada tanggal 14 Oktober 2011 setelah didiagnosis dengan kanker payudara yang mungkin telah menyebar ke paru-parunya. Dia datang dengan keluhan sakit nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di sendi-sendi. Dia tidak bisa menekuk jari-jarinya. Dia tidak bisa tidur nyenyak dan batuk.

1. Saya menemukan benjolan kecil di payudara saya pada tahun 2003. Saya mengabaikannya. Pada tahun 2009, benjolan bertambah besar dan saya saya boleh merasa itu waktu terbaring. Saya jumpa seorang dokter yang meyarankan saya buat biopsi. Saya menolak. Saya enggak kemoterapi atau radiasi.

2. Mengapa Anda pergi jumpa dokter itu? Le: Hanya untuk tau adakah benjolan itu kanker atau tidak!

3. Dokter memastikan itu kanker. Saya menolak perawatan medis dan memilih terapi alternatif dan minum suplemen gantinya.

4. Saya minum “sesuatu.” Saya tidak tau apa ramuan itu. Ini berharga enam juta rupiah per bulan. Tumor tumbuh lebih besar.

5. Setelah minum ramuan itu, tumor bertambah lebih besar – tidakkah Anda menyadari bahwa Anda telah ikuti jalan yang salah? Le: Tidak, saya tidak pernah memikirkan itu!

6. Saya tidak tahu harus ke mana lagi. Saya membeli semua jenis produk untuk mencuba. Salah satu suplemen yang saya minum selama satu tahun, berharga 700,00 rupiah se hari – setiap meneguk suplemen ini biaya 700.000 rupiah.

7.Tumor tumbuh bertambah besar, dan akhirnya pecah.

8. Saya tidak punya pilihan lagi.  Saya pun setuju buat radioterapi.

9. Setelah radiasi, tumor mengecil. Tapi empat bulan kemudian tumor yang lain muncul di tulang selangka. Ia bermula sebagai benjolan kecil dan kian membesar sampai jadi benjolan yang sangat besar di leher saya.

10. Mengapa Anda tunggu sampai bejolan tumbuh begitu besar sebelum pergi radiasi sekali lagi? Le: Saya berharap benjolan akan mengecil jika saya minum suplemen.

11. Benjolan bertambah besar semasa Anda minum suplemen. Apa sebab Anda terus makan suplemen itu? Le: Saya terus minum suplemen itu dan tunggu tetapi benjolan kian membesar.

12. Jadi saya pergi  menjalani  lebih radiasi (totalnya saya diberi 106 perawatan radiasi). Kemudian mereka meradiasikan indung telur saya enam kali.

13. Sebelum semua perawatan radiasi saya selesai, satu lagi benjolan muncul di perut saya.

14. Waktu menjalani radioterapi, saya minum tamoxifen. Sepuluh hari setelah tamoxifen pergelangan tangan saya membengkak dan saya tidak bisa menekuk jari saya. Setelah satu bulan minum tamoxifen, saya tidak bisa berjalan.

15. Saya terpaksa guna kerusi roda dan suami saya medukung saya.

16. Teman baik saya dariMakassarmenelefon. Dia bilang tubuh saya tidak bisa tahan lebih radiasi lagi. Saya harus berhenti rawatan radiasi. Tapi di mana saya harus pergi? Saya telah mencoba semua alternatif dan gagal. Teman saya kata kepada saya, “Pergilah ke Chris Teo. Anda dapat mencarinya di internet. ”

17. Saya tanya Anda soalan ini – jika Anda di beri peluang memulai dari awal lagi, dari 2009 ketika Anda terasa benjolan di payudara mu – apa yang akan Anda lakukan? Le: Saya akan datang berjumpa kamu (CA Care). Saya tidak ingin perawatan medis.

18. Bila Anda jumpa benjolan kecil itu, Anda pergi jumpa dokter, tapi mengapa Anda tidak mau di menolong kamu? Le: Saya pergi jumpa seorang “sinseh”. Dia kata bahwa saya  menderita penyakit akibat dosa. Sinseh”apa itu?

19. Saya ingin tau ini, tau kah Anda bahwa jika Anda ada benjolan kanker di payudara mu, pilihan terbaik adalah untuk bejolan itu diambil oleh dokter? Le: Jika saya bertemu dokter kamu  waktu itu, kemungkinan besar saya akan ikut saran kamu dan keluarkan benjolan itu. Karena setelah itu saya dapat minum herbal, oke – itu, saya bersetuju. Tapi saya enggak kemoterapi atau radioterapi setelah operasi. Sayangnya, saya tidak kenal kamu pada masa awal itu.

Dengan kesedihan kami diberitahu bahwa Le harus diopname setelah dia kembali ke Surabaya karena kanker sudah menyebar ke hatinya. Dia meninggal pada 6 Januari 2012.

Baca cerita Le yang lengkap:

Bagian 1: Kesejahteraan  Pulih Setelah Dua Hari Minum Herbal dan e-Terapi

Bagian 2: Terapi Alternatif – Pengobatan Suplemen Dua puluh-Satu-Juta-Rupiah Se Bulan

Bagian 3: Mengapa Saya Menolak Kemoterapi / Pengobatan Medis

Bagian 4: Radiasi Membantu Tapi Tidak Menyembuhkan, Tamoxifen Bawa Bencana.

Bagian 5: Mimpi Saya dan Pengalaman Dekat Maut

Bagian 6: Penyembuhan Empat Hari Saya Setelah Perawatan di CA Care

Bagian 7: Perjalanan Saya Yang Kurang Pengetahuan

Kanker Payudara: Herbal dan e-Terapi Pulihkan Kesejahteraan Nya Setelah 106 kali Perawatan Radiasi Bagian 6: Penyembuhan Empat Hari Saya Setelah Perawatan di CA Care

Penghargaan: Izin untuk menggunakan video ini tanpa harus menyembunyikan identitas dirinya diberikan oleh pasien.

Ini adalah kisah pahit-manis Le, seorang perempuan 37 tahun dariIndonesia. Dia datang mengunjungi kami pada tanggal 14 Oktober 2011 setelah didiagnosis dengan kanker payudara yang mungkin telah menyebar ke paru-parunya. Dia datang dengan keluhan sakit nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di sendi-sendi. Dia tidak bisa menekuk jari-jarinya. Dia tidak bisa tidur nyenyak dan batuk.

Setelah empat hari di sini, bagaimana Anda rasa sekarang? Le: Sehat. Saya rasa lebih baik.

Bila Anda datang pada Jumat lalu (empat hari lalu), dibandingkan dengan hari ini, adakah Anda rasa lebih baik? Le: Ya. Saya bisa berjalan lebih cepat sekarang. Saya lebih banyak bertenaga. Seperti  sebelum saya menderita kanker. Waktu saya datang ke sini saya lelah dan lesu. Tapi kemarin saya bisa berjalan kaki dari apartmen ke pasar. Suami saya mengambil jalan salah waktu kami ke pasar. Kami berjalan ke sinisana, merata-rata. Tapi saaya baik-baik saja. Saya tidak punya masalah berjalan. Dan saya juga berjalan cepat. Sebelum ini, saya menyeret kakiku ketika berjalan dan saya membongkok.

Bagaimana dengan tidur Anda? Sebelum saya datang ke sini, saya bangun lima kali semalam untuk buang air kecil. Saya terbatuk-batuk. Jadi tidur saya tidak nyenyak dan terganggu. Saya sering mimpi orang-orang yang saya cintai yang telah meninggal. Mereka datang untuk mengundang saya “pulang”. Setelah saya mengambil ramuan herbal dan menjalani e-Terapi,  saya bisa tidur nyenyak. Aku tidak punya mimpi lagi.

Dalam hal gerakan tubuh, adakah Anda lebih tangkas? Saya sedar pada hari pertama Anda di sini, anda sulit bergerak tangan, dll Le: Saya sudah seperti normal sekarang. Saya boleh buat semua ini  (menunjukkan semua tindakan):

1. Angkat lengan saya tinggi dan lurus ke atas.

2. Meletakkan tangan saya di belakang kepala saya dan boleh ikat rambutku. Sebelum ini rambut saya panjang. Putriku ikat rambut saya.

3. Saya bisa memegang sapu dan menyapu lantai. Saya bisa mengayunkan lengan saya.

4. Saya bisa membuat tempat tidur, angkat dan lipat selimut.

5. Saya bisa membongkok dan telapak tanganku sentuh ke lantai.

6. Saya bisa menekuk pergelangan tangan saya.

7. Saya bisa melepaskan butang, mengeluarkan pakaian dan memakai bra dengan sendiri.

8. Saya dapat melipat kaki saya dan memotong kuku.

9. Aku bisa merangkak ke tempat tidur.

10. Aku bisa melipat tangan dan menggunakan jari kelingking saya untuk membersihkan telinga saya.

11. Saya bisa bertepuk tangan – tidak ada rasa sakit.

12. Saya bisa gunakan tangan menampar nyamuk – tidak ada rasa sakit. Sebelum ini, sangat sakit untuk menyentuh kulit.

13. Saya bisa menjentikkan jari dan membuat bunyi klik.

14. Saya dapat memegang benda dan menekuk jari saya.

15. Ketika saya menyedut nafas panjang, dada saya tidak sesak lagi.

16. Pagi ini saya berjalan lebih cepat daripada suami saya.

Sekarang nampaknya gerakan dan kualitas hidup Anda sudah kembali seperti biasa. Adakah Anda rasa bahagia? Le: Ya. Memang inilah saya harapankan. Ketika  saya tak mampu berjalan saya beritahu pendeta saya bahwa saya ingin mati. Saya telah kehilangan semua harapan. Ini karena:

• Gerakan begitu sulit.
• Saya tidak bisa menggaruk punggung saya ketika gatal. Suami saya membantu saya mengaruk.
• Saya tidak bisa tombol celana saya – suami saya harus buat ini untuk saya.

Sekarang lihatlah. Saya bisa memutar tubuh saya ke kanan dan ke kiri tanpa rasa sakit. Saya bisa berdiri atas satu kaki dan saya bisa makan nasi dengan tangan.

Sekarang Anda masih mau mati? Le: Tidak, tidak lagi.

Saya benar-benar tidak tahu mengapa says melakukan apa yang saya lakukan pada hari Jumat itu (empat hari yang lalu). Biasanya saya hanya akan meminta pasien minum herbal dahulu untuk beberapa minggu sebelum disarankan e-Terapi. Namun, malam itu saya rasa kamu mengalami banyak kesulitan, maka kami buat keputusan memulakan e-Terapi dengan segera. Mungkin itu Tuhan yang membantu kamu!

Oke, empat hari menjalani terapi CA Care. Apakah kamu rasa baik? Le: Baik sekali.

Apakah kamy yakin sekarang? Le:  Yakin sekali. Ketika saya datang ke sini, saya tahu bahwa ini adalah jawaban Tuhan atas doa saya.

Apabila Anda pulang ke Surabaya, teruskan minum herbal seperti yang diajar. Anda harus jaga diet Anda seperti yang telah diajarkan. Berolehraga. Jangan berpikir terlalu banyak – rileks dan santai. Jangan terlalu banyak stres sendiri. Yang penting,  coba hidup normal. Le: Penampilan wajah saya kelihatan bagus sekarang. Lebih “berseri”.

Oke, saya sangat senang dan berhati-hati bila Anda pulang. Ingat apa yang kami telah katakan. Jangan lakukan apa yang salah. Dan penting sekali, ingatlah bahwa penyembuhan mengambil masa. Bersabarlah.

Baca cerita Le yang lengkap:

Bagian 1: Kesejahteraan  Pulih Setelah Dua Hari Minum Herbal dan e-Terapi

Bagian 2: Terapi Alternatif – Pengobatan Suplemen Dua puluh-Satu-Juta-Rupiah Se Bulan

Bagian 3: Mengapa Saya Menolak Kemoterapi / Pengobatan Medis

Bagian 4: Radiasi Membantu Tapi Tidak Menyembuhkan, Tamoxifen Bawa Bencana.

Bagian 5: Mimpi Saya dan Pengalaman Dekat Maut

Bagian 6: Penyembuhan Empat Hari Saya Setelah Perawatan di CA Care

Bagian 7: Perjalanan Saya Yang Kurang Pengetahuan

Kanker Payudara: Herbal dan e-Terapi Pulihkan Kesejahteraan Nya Setelah 106 kali Perawatan Radiasi Bagian 5: Mimpi Saya dan Pengalaman Dekat Maut

Penghargaan: Izin untuk menggunakan video ini tanpa harus menyembunyikan identitas dirinya diberikan oleh pasien.

Ini adalah kisah pahit-manis Le, seorang perempuan 37 tahun dariIndonesia. Dia datang mengunjungi kami pada tanggal 14 Oktober 2011 setelah didiagnosis dengan kanker payudara yang mungkin telah menyebar ke paru-parunya. Dia datang dengan keluhan sakit nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di sendi-sendi. Dia tidak bisa menekuk jari-jarinya. Dia tidak bisa tidur nyenyak dan batuk.

Mimpi  Ku

Sebelum saya datang ke sini, saya selalu mimpi-mimpi waktu saya tidur. Tidur saya tidak nyenyak dan terganggu.

Apakah yang Anda mimpi? Le: Kerabat saya dan orang yang dicintai yang telah meninggal mengunjungi saya. Mereka memberitahu saya mereka telah membina sebuah rumah bagi saya disana dan menjemput saya “pulang” bersama mereka.

Apakah itu benar? Le: Ya. Menurut kepercayaan orang orang tua, saya harus meletakkan bunga di persimpangan jalan untuk menenangkan roh-roh itu supaya mereka tidak kembali lagi.  Jadi, saya buat demikian.

Anda bermimpi orang yang dicintai meminta kau “pulang” bersama mereka? Le: Ya. Tapi saya mengatakan kepada mereka saya enggak pergi. Kami ada kenduri makan bersama-sama tapi saya mengatakan kepada mereka saya enggak tinggal disana. Dalam satu mimpi, saya dan suami saya mengunjungi “Taman Eden.” Suami saya membawa koper besar berisi semua pakaian saya.

Oh, nampaknya waktu Anda belum tiba! Setelah Anda datang ke sini,  Anda minum herbal dan menjalani e-Terapi selama empat hari. Adakah kamu masih bermimpi? Le: Saya bisa tidur dengan bai-baik dan nyenyak. Saya tidak bermimpi lagi.

Pengalaman Dekat Maut 

Satu malam pada bulan Maret 2010, saat saya hendak cuci luka payudara, tiba-tiba darah “menyembur” keluar dengan pantasnya dari luka – satu lubang di atas payudara saya dan yang satu lagi di bawah nya. Darah muncerat keluar agak cepat. Saya menggunakan delapan (8) handuk untuk menyerap darah tersebut. Saya coba guna es untuk “menyejukkan” dan menghentikan perdarahan tapi tidak berhasil. Anak saya suruh saya tekan luka saya – jangan buat apa-apa lagi. Saya ikut nasihatnya dan perdarahan berhenti. Telingaku “mendesis” dan penglihatan saya menjadi kabur dan semakin hilang. Saya  mulai melayang pergi – jauh, jauh.

Seperti  Anda melalui terowongan? Le: Ya, ya. Saya  berada di sebuah kendaraan tapi tidak ada pemandu. Saya bersendirian dalam kendaraan itu.  Kenderaan itu bergerak melewati awan dan saya melayang di sekitar antara awan.  Semuanya putih. Saya tidak merasa sakit atau apapun. Hanya  adanya kekosongan mutlak – kosong mutlak tanpa perasaan.

Kapan atau bagaimana Anda kembali? Orang-orang di sekitar saya menyanyi pujian. Kemudian putri saya menarik lengan saya dan berkata, “Mama, tolong jangan tinggalkan saya.”  Saya bangun. Ketika aku sedar kembali, saya rasa pening. Kelihatan saya kabur dan saya lihat banyak bayangan yang bertindih-tindih.

Baca cerita Le yang lengkap:

Bagian 1: Kesejahteraan  Pulih Setelah Dua Hari Minum Herbal dan e-Terapi

Bagian 2: Terapi Alternatif – Pengobatan Suplemen Dua puluh-Satu-Juta-Rupiah Se Bulan

Bagian 3: Mengapa Saya Menolak Kemoterapi / Pengobatan Medis

Bagian 4: Radiasi Membantu Tapi Tidak Menyembuhkan, Tamoxifen Bawa Bencana.

Bagian 5: Mimpi Saya dan Pengalaman Dekat Maut

Bagian 6: Penyembuhan Empat Hari Saya Setelah Perawatan di CA Care

Bagian 7: Perjalanan Saya Yang Kurang Pengetahuan

Kanker Payudara: Herbal dan e-Terapi Pulihkan Kesejahteraan Nya Setelah 106 kali Perawatan Radiasi Bagian 4: Radiasi Membantu Tapi Tidak Menyembuhkan, Tamoxifen Bawa Bencana

Penghargaan: Izin untuk menggunakan video ini tanpa harus menyembunyikan identitas dirinya diberikan oleh pasien.

Ini adalah kisah pahit-manis Le, seorang perempuan 37 tahun dari Indonesia. Dia datang mengunjungi kami pada tanggal 14 Oktober 2011 setelah didiagnosis dengan kanker payudara yang mungkin telah menyebar ke paru-parunya. Dia datang dengan keluhan sakit nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di sendi-sendi. Dia tidak bisa menekuk jari-jarinya. Dia tidak bisa tidur nyenyak dan batuk.

Anda menjalani radioterapi – berapa kali Anda diradiasi? Le: Seratus enam kali.

Pastikah Anda? Apakah itu betul? Le: Tentu, benar. Saya diberi 25 rawatan radiasi pada payudara kiri saya (a). Selepas itu 25 kali di bawah tulang selangka saya (b). Benjolan lain muncul di payudara kanan saya dan saya lagi diberi 25 rawatan radiasi di payudara kanan saya (c). Kemudian indung telur saya diradiasi – jumlah enam kali. Kanker menyebar sekali lagi ke payudara kiri saya dan saya lagi diberi 25 kali radiasi (d). Sebenarnya saya baru saja menyelesaikan radiasi yang ke-106 beberapa hari yang lalu. dan saya datang ke sini.

Anda diberi satu radiasi sehari, jadi ini bererti Anda telah pergi ke rumah sakit sekurangny 106 kali? Le: Ya.

Adakah Anda lagi mau lebih radiasi? Le: Oh tidak. Saya tidak mau lagi. Itulah sebabnya saya datang ke sini. Setiap kali saya pergi untuk rawatan radiasi, saya berdoa, “O Tuhan, tolong bantulah saya supaya perawatan radiasi ini dihentikan”.

Waktu manjalani radiasi, Anda disarankan minum Tamoxifen? Le: Ya, sebelum mereka memancarkan payudara kanan saya. Suami: Sekitar tiga bulan lalu, pada bulan Agustus 2011.

Jadi pada bulan Agustus 2011, Anda mulai minum tamoxifen dan pada masa yang sama menjalani rawatan radiasi? Le: Ya.  Sepuluh hari setelah mulai minum tamoxifen pergelangan tangan kiri saya membengkak – bengkaknya lembut, tidak keras. Kemudian pergelangan tangan sebelah kanan saya turut membengkak – lebih besar daripada pergelangan tangan kiri saya. Aku rasa sakit bila menekuk pergelangan tangan saya.

Adakah Anda tanya dokter mengapa pergelangan tangan bengkak? Le: Dokter kata kanker telah merebak ke pergelangan tanganku. Suami: Tidak, dokter mengatakan kanker telah merebak ke semua tulang-tulangnya.

Dan kamu masih terus minum tamoxifen itu? Le: Ya. Dalam satu bulan yang sama itu,  saya hilang kekuatan saya. Suami: Pembengkakan di pergelangan tangannya sangat “panas”. Le: Setiap sendi di tubuh saya terasa “panas”. Setelah sebulan minum tamoxifen, saya tidak bisa berjalan lagi.

Anda tidak bisa berjalan? Le: Ya, saya tidak bisa berjalan (menunjukkan cacat fisik-nya).

Sebelum Anda minum tamoxifen, Anda bisa berjalan? Le: Bisa, tidak masalah. Saya bisa berolahraga dan mengamal “Thian Kung”. Suami: Setelah minum tamoxifen, dia tidak bisa berjalan.

Lalu apa yang Anda lakukan? Le: Saya minum suplemen dan minum air kelapa. Keadaan saya kian bertambah baik.

Adakah keadaan fizikal mu kembali seperti normal? Le: Tidak. Tidak sampai saya datang ke sini (CA Care, Penang). Setelah saya minum obat herbal  Doktor Teo dan menjalani e-Terapi, sekarang saya bisa berdiri tegak. Sebelum ini saya tidak bisa buat demikian.

Baca cerita Le yang lengkap:

Bagian 1: Kesejahteraan  Pulih Setelah Dua Hari Minum Herbal dan e-Terapi

Bagian 2: Terapi Alternatif – Pengobatan Suplemen Dua puluh-Satu-Juta-Rupiah Se Bulan

Bagian 3: Mengapa Saya Menolak Kemoterapi / Pengobatan Medis

Bagian 4: Radiasi Membantu Tapi Tidak Menyembuhkan, Tamoxifen Bawa Bencana.

Bagian 5: Mimpi Saya dan Pengalaman Dekat Maut

Bagian 6: Penyembuhan Empat Hari Saya Setelah Perawatan di CA Care

Bagian 7: Perjalanan Saya Yang Kurang Pengetahuan

Kanker Payudara: Herbal dan e-Terapi Pulihkan Kesejahteraan Nya Setelah 106 kali Perawatan Radiasi Bagian 3: Mengapa Saya Menolak Kemoterapi / Pengobatan Medis

Penghargaan: Izin untuk menggunakan video ini tanpa harus menyembunyikan identitas dirinya diberikan oleh pasien.

Ini adalah kisah pahit-manis Le, seorang perempuan 37 tahun dari Indonesia. Dia datang mengunjungi kami pada tanggal 14 Oktober 2011 setelah didiagnosis dengan kanker payudara yang mungkin telah menyebar ke paru-parunya. Dia datang dengan keluhan sakit nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di sendi-sendi. Dia tidak bisa menekuk jari-jarinya. Dia tidak bisa tidur nyenyak dan batuk.

1.  Teman saya, berumur 42 tahun, dengan kanker payudara, meninggal setelah kemoterapi

Le: Teman saya juga menderita kanker payudara seperti saya. Dia sudah meninggal dua tahun lalu. Dia pergi ke Singapura untuk cari pengobatan terbaik untuk kanker nya. Ini bermula dengan tumor kecil saja. Tumor itu ambil dan kemudian ia disarankan untuk kemoterapi dan radioterapi. Dia baik-baik sebentar. Kemudian kanker itu menyebar ke tulang-tulangnya. Dia dipasangkan kemo-pot dan terus diberikan lebih kemo. Dia minum “sarang burung” yang terbaik untuk membantunya mengatasi efek samping dari kemoterapi. Setelah kemoterapi ini, bintik-bintik muncul di seluruh kulitnya.

Apakah ini betul? Apakah dia teman Anda? Le: Ya. Bahkan dengan efek seperti itu, dia terus menerima lebih kemo. Ia telah diberikan jumlah 38 siklus kemoterapi. Setelah itu dia kelihatan baik-baik saja, tapi semua kukunya jadi hitam. Kanker terus merebak ke tulang belakang nya dan kemudian menyebar ke otaknya. Ia melanjutkan pengobatan dengan radioterapi dan lebih kemoterapi di Surabaya. Dia meninggal.

Berapa umurnya? Le: Empat puluh dua.

Saya mengerti sepenuhnya, saya mengerti.

2. Empat teman saya sudah meninggal

Le: Empat dari teman saya sudah meninggal karena kanker. Dua orang menderita kanker payudara, satu menderita kanker usus besar dan satu lagi menderita kanker rahim.

Mereka semua kawan Anda? Le: Ya, mereka mati. Mereka semua berusia di bawah 50 tahun. Mereka semua menjalani operasi dan kemoterapi.

Mereka semua meninggal, dan  karena ini  Anda enggak menjalani operasi dan kemo? Kapan ini terjadi – saat Anda menderita kanker? Le: Ketika saya menderita kanker payudara, dan mereka juga menderita kanker mereka.

Oh, pada waktu yang sama. Mereka mengambil jalan yang berbeda dan kamu mengambil jalan yang berbeda? Le: Ya, tepat sekali.

Saya mengerti. Saya sepenuhnya memahami Anda. Itulah alasan mengapa saya tidak ingin mendorong siapa pun yang datang ke sini untuk pergi buat kemoterapi atau radiasi. Apa yang Anda telah ceritakan kepada saya sudah diulang berkali-kali.

3. Paman meninggal setelah menghabiskan 6 Miliar Rupiah

Le: Paman saya menderita kanker paru-paru. Dia pergi ke Singapura untuk perawatan. Dia belanja 6 Miliar rupiah. Dia juga meninggal. Setelah kemo begitu banyak kali, pembuluh darah di lengannya seolah menghilang. Dia tidak menjaga pola makannya. Dia makan apa saja yang ia suka. Pada saat yang sama, saya juga menderita kanker saya. Dia suruh saya makan apa saja yang saya suka, tapi saya enggak dengar nasihatnya itu.

Dan paman Anda meninggal?  Le: Ya, meninggal setelah tiga tahun.

Dan pada saat yang sama, Anda juga menderita kanker. Dan apakah ini sebabnya Anda menolak rawatan medis? Le: Tidak, tidak.Ada perasaan dalam diri saya yang enggak kemo. Orang-orang ini tidak mati karena kanker mereka. Mereka meninggal karena kemo mereka. Hemoglobin mereka, trombosit dan sel darah putih semua turun habis!

Saya paham, saya benar-benar mengerti. Tapi saya ingin nyatakan bahawa kita tidak harus menolak perawatan medis sepenuhnya. Ada masanya kita perlu dokter membantu kita. Kita boleh menggunakan cara medis yang tertentu untuk membantu kita. Dan kita menolak yang berbahaya bagi kita. Ini adalah apa yang saya akan mengatakan kepada pasien.

4. Lihat apa yang terjadi padaku sekarang bila saya percaya dokter!

Le: Saya bersetuju pergi ke dokter untuk memeriksa di mana tumor saya. Tetapi jika mereka meresepkan obat, saya tidak akan menerimanya. Lihat apa yang terjadi padaku – ini lah bukti nya! Kali pertama saya percaya dokter, dan ini lah apa yang terjadi pada diri saya. Jari tidak dapat menekuk. Selepas itu tidak boleh jalan setelah minum Tamoxifen selama sebulan.

Baca cerita Le yang lengkap:

Bagian 1: Kesejahteraan  Pulih Setelah Dua Hari Minum Herbal dan e-Terapi

Bagian 2: Terapi Alternatif – Pengobatan Suplemen Dua puluh-Satu-Juta-Rupiah Se Bulan

Bagian 3: Mengapa Saya Menolak Kemoterapi / Pengobatan Medis

Bagian 4: Radiasi Membantu Tapi Tidak Menyembuhkan, Tamoxifen Bawa Bencana.

Bagian 5: Mimpi Saya dan Pengalaman Dekat Maut

Bagian 6: Penyembuhan Empat Hari Saya Setelah Perawatan di CA Care

Bagian 7: Perjalanan Saya Yang Kurang Pengetahuan

Kanker Payudara: Herbal dan e-Terapi Pulihkan Kesejahteraan Nya Setelah 106 Times of Perawatan Radiasi. Bagian 2: Terapi Alternatif – Pengobatan Suplemen Saya Dua-puluh-Satu-Juta-Rupiah Se Bulan

Penghargaan: Izin untuk menggunakan video ini tanpa harus menyembunyikan identitas dirinya diberikan oleh pasien.

Ini adalah kisah pahit-manis Le, seorang perempuan 37 tahun dariIndonesia. Dia datang mengunjungi kami pada tanggal 14 Oktober 2011 setelah didiagnosis dengan kanker payudara yang mungkin telah menyebar ke paru-parunya. Dia datang dengan keluhan sakit nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di sendi-sendi. Dia tidak bisa menekuk jari-jarinya. Tidur tidak pulas dan ia batuk.

Anda menemukan satu tumor di payudara kamu pada bulan Februari 2009. Apakah Anda pernah merasa benjolan sebelum itu? Le: Saya pergi ke Organisasi Kanker untuk Pap smear pada tahun 2003. Pada masa yang sama mereka juga memeriksa payudara saya dan menyuruh saya datang kembali untuk memeriksa setahun kemudian.

Apa yang mereka katakan tentang payudara Anda? Le:Ada benjolan kecil di payudara saya, tetapi dokter mengatakan itu bukan kanker – hanya sesuatu yang mencurigakan. Saya diminta untuk datang kembali untuk diperiksa semula setelah satu tahun.

Anda tidak kembali melihat mereka lagi? Pada tahun 2004? Pada tahun 2005 dan 2006? Le: Tidak, saya tidak kembali menemui mereka. Selepas itu saya menerima surat dari Organisasi Kanker pada tahun 2007, mengingatkan saya datang untuk memeriksa. Saya juga tidak kembali.

Apa yang Anda lakukan pada tahun 2008? Dan bagaimana dengan 2009? Le: Pada tahun 2008, saya tidak melakukan apa pun. Pada tahun 2009, saya merasa benjolan di payudara kiri saya ketika saya sedang berbaring di tempat tidur. Saya selalu memeriksa payudara saya saat mandi. Saya tidak merasakan benjolan apapun.

Apakah ada retraksi puting? Ada apa lelehan nanah? Sakit? Le: Tidak, tidak apa-apa.

Apa yang Anda lakukan setelah menemukan benjolan ini? Le: Saya pergi berkonsultasi dengan ahli onkologi. Setelah USG dia mengatakan ada 80 persen kemungkinan bahwa benjolan itu adalah kanker. Kemungkinan tumor itu jinak adalah 20 persen. Saya disarankan melakukan biopsi. Saya menolak melakukan apa pun.

Anda diberitahu bahwa benjolan itu adalah kanker dan Anda menolak perawatan medis – apa yang Anda lakukan?
Suami: Dia mulai mengambil vitamin dan suplemen.
Le: Saya mengambil suplemen dan berhenti makan daging tapi saya masih makan ayam organik.

Oh, ayam bukan daging? Benar? Le: (tidak menjawab, diam).

Setelah Anda mengambil suplemen, apakah tumor tidak tumbuh lebih besar dan lebih besar? Suami: Ya, tumor tumbuh sebesar kepalan tanganku.

Bila Anda menemukan benjolan, apa ukurannya? Le: Ukuran ibu jari  saya.

Baik, setelah minum suplemen, dan suplemen dan suplemen … apakah tumor tumbuh lebih besar dan lebih besar? Le: Ya. Tumor tumbuh hingga sebesar telur bebek.

Oh ,kamu ambil suplemen dan tumor tumbuh lebih besar – kau tidak takut? Le: Saya takut. Suami: Takut mati.

Le: Pada bulan November 2009, saya datang keKuala Lumpuruntuk diperiksa. Ahli onkologi mengatakan kepada saya bahwa dia 100 persen yakin bahwa tumor saya itu adalah kanker. Dia menyarankan saya untuk melakukan biopsi dan kemudian menjalani  operasi. Saya menolak dan kembali keSurabaya.

Mengapa Anda datang ke Kuala Lumpur jika Anda tidak mau mengikuti saran dokter? Le: Saya hanya pergi untuk check up saja.

Apa yang ada untuk di check up? Di Surabaya Anda sudah diberitahu benjolan itu mungkin – 80 persen kanker. Dan di Kuala Lumpur Anda diberitahu bahwa kanker itu mungkin 100 persen. Apakah sebab yang datang ke KL? Buang uang? Le: Pada Februay 2011, saya pergi cari dokter alternatif. Suami: Dia juga mengambil kapsul lain di samping suplemen.

Apa praktisi alternatif lakukan? Le: Dia menepuk sekitar payudara saya. Dia juga memberikan saya beberapa ramuan untuk diminum. Saya tidak tahu apa ramuan itu. Setelah satu bulan pengobatannya, tumor tumbuh lebih besar dan akhirnya pecah.

Bila tumor tumbuh semakin besar, apa yang dia katakan? Le: Dia sururh saya pergi ke dokter untuk radiasi. Tapi saya menolak.

Adakah dia beri amaran bahwa tumor mungkin pecah? Le: Ya, dia kata tanpa radiasi tumor bisa pecah. Tapi saya enggak radiasi.

Apa jadi sesudah tumor pecah? Le: Praktisi alternatif menulissurat rujukan untuk pergi ke rumah sakit untuk radioterapi.

Dan Anda masih tidak mahu pergi untuk rawatan radiasi? Le: Kali ini saya setuju dan pergi untuk radiasi.

Biaya Terapi Alternatif

Berapa banyak Anda bayar untuk semua terapi alternative itu? Le: Banyak uang.

Berapa banyak? Le: Saya minum banyak suplemen. Suami: Untuk minum suplemen ini saja biayanya 700.000 rupiah satu botol satu hari. Le: Itu bersamaan RM 250 satu botol satu hari.

Berapa banyak botol yang telah Anda minum? Le: Ratusan. Suami: Dia minum ini selama sekitar enam bulan. Le: Tidak, saya minum selama sekitar satu tahun. Untuk satu bulan suplemen ini saya biaya 21 juta rupiah.

Kamu membayar 21 juta rupiah se bulan untuk suplemen ini dan kamu mengambil ini selama setahun? Le: Ya.

Baca cerita Le yang lengkap:

Bagian 1: Kesejahteraan  Pulih Setelah Dua Hari Minum Herbal dan e-Terapi

Bagian 2: Terapi Alternatif – Pengobatan Suplemen Dua puluh-Satu-Juta-Rupiah Se Bulan

Bagian 3: Mengapa Saya Menolak Kemoterapi / Pengobatan Medis

Bagian 4: Radiasi Membantu Tapi Tidak Menyembuhkan, Tamoxifen Bawa Bencana.

Bagian 5: Mimpi Saya dan Pengalaman Dekat Maut

Bagian 6: Penyembuhan Empat Hari Saya Setelah Perawatan di CA Care

Bagian 7: Perjalanan Saya Yang Kurang Pengetahuan

Kanker Payudara: Herbal dan e-Terapi Pulihkan Kesejahteraan Nya Setelah 106 kali Perawatan Radiasi Bagian 1: Kesejahteraan Nya Pulih Setelah Dua Hari Minum Herbal dan e-Terapi

Penghargaan: Izin untuk menggunakan video ini tanpa harus menyembunyikan identitas dirinya diberikan oleh pasien.

Itu semua mulai dengan benjolan kecil di payudara kiri saya. Saya mengabaikannya. Beberapa tahun kemudian, saya pergi untuk menemui onkologi. Dia meminta saya untuk menjalani biopsi dan kemudian beroperasi. Saya menolak. Saya memilih terapi alternatif. Saya mengambil berbagai jenis suplemen (Lihat Bagian 2: Terapi Alternatif –  Pengobatan Suplemen Saya Dua-puluh-Satu-Juta-Rupiah Per Bulan).

Benjolan bertambah besar dan akhirnya pecah. Waktu itulah saya pergi berjumpa ahli radiologi dan menjalani radioterapi. Perawatan radiasi pertama saya pada bulan November 2009. Saya menerima 25 rawatan radiasi untuk payudara kiri saya. Tumor mengecil dan akhirnya menghilang.

Tiga bulan kemudian, benjolan lain tumbuh tepat di bawah leher saya. Benjolan ini kian membesar. Saya lagi menerima 25 perawatan radiasi. Benjolan juga menghilang setelah radiasi.

Empat bulan kemudian, dua lagi tumor muncul, satu masing-masing di setiap payudara saya. Saya kembali menerima 25 perawatan radiasi untuk setiap  payudara kiri dan kanan.

Saya juga menerima 6 kali perawatan radiasi untuk indung telur saya.

Waktu menjalani radioterapi, benjolan lain muncul tepat di bawah tulang selangka kiri saya tapi ini akhirnya hilang setelah saya selesai rawatan radiasi untuk dua payudara. Namun, sekarang ada satu benjolan di perut saya.

Sementara menjalani radioterapi tahap berikutnya, saya minum tamoxifen. Setelah dua minggu minum Tamoxifen jari-jari saya menjadi kaku dan sulit dan menyakitkan untuk membengkokkannya. Setelah satu bulan pada tamoxifen saya tak mampu berjalan. Juga, otot leher saya menjadi kaku. Sebelum tamoxifen itu saya lincah dan tidak memiliki masalah mobilitas. Saya bisa berolihraga. Saya berhenti minum tamoxifen setelah satu bulan. Dokter saya mengatakan kanker telah pergi ke tulang saya.

Awal bulan ini, seorang teman baik di Makassar menelepon saya. Dia menyarankan bahwa saya memiliki terlalu banyak radiasi sudah dan tubuh saya tidak akan mampu menerimanya lagi. Saya harus mencari pengobatan alternatif lainnya. Tapi semua sementara ini, saya telah menjalani pengobatan alternatif. Saya mengambil semua jenis suplemen. Teman saya menyarankan agar saya pergi ke Penang dan memenuhi Chris Teo.

Di atas adalah kisah tragis dari Le, seorang perempuan 37 tahun dari Indonesia.Dia datang kepada kami pada tanggal 14 Oktober 2011 setelah telah didiagnosis dengan kanker payudara yang mungkin telah menyebar ke paru-parunya. Dia disajikan dengan sakit dan nyeri di seluruh tubuhnya, terutama sendi. Dia tidak bisa menekuk jari-jarinya. Dia tidak bisa tidur nyenyak dan ia batuk.

Le diresepkan Kapsul A,  Breast L dan Breast M teh, Pain teh, Lung 1 dan Lung 2 teh selain Cough # 10. Dia menjalani e-Terapi dengan Detox # 2 pada Jumat malam. Pada Minggu malam (dua hari kemudian), Le datang kembali dan dilaporkan sebagai berikut.

Saya kembali ke apartemen dan tidur sepanjang malam, 19:00-6:00. Saya terbangun hanya untuk makan dan minum teh herbal dan kemudian kembali tidur lagi.

Sebelum terapi ini, apakah Anda bisa tidur? Le: Sulit.

Pada Sabtu (e-Terapi tetapi hanya tentang herbal) apakah Anda tidur sepanjang hari? Le: Ya. Saya tidur, bangun untuk makan dan kemudian kembali tidur lagi. Saya makan jagung dan buah-buahan.

Ketika Anda berada di rumah (Surabaya), bisa Anda tidur seperti ini? Le: Tidak Di rumah ketika saya bangun dari tidur, saya akan merasa sakit. Sekarang, saya tidak sakit lagi. Saya bisa tidur dalam posisi atau postur tubuh, saya sakit. Saya tidak dapat melakukan hal seperti itu ketika berada di rumah.

Apakah Anda benar-benar tidur nyenyak – nyenyak? Le: Ya. Saya juga pingsan banyak “gas” … boot, boot. Saya berjalan ke sana kemari dari apartemen Kenny ke pasar. Saya tidak punya masalah berjalan. Saya tidak bisa melakukan hal seperti di rumah. Saya akan menjadi terengah-engah jika saya berjalan seperti itu.

Sekarang, ketika Anda berjalan, apakah Anda menjadi sesak napas? Le: Tidak Sekarang, saya juga dapat memegang sapu dan menyapu lantai. Saya sekarang dapat membuat tempat tidur dan lipat selimut. Saya tidak bisa melakukan itu sebelumnya. Saya bahkan tidak bisa mengangkat selimut apalagi lipat. Pagi ini, saya bahkan “memukul” bantal.

Sekarang, apa lagi keluluhan Anda? Le: Batuk. Sebelumnya, saya tidak dapat memutar tubuh saya di sekitar – ke kanan atau kiri. Saya akan menarik otot atau kram. Sekarang, tidak lebih kram. Setelah mengkonsumsi obat herbal selama dua hari, ada nyeri tubuh tidak lebih.

Tidak ada rasa sakit lagi di manapun? Le: Tidak lebih.

Jadi, selama dua hari terakhir, apakah Anda benar-benar merasa baik? Le: Ya.Kuat (mengambil napas dalam-dalam).

Apakah Anda ada masalah lain? Le: Hanya batuk sekarang.

Baca cerita Le yang lengkap:

Bagian 1: Kesejahteraan  Pulih Setelah Dua Hari Minum Herbal dan e-Terapi

Bagian 2: Terapi Alternatif – Pengobatan Suplemen Dua puluh-Satu-Juta-Rupiah Se Bulan

Bagian 3: Mengapa Saya Menolak Kemoterapi / Pengobatan Medis

Bagian 4: Radiasi Membantu Tapi Tidak Menyembuhkan, Tamoxifen Bawa Bencana.

Bagian 5: Mimpi Saya dan Pengalaman Dekat Maut

Bagian 6: Penyembuhan Empat Hari Saya Setelah Perawatan di CA Care

Bagian 7: Perjalanan Saya Yang Kurang Pengetahuan