Kanker Payudara: Pesan Ilani – Belajar dari kesalahan saya, jangan lagi menjalani kemo

KUALA LUMPUR (Feb 24, 2011): Ketua Komite untuk Mempromosikan Masalah Pemahaman dan Kerukunan Antar-Agama, Datuk Ilani Isahak, meninggal hari ini setelah berjuang melawan kanker payudara selama lima tahun terakhir.  Ilani, 58 tahun, telah menghembuskan nafas terakhir nya sekitar jam 6 pagi di Universiti Kebangsaan Malaysia Medical Centre ( PPUKM ).

Sumber: http://www.sun2surf.com/article.cfm?id=57980

The Star melaporkan: Ketua Komite Kerja Untuk Masalah Hubungan Antar Agama, Datuk Ilani Isahak meninggal setelah tiga tahun berperang  melawan kanker payudara. Ilani telah berada di rumah sakit sejak tanggal 23 January 2011. Seluruh keluarganya sudah berkumpul bersama saat dia mengembuskan nafas terakhirnya, demikian menurut penjelasan dari kakak kandungnya Dr Amir Farid Isahak.

Sumber : http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2011/2/24/nation/20110224105738&sec=nation http://www.thestaronline.com/news/story.asp?file=/2011/2/25/nation/8137635&sec=nation

PENJELASAN  DARI  KAKAK  KANDUNG NYA :

Pada tanggal 2 Maret 2011, saya menerima e-mail dari Dr Amir Farid. Saya meminta izin kepada Dr Amir untuk menyalin kembali e-mail-nya (tentunya tanpa mencantumkan namanya). Ini adalah jawabannya: “Ya, anda bisa mengutip e-mail saya, dengan mencantumkan nama saya. Hal tersebut akan memberikan kredibilitas dibandingkan dengan kutipan tanpa nama.”  Inilah kelanjutan dari e-mail-nya kepada saya.

Salam,

Terima kasih untuk mau berbagi, dan juga atas banyaknya artikel yang telah anda tulis dan telah menjadi masukkan yang tak ternilai bagi saya. Artikel-artikel saya untuk The Star telah disensor ketika mulai mengkritik tentang kemoterapi. Untungnya mereka tidak bisa melakukan sensor semuanya, jadi beberapa masih bisa masuk.

Saya bingung sekali karena adik saya sendiri Dato Hajjah Ilani baru saja meninggal pekan lalu setelah menjalani kemoterapi selama tiga tahun. Dia mengikuti semua saran yang diberikan oleh dr.onkologi nya . Setiap kali, setelah berdiskusi dengan saya, ia  memutuskan ” tidak ada kemo lagi “, tapi setelah kunjungan berikutnya dengan oncologist, ia kemudian memberitahu saya  “oncologist mengatakan bahwa saya betul-betul perlu untuk menjalani kemoterapi lagi, jadi saya menyetujui nya “.

Dalam tiga tahun ini ia telah menjalani banyak program kemo. Dia juga diberikan begitu banyak dosis Herceptin, yang ternyata salah pemberian karena kemudian mereka mengatakan kepadanya bahwa laporan nya salah. Dia diberikan pula beberapa dosis Avastin, yang sebetulnya sudah ditarik penggunaan nya dalam pengobatan kanker payudara oleh US FDA pada bulan Desember 2010, karena kerusakan yang ditimbulkan  melebihi apapun dari semua unsur yang baik.

Anda dapat membayangkan sejauh apa semua kehancuran itu telah terjadi kepada tubuhnya. Dia menjalani kemo sampai bulan Desember 2010. Hanya ketika dia sampai dalam kondisi yang buruk pada bulan Januari 2011, dia memutuskan untuk tidak mejalani kemo lagi. Pada saat itu juga ahli onkologi nya  memutuskan bahwa dia termasuk kasus yang sudah tidak ada harapan lagi dan disarankan untuk menjalani perawatan paliatif saja.

Diatas tempat tidur (ahirnya menjadi tempat tidur  kematiannya), dia berkata kepada saya ” belajar dari kesalahan saya, jangan lagi menjalani kemoterapi “.  Apakah Anda berpikir Star akan mencetaknya jika saya menceritakan hal ini? Tidak akan sama sekali. Sayangnya, banyak lagi yang akan diyakinkan oleh para ahli onkologi mereka, bahwa kemoterapi adalah ” mutlak diperlukan “.

Dr Amir.

(Catatan: Dr Amir Farid Isahak adalah konsultan medis senior / dokter ahli kandungan. Dia juga seorang Master Chikung dan Master Reiki. Dia adalah Presiden Pendiri dari Asosiasi Guolin Chikung Malaysia dan juga Wakil Presiden dari Asosiasi Reiki Malaysia).

RESPONS  DARI  PEMBACA.

Kepada Yth  Dr Amir, saya turut berduka cita  mendengar berita tentang wafatnya  adik anda Ilani. Kehilangan seorang adik yang menderita kanker payudara (yang menjalani kemoterapi) saya dapat membayangkan bagaimana perasaan anda … dapat saya katakan kepada anda bahwa hal ini tidak akan mudah bagi anda mulai saat ini, terutama dari posisi anda “ yang memiliki hak-hak istimewa ” sebagai dokter yang percaya pada pengobatan komplementer.Dan karena kita berada di “ bisnis untuk membantu penderita kanker” bersiaplah untuk menghadapi ujian  … bagaimana bisa, anda sampai tidak bisa membantu adik sendiri eh?

Selamat bergabung. Secara pribadi, saya belajar banyak dari pengalaman adik saya dan kemudian  saya gunakan untuk memotivasi pasien kanker lainnya. Saya kira anda akan melakukan hal yang sama yaitu melaksanakan” amanat “ dari adik anda. Mereka telah pindah dari tempat persinggahan mereka di bumi ini dan semoga Allah memberkati jiwa mereka dan memberi mereka kedamaian.

KOMENTAR

Terima kasih Dok. sudah mau berbagi dengan kami. Dato Hajjah Ilani bukan satu-satunya orang yang meninggal setelah gagal berperang. Disana ada (dan akan) lebih banyak lagi pasien seperti dia. Satu- satunya tanggapan saya terhadap episode ini adalah  mengangkat tangan saya dalam keputus- asaan.  Tetapi tentu saja, saya tidak akan menyerah !

Pesan Dato Illani’s adalah: Belajar dari kesalahan saya, jangan lagi menjalani kemo. Dan kita akan memberitahu dunia mengenai hal itu !  Tapi biarlah saya katakan ini dengan tegas dan jelas: Ini bukan untuk saya ataupun CA Care untuk memberitahu Anda, pasien kanker, apa yang harus dilakukan – untuk menjalani atau tidak menjalani kemo. Itu harus menjadi keputusan Anda sendiri.

Tanggung jawab kami adalah untuk memberikan anda informasi yang kredibel. Bacalah tulisan ini dan kemudian buatlah keputusan sendiri. Ini menyangkut hidup anda sendiri dan hanya andalah yang akan mendapatkan keuntungan atau penderitaan dari keputusan yang telah anda buat tersebut.

Inilah cotohnya jika-obat kemoterapi tumpah ke tangan anda yang tidak dilindungi. Apa yang akan terjadi jika sebotol penuh obat ini dipompa ke dalam tubuh Anda?

Nah seperti inilah jadinya  jika dokter  telah “membuat anda berantakan”.

Gambar di bawah ini: Seorang pasien dari  Indonesia berusia 73 tahun menjalani mastektomi. Tiga bulan kemudian (bukan tahun!) kanker nya muncul kembali. Dia kemudian menjalani kemoterapi dan radioterapi. Perawatan dihentikan setengah jalan karena kondisnya melemah dan tidak bisa berjalan. Apakah ini yang disebut-sebut metode yang telah terbukti secara ilmiah tersebut ? Apakah lebih baik dari minyak ular? ( snake oil ) Bagaimana jika anda tidak Melakukan Apapun ?

 

Beberapa dari Anda mungkin akan berkata kepada saya : “Tapi anda bias. Anda hanya menulis tentang hal-hal yang buruk  saja … bagaimana tentang sisi baik dari kemo?”          Mungkin bisa jadi anda benar !  Soalnya semua pasien yang datang dan menemui saya pada umumnya kasus yang gagal – setelah kemoterapi atau radiasi tidak dapat menyelamatkan mereka lagi !  Para pasien yang sukses tentu tidak datang untuk menemui saya. Maaf, saya hanya bisa melihat sisi jelek dari  perawatan medis.

Namun, pertanyaan saya adalah: “Mengapa terdapat begitu banyak kasus buruk ? ”  Tidak bisakah  apa yang disebut pengobatan ilmiah tersebut berbuat lebih baik dari itu.?  Kemudian  saya ingin bertanya lagi: ” Apakah saya salah  atau  saya mengatakan yang tidak sebenarnya – masih jugakah saya dikatakan bias ? “

FAKTA-FAKTA  DAN  PENDAPAT  PARA  AHLI.

Saya sarankan anda mengunjungi website kami: https://cancercareindonesia.com/category/breast-cancer/ sebelum anda melemparkan batu  pertama. Baca dan dengarkan sendiri apa yang dikatakan oleh orang- orang ini tentang kanker payudara. Kemudian baca buku-buku tentang kanker payudara. Marilah kita mulai dengan mengamatinya :

Di dalam buku saya, CA Care Experience with BREAST CANCER, saya telah menjawab pertanyaan yang paling penting ini: Efektifkah Kemoterapi ? Izinkan saya mengutip apa yang saya tulis:

Graeme Morgan & Associates (Clinical Oncology 16:549-560; 2004)  menulis :

  • Kontribusi keseluruhan dari kemoterapi curatif dan adjuvant therapy, terhadap kelangsungan hidup 5 tahun pada orang dewasa diperkirakan sebesar 2,3% di Australia dan 2,1% di Amerika Serikat.

Di Australia, dari 10.661 orang yang menderita kanker payudara hanya 164 orang yang bertahan hidup selama5 tahun karena kemoterapi. Ini menggambarkan hanya 1,5 % kontribusi dari kemoterapi untuk dapat bertahan hidup.

Eva Segelov dalam sebuah editorial (Australian Presciber 29:2-3; 2006) menyatakan bahwa:

  • Kemoterapi telah mengalami kejenuhan dalam penjualannya ( oversold ). Kemoterapi hanya meningkatkan kelangsungan hidup kurang dari 3% pada orang dewasa yang mengidap kanker.

M. Veroort & Associates (British J Cancer 19:242-247; 204)  menyimpulkan bahwa:

  • Pengurangan kematian pada kanker payudara yang disebabkan oleh praktik-terkini dalam pemberian tamoxifen ( adjuvant therapy) dan kemoterapi adalah 7%.

Guy Faguet ( The War on Cancer: An anatomy of failure …)  menulis :

  • Sebuah analisa objektif dari kemoterapi kanker selama tiga dekade terakhir ini menunjukkan bahwa, meskipun biaya yang dikeluarkan oleh orang-orang dan institusi keuangan sangat banyak , paradigma mengenai pembunuhan sel kanker telah gagal untuk mencapai tujuannya … dan penaklukan kanker tetap menjadi tujuan yang jauh dari harapan dan sukar dipahami.
  • Kemoterapi untuk kanker didasarkan pada dasar pikiran yang cacat dengan tujuan yang tak dapat dicapai, sifat untuk merusak sel dari kemoterapi dalam bentuk yang sekarang tidak akan dapat memberantas kanker dan tidak juga meringankan penderitaan.

Di dalam buku saya, Understanding Cancer War and Cure, saya mengutip pendapat para ahli sebagai berikut:

Dr. John Lee, penulis What Your Doctor May Not Tell You About Breast Cancer, menulis :

  • Kemoterapi adalah suatu usaha untuk meracuni tubuh yang hanya mempersingkat kematian dengan harapan untuk membunuh kanker sebelum seluruh tubuh terbunuh.
  • Kebanyakan tidak berhasil.

Alan Levin, profesor imunologi,dari University of California Medical School mengatakan :

  • Kebanyakan penderita kanker di negara ini mati karena kemoterapi.
  • Kemoterapi tidak dapat melenyapkan /membunuh  kanker payudara ,kanker usus besar ataupun kanker paru-paru.
  • Fakta ini telah didokumentasikan selama lebih dari satu dekade.
  • Namun dokter masih menggunakan kemoterapi untuk tumor-tumor ini.
  • Wanita dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi cenderung mati lebih cepat  daripada tanpa kemoterapi.

Dalam bukunya, Enter the Zone, Dr Barry Sears menulis :

  • Semua orang tahu bahwa obat kanker yang ada saat ini amat buruk. ~ Wolfgang Wrasidlo, direktur pengembangan obat, Klinik Scripps, La Jolla, California, pg. 164
  • Pengobatan untuk kanker yang ada sekarang ini mungkin yang paling biadab dalam dunia kedokteran modern ini, pg. 166. 166.

Tinggal dekat rumah, seorang dokter onkologi terkenal di Singapura – Dr. Ang Peng Tiam, membuat tulisan ini yang dimuat dalam suratkhabar The Straits Times, Mind Your Body Supplement, halaman 22, tanggal 29 November 2006 :

  • Onkologi tidak seperti spesialis medis yang lainnya di mana melakukan pekerjaan dengan baik adalah suatu norma. Dalam onkologi, bahkan memperpanjang hidup pasien selama tiga bulan sampai satu tahun telah dianggap suatu prestasi.
  • Mencapai kesembuhkan adalah seperti menarik jackpot.
  • Tidak semua kanker dapat disembuhkan.

Bagi seorang pasien untuk menerima kesembuhkan adalah seperti menarik jackpot.  Dapat ?  Tapi,tunggu sebentar dan mari kita bertanya : Siapa yang lebih cenderung menarik tongkat jackpot pertama kali ? Pasien atau ahli onkologi ?  Baca cerita ini: https://cancercareindonesia.com/2011/03/01/breast-cancer-she-died-even-after-multi-million-dollar-medical-bill/

Komentar terakhir saya,

Waspadalah terhadap Propaganda oleh Media Massa

Apakah anda pikir Surat Kabar, Majalah dan berita TV News, menyajikan informasi medis secara wajar dan objektif ?  Pikirkan lagi.

Propaganda Medis sudah merajalela. Tujuannya adalah untuk menyesatkan, membingungkan dan memaksa Anda untuk mendukung pengobatan konvensional dan meningkatkan perlombaan dalam indutri obat kanker. ~ Burton Goldberg, An alternative medicine definitive guide to cancer.

Kanker Payudara: Dia Meninggal Meskipun Telah Menghabiskan Biaya Pengobatan Juta-an Dollar

Kami menghabiskan waktu dipekan terahir bulan Februari 2011 di Singapura. Sebenarnya perjalanan ini untuk menghadiri upacara pernikahan digereja dari putri seorang teman. Pada saat yang bersamaan kami menikmati kesempatan  “dimanjakan” oleh kebaikan dari adik laki-laki istri saya  Im, yang tinggal di Singapura. Dia menempatkan kami di hotel Raffles City. Kami dapat melihat kota Singapura yang menakjubkan dari kamar kami di lantai 54. Kamipun menyempatkan waktu untuk melihat-lihat toko-toko. Melalui kaca jendela toko kita bisa melihat macam-macam jam tangan yang dipajang. Salah satunya menunjukkan label harga sebesar $ 150.000 sebuah !  Wow, sebuah harga yang menakjubkan !  Pendek kata selalu serba wow, wow dan wow bila datang ke Singapura.

Wow lain telah mengagetkan saya pada keesokan paginya. Harian The Straits Times Minggu tanggal 27 Februari 2011 memuat  tulisan berita utama : Biaya Dokter:  Berapa banyakkah terlalu banyak itu ? ( judul asli : Doctor’s charge : How much is too much ? )

LATAR BELAKANG CERITA

Ada suatu kasus penipuan medis yang berlangsung terus menerus yang menjadi berita utama dari surat kabar terkemuka. Seorang ahli bedah yang cukup terkenal di Singapura, Dr Susan Lim, dituduh telah menggelembungkan tagihan medis seorang pasien asal Brunei.

Baca lebih lanjut: Dr Lim Telah Memalukan Organisasi Medis.  http://topnews.net.nz/content/212192-dr-lim-embarrassed-medical-fraternity

Total tagihan medis yang dibebankan oleh Dr Susan Lim kepada pasien khusus ini adalah sebagai berikut:

• Pada tahun 2004 sebesar $ 2.800.000
• Pada tahun 2005 sebesar $ 3.800.000
• Pada tahun 2006 sebesar $ 7.500.000
• Pada tahun 2007 sebesar $ 24.800.000

Jadi berapa biaya yang adil dan pantas dari seorang dokter terkenal yang dapat ditagih kepada  pasiennya? Ini adalah angka yang diberikan oleh berberapa dokter Singapura:

• Dr Hong Ga Sze mengatakan besarnya pendapatan sehari-hari yang wajar adalah $ 1.000 sampai $ 2.000 per hari.
• Dr Tan Yew Oo, ahli onkologi di Gleneagles Cancer Centre mengatakan $ 10.000 sampai $ 20.000 per hari.
• Prof Soo Khee Chee, kepala dari National Cancer Centre mengatakan $ 100.000 per hari adalah baik dan setuju bahwa Dr Susan Lim bisa mendapatkan pendapatan sebesar $450.000 per hari.

Tidakkah anda pikir angka-angka ini bernilai besar, besar,  woow yang besar ?

Lebih lanjut dilaporkan bahwa untuk periode 15 Januari – 16 Juni, total tagihan yang dibebankan oleh Dr Susan Lim sebesar $ 26 juta. Ini tidak termasuk kerja yang dilakukan oleh Dr Lim dan timnya di Brunei pada bulan Juni dan Juli tahun itu. Pada awal Agustus, Dr Lim, memutuskan untuk membebaskan beberapa biaya secara efektif untuk mengurangi separuh dari jumlah utangnya. Pada bulan November tahun itu, ia memutuskan untuk membebaskan biaya untuk dia seluruhnya, penagihan kepada pasien hanya untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang berjumlah sedikitnya lebih dari $ 3 juta.

Selengkapnya: http://www.straitstimes.com/BreakingNews/Singapore/Story/STIStory_639428.html

LEBIH BANYAK TENTANG SUSAN LIM SAGA.

Hari Minggu itu juga kami terbang pulang ke Penang. Saya agak penasaran tentang Susan Lim Saga ini dan mulai surfing di internet untuk mencarai  informasi lebih lanjut. Ini adalah beberapa informasi yang berhasil saya kumpulkan.

Siapa dokter bedah tersebut ?

Sebuah porta berital Brunei online, Brudirect News  melaporkan : Seorang Dokter di Singapore  Diselidiki Telah Mengenakan Biaya Jutaan $ Dolar Kepada Seorang Warga Brunei. Dr Susan Lim adalah seorang ahli bedah terkenal yang telah melakukan transplantasi hati pertama di Singapura sekitar dua dekade lalu.

Dia memiliki dua klinik, Susan Lim Surgery  di Gleneagles dan Mount Elizabeth Clinic Centre. Pada website kliniknya dia terdaftar juga sebagai seorang ahli bedah transplantasi dan Profesor Tamu di Blizard Institute of Cell & Molecular Sciences,  Barts & The London School Medicine and Dentistry dan Fellow from Harvard Stem Cell Institute.

Selengkapnya: http://www.brudirect.com/index.php/2010020715483/First-Stories/singapore-doe-probed-for-charging-millions-of-from-bruneian.html

Siapakah  pasiennya ?

Kabarnya, korban tersebut adalah almarhum Pengiran Anak Hajah Damit, adik dari Ratu Brunei dan sepupu Sultan. Dia menderita kanker payudara dan dirawat oleh Dr Lim dari tahun 2001 sampai dia meninggal pada bulan Agustus 2007.

Selengkapnya : Doctor bumped up bill $ 500 to $ 93,500 AsiaOnline http://health.asiaone.com/Health/News/Story/A1Story20110224-265072.html

Bagaimana angka itu dapat melambung

Sebuah artikel, Straits Times pada tanggal 24 Februari 2011, dengan topik utama : Ahli Bedah menggelembungkan tagihan $ 400 sampai $ 211.000.

http://www.straitstimes.com/BreakingNews/Singapore/Story/STIStory_638329.html#

Artikel tersebut mengatakan:

• Seorang dokter spesialis yang merawat pasien ahli bedah Susan Lim mengirimkan tagihan sebesar $ 400. Dia ( Susan Lim ) kemudian  menaikan biaya tagihan tersebut hingga $ 211.000 ketika ia menagih kepada Brunei High Commission  di sini.
• Dokter lain lagi mengenakan biaya $ 500, tetapi Dr Lim melonjakkan  hingga $ 93.500.
• Lalu ada tagihan lain lagi sebesar $ 3.000 dinaikan menjadi $ 285.100.
• Hal lain yang mengejutkan, ketika pasien harus dirawat di unit perawatan intensif, ia diminta untuk membayar $ 450.000 untuk hari pertama dan $ 250.000 untuk empat hari berikutnya, dengan alasan untuk “monitoring services “.

Baca selengkapnya : Dr Lim Embarrassed The Medical Fraternity  http://topnews.net.nz/content/212192-dr-lim-embarrassed-medical-fraternity

Online USA News : Susan Lim Medical Council
http://www.onlineusanews.com/susan-lim-singapore-medical-council-11491.php

 

Apa yang DIKATAKAN  para blogger:

1. The Great Singapore Rip off – Medical Tourism and Dr.Susan Lim Saga.

Dengan seorang spesialis seperti Dr Susan Lim dan beberapa anggota organisasinya dia berkata dokter dapat, bilamana diperlukan, tarif pendapatan seharinya dapat mencapai sebesar S $ 300.000 , Singapura benar-benar lupa dengan pertumbuhannya sebagai tempat  tujuan untuk berobat bagi mereka yang membutuhkan pertolongan medis.

Dr Lim telah menjadi simbol keserakahan yang ekstrim. Dipandang dari segi apapun jumlah tersebut bukan saja jumlah yang amat luar biasa besarnya, tetapi sarat dengan penipuan. Misalnya, ketika ia membawa seorang spesialis di luar bidangnya, ia dikenakan tagihan kurang dari S $ 1.000. Tapi dia membuat  tagihan lebih dari S $ 300.000  untuk keluarga kerajaan Brunei. Saya pikir ini adalah kombinasi dari keserakahan, kriminalitas dan kebodohan.

Baca selengkapnya: Joslin Vethakumar http://joslinv.wordpress.com/2011/02/27/medical-tourism-with-specialists-like-dr-susan-lim-singapore-can-forget-about-it/

2. Saya juga terkejut …

Saya juga terkejut membaca kesaksian oleh Dr Soo Khee Chee, kepala dari National Cancer Center, mengatakan bahwa pendapatan sebesar $ 100.000 per hari adalah wajar dan, dalam kasus Susan Lim, dikatakan itu semua tidak ada masalah untuk pembayaran  sebesar $ 300.000, tanpa potongan, sebagai biaya  konsultasi pada hari tertentu.

Bagaimana seorang kepala dari sebuah pusat pendanaan publik pada bidang / keahlian khusus itu, mendapat kesan bahwa ini adalah tingkat pembayaran ( fee ) yang dapat diterima ?  Tak heran, Singapura telah ” membuat takut ” tentang tagihan medis mereka. Mereka harus mendengar cerita dari biaya yang jumlahnya amat luar biasa itu.

Ada pelajaran penting dari kasus ini. Setelah pasien menghabiskan $ 26 juta, pasien masih tetap mati.Tidak ada jumlah uang bisa membalikkan sesuatu hal yang tak terhindarkan..

Bagi sebuah keluarga kaya-raya  yang mampu membayar biaya setinggi itu, tidak ada masalah untuk mengeluarkan uang sejumlah tersebut. Namun, bagi sebagian besar keluarga biasa yang tidak sangat kaya, mereka tidak boleh menghabiskan biaya $ 100.000 atau lebih untuk pengobatan yang memiliki peluang keberhasilan yang rendah. Lebih baik membiarkan alam untuk menentukan jalannya.

Baca lebih lanjut: Angry Patient  http://easyapps.sg/sgep/admin/file.aspx?id=58

3. Kebanyakan dokter tidak melihat sesuatu yang salah dengan biaya Dr Susan Lim

Masalah dengan dokter di Singapura adalah, bahwa mereka berada di profesi untuk mencari uang. Banyak profesional medis di negara lain adalah dokter karena keinginan mereka untuk membantu sesama umat manusia. Uang itu, meskipun perlu, adalah pertimbangan sekunder. Banyak “ sinkie doctors “  juga berasal dari keluarga terhormat, dan menurut mereka menjadi dokter agar supaya bisa menjadi kaya dan memberikan martabat yang tinggi bagi keluarga mereka.

Pernahkah melihat “ sinkie doctors “ melakukan hal ini? Mereka terlalu sibuk dengan perhitungan biaya yang tidak pantas ( sangat tinggi ) untuk orang-orang Indonesia, Malaysia, dll

Lain kali jika anda pergi dan menemui  seorang dokter di Singapura, tanyakan pada diri anda apakah mereka memeriksa anda demi uang atau benar-benar untuk menolong anda.

Baca selengkapnya: http://www.singsupplies.com/showthread.php?p=686418

4. Dr Susan Lim: Biaya Hidup Yang Tinggi … Tidak  sehat

Dokter yang reputasinya buruk dalam kasus yang memalukan ini  (ya, beritanya telah   sampai ke Selandia Baru – dan tidak hanya di Brunei dan  Singapura) adalah seorang ahli bedah, Dr Susan Lim.  Menurut situs diinternetnya, dia adalah orang Singapura yang pertama dan juga anggota termuda dari Trinity College. Oh, dan dia juga memiliki artikel di Wikipedia tentang dia juga !  Saya kira semua ini yang menyebabkan  tagihan yang tinggi dan gila-gilaan ?!?!

Dan ironinya yang menyedihkan adalah walaupun telah mengeluarkan sejumlah uang yang fantastis, pasien tetap meninggal karena kanker payudara.

• Ahli bedah Susan Lim mengobati seorang pasien yang ada hubungannya dengan istana Brunei selama tujuh bulan pada tahun 2007. Total tagihannya : $ 24.800.000.
• Dr Lim juga mengenakan biaya kepada pasien untuk membatalkan dua konferensi, di atas biaya pengobatan, dengan satu tagihan sebesar $ 78.000 dan satu lagi yang lainnya hingga $ 180,000.
• Dia juga mengenakan biaya antara $ 35.000 dan $ 45.000 per hari ketika karyawannya mendampingi pasien untuk sesi radioterapi di rumah sakit…. surat kabar melaporkan.
• Ketika pasien berada dalam perawatan intensif selama lima hari pada bulan Mei 2007, ia didampingi oleh para dokter dan perawat dan untuk itu  Dr Lim mengenakan biaya $ 450.000 untuk hari pertama dan $ 250.000 untuk empat hari berikutnya, untuk ” layanan monitoring “, demikian menurut laporan Straits Times.

Selengkapnya: http://anonymousxwrites.blogspot.com/2011/02/dr-susan-lim-high-cost-of-living-unwell.html

Komentar

Saya tercengang ketika saya melihat jam tangan seharga $ 150.000 di toko poshy – siapa di bumi ini yang akan membeli barang semahal itu ? Tapi saya yakin ada pembelinya , jika tidak toko itu tidak akan memajang  barang-barang begitu banyak. Biaya sewa tempat sangat mahal di Singapura ! Lalu saya melihat apa yang saya kenakan. Saya hanya memaka  jam tangan yang harganya kurang dari $ 50 !  Dan saya bangga memakainya.

Sekarang saya sudah memakainya selama bertahun-tahun dan sampai saat ini, saya belum pernah ketinggalan satupun penerbangan pesawat saya – berarti  jam tangan yang harganya tidak sampai $ 50-tersebut belum pernah menyulitkan saya sama sekali. Saya ingin tahu apa perbedaannya antara jam tangan saya yang murah ini dengan jam tangan yang mahal tersebut ?

Selain jam tangan, hari ini saya juga belajar bahwa perawatan medis di Singapura luar biasa mahal. Hal ini dapat berjumlah jutaan dolar. Saya sudah banyak mendengar tentang biaya yang mahal tersebut sebelumnya, tapi tidak semahal yang satu ini. Beberapa tahun yang lalu, seseorang menyertai istrinya untuk pengobatan leukemia di Singapura. Dia menghabiskan uang sekitar RM 1.8 juta  untuk perawatannya. Namun, pada akhirnya istrinya meninggal juga.

Pasien kerajaan tersebut telah mengeluarkan jutaan dolar untuk biaya perawatan medis dan dia meninggal juga. Tidak banyak bedanya dengan jam saya yang $ 50.

Mari saya ulangi lagi apa yang blogger itu tulis ( angry patient ) : ” Setelah pasien menghabiskan $ 26 juta pasien masih mati. Tidak ada jumlah uang bisa membalikkan sesuatu hal yang tak terhindarkan. Bagi sebuah keluarga kaya-raya  yang mampu membayar biaya tinggi, tidak ada masalah untuk mengeluarkan uang sejumlah tersebut. Namun, bagi sebagian besar keluarga biasa yang tidak sangat kaya, mereka tidak boleh menghabiskan biaya $ 100.000 atau lebih untuk pengobatan yang memiliki peluang keberhasilan yang rendah. Lebih baik membiarkan alam menentukan jalannya.                       .

Mungkin dia benar juga . Ketika kita tidak memiliki uang untuk dihambur-hamburkan, lebih baik membiarkan alam untuk menentukan jalannya.

Saya tidak akan memberi komentar soal etika,  moralitas,  benar atau salah dari Dr Susan Lim Saga. Saya percaya setiap individu dalam menjalani kehidupannya akan dipandu oleh moral kompas kita sendiri. Keadilan, moralitas, hanyalah soal persepsi dan mereka mencerminkan pendidikan kita. Saya berasal dari keluarga miskin. Ibu saya mengajarkan saya untuk berhemat sejak saya masih kecil. Jadi mohon maaf  kalau saya mengenakan jam tangan seharga $ 50.

Ketika pasien kanker datang menemui saya, saya juga ingin berusaha untuk membuat mereka tidak banyak mengeluarkan uang mereka  – seperti yang ibu saya ajarkan kepada saya untuk berhemat dengan apa yang saya miliki. Saya sepenuhnya memahami bahwa pasien menginginkan yang terbaik – tapi yang terbaik itu tidak selalu harus yang paling mahal.

Saya ingin tahu apa kelebihannya jam seharga $ 150.000 dibandingkan dengan jam saya yang seharga $50 ?  Ada pelajaran yang baik dimana penderita kanker dapat belajar dari cerita ini.

Ketika konsultasi para ahli yang reputasinya tidak baik tersebut menanyakan beberapa pertanyaan-pertanyaan ini:

1. Dapatkah Anda dapat menyembuhkan kanker saya?

2. Berapa total biayanya.?-

3. Apakah ada efek samping dari pengobatan ini ?

Lalu buatlah keputusan yang bijaksana setelah mengevaluasi  secara kritis atas jawaban yang diberikan.

Ketika kami mulai CA Care pada tahun 1995, saya sadar akan godaan ” menjadi kaya ” yang mungkin kami hadapi ketika kami  dapat lebih sukses dan terkenal. Bagaimanapun saya juga  berpendidikan sebagai seorang ahli. Saya bergelar Ph.D. dan menjadi Profesor penuh di Universitas. Saya juga diberi penghargaan Research Fellowship dari Alexander von Humboldt dari Germany dan juga dari Matsumae International Foundation Japan. Jadi, saya tidak kekurangan surat-surat kepercayaan ( credentials ) yang valid. Dan selama empat belas tahun terakhir ini, saya telah menasihati ribuan pasien kanker. Kadang saya menghabiskan waktu berjam-jam dengan pasien untuk membantu mereka menyelesaikan / mengatasi masalahnya. Saya akan terbang ke Kuala Lumpur dan tinggal disana selama dua hari untuk membantu pasien. Untuk semuanya ini, saya TIDAK menerima biaya konsultasi – semuanya gratis.

Untuk memastikan bahwa saya tidak akan tersesat dan tetap setia pada misi kami, saya mengadopsi doa untuk CA Care.

Buatlah kami Tuhan,
Alat kasih-Mu dan cahaya di jalan kegelapan.
Untuk mereka yang hilang, tolonglah tunjukkan kami sebuah jalan
Untuk mereka yang putus asa, berikanlah Harapan
Bagi mereka dalam kesedihan, berikanlah Kegembiraan.

Karuniailah kami Tuhan,
Kebijaksanaan untuk melakukan hal-hal dengan benar,
Kekuatan untuk mau rendah hati menolong orang lain, dan
Keberanian untuk melawan keserakahan dan pemuliaan diri.

Selama bertahun-tahun ini, ketika saya bangun setiap pagi, saya akan mengucapkan doa pendek ini : Hari ini, Tuhan tunjukkanlah kepada saya jalan Mu. Tolonglah kami dan biarkanlah kehendak MU bekerja.