Kanker Usus-Liver: Tidak Ada Kesembuhan untuk Mereka yang Beraksi Terlalu Pintar, Terlalu Terpelajar dan Terlalu Menuntut

Tuan Nut adalah seorang pria berusia 56 tahun. Kadang-kadang pada Januari 2001, ia pergi menemui dokter dengan riwayat BAB (Buang Air Besar) berdarah. Hasil kolonoskopi mengindikasikan kanker kolon (usus besar). Hasil ultrasound-scan menunjukkan metastasis multipel pada liver.

Nut melakukan operasi paliatif setelah melakukan 14 siklus kemoterapi. Pada awalnya terapi menunjukkan hasil yang bagus. Kemudian nilai CEA mulai meningkat dari 5,7 pada bulan November 2002, menjadi 24,6 pada Maret 2003. Hasil CT-Scan menunjukkan lesi pada liver lebih besar dibandingkan pemeriksaan terakhir.

Dalam waktu singkat, kisah Nut menjadi kisah kekecewaan: setelah operasi dan kemoterapi, tampaknya ada harapan besar dan tanda-tanda penyemangat. Tumor mengecil dan nilai CEA menurun. Tetapi harapan besar itu tidak berlangsung lama – sebuah ilusi belaka. Beberapa bulan kemudian, tumor bertambah dalam ukuran dan nilai CEA melonjak naik.

Nut datang menemui saya di Penang pada Desember 2003. Ia menghabiskan lebih dari satu jam untukmenginterogasi saya tentang terapi kami. Ia mencari alternatif lain dan ingin ke Singapura untuk mencari terapi lebih lanjut setelah ini. Pada akhir pertemuan kami, syaa berkata seperti ini pada ia:pulanglah dan pikirkan apa yang akan anda lakukan. TIDAK PERLU menemui saya lagi. Jika anda memutuskan untuk memilih herbal, maka ini adalah resepnya.

Saya terkejut, Nut datang ke pusat rehabilitasi kami pada akhir Desember 2003 dan memutuskan untuk mengkonsumsi herbal kami.

Pada 19 Januari 2004, kami menerima catatan panjang bagaimana Nut menderita karena spasme lambung dan kembung. Catatan itu menuliskan: Nyeri spasme lambung ini sering saya alami dan persisten sejak operasi kolon-rektal pertama saya pada Januari 2001. Nut mengeluhkan nyeri ini sering kambuh sejak mengkonsumsi herbal. Herbal Stomach Function (fungsi lambung) tampaknya tidak bekerja. Kemudian ada tambahan: …dengan pola makan saya sekarang, sangat sedikit sekali yang bisa saya makan.

Dalam catatan panjang yang lainnya, tertanggal 23 Januari 2004, ia menulis: Saya belum pernah makan banyak nasi, dan banyak lagi yang sulit saya makan, saran untuk nasi merah dan sayuran mentah, saya merasa sulit dan semakin sulit untuk dikonsumsi… Teh herbal yang direkomendasikan – saya merasa berbau tidak enak dan rasanya sangat tidak enak. Saya mulai mencurigai kalau-kalau beberapa dari teh ini yang berkontribusi pada  kondisi lambung saya yang kembung.

Pada 30 Maret 2004, Nut membuat perjanjian untuk menemui saya di Subang Jaya. Ia datang dan berteriak pada saya berkata: Saya tidak bertambah baik. Hasil tes darah saya menunjukkan peningkatan nilai. Ia berkata: Apa yang anda punya untuk saya? Apakah anda dapat menyembuhkan saya atau tidak? Jawaban saya padanya datar saja: Tidak, kami tidak dapat menyembuhkan semua orang. Ia menjawab: Saya membuang waktu selama tiga setengah bulan. Anda tidak berkata anda tidak dapat menyembuhkan saya sebelumnya. Ia berjalan dan pergi.

Komentar: Dari sekian ratusan atau ribuan pasien kanker yang pernah saya temui dan saya tolong, kasus Nut adalah salah satu kasus yang luar biasa. Saya mendokumentasikan episode ini, bukan karena saya marah atau kesal karena ini, tapi saya berharap dengan menulis ini maka orang lain yang datang setelah ia dapat belajar suatu pelajaran dari kasus ini. Ijinkan saya menunjukkan beberapa poin berikut:

1.   Pasien kanker liver kadang adalah pemarah dan mempunyai watak yang buruk. Jadi, pada anda yang harus merawat pasien seperti itu, ambil sebagai catatan. Dalam kekasaran dan sikap buruk, cobalah untuk menunjukkan pengertian dan kasih sayang.Sikap seperti ini adalah bagian dari orang yang menderita karena kanker liver.

2.   Sering kali, saya memberitahu pasien seperti ini: menyembuhkan adalah tanggung jawab anda dan itu harus datang dengan sendirinya. Akan menjadi suatu kesalahan jika berpikir bahwa orang lain memiliki magic bullets (peluru ajaib) untuk menyembuhkan kanker anda. Pikiran seperti itu salah arah.

3.   Ketika Nut didiagnosa menderita kanker kolon, laporan medis mengindikasikan ia melakukan operasi paliatif. Maksudnya adalah bahwa operasi semacam itu tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan! Pada kenyataan sebenarnya, Nut sudah kalah dalam perangnya bahkan sebelum mulai berperang.

4.   Selain kanker kolon, Nut mengalami metastase ke liver. Empat belas siklus dari kemo yang beracun, tidak menyembuhkannya. Ia tidak tahu kemana lagi untuk mencari pertolongan dan datang pada kami. Ketika saya pertama kali bertemu dengannya pada Desember, saya tahu dari perbincangan kami, ia adalah seorang pasien yang sulituntuk ditangani – ia tampil sebagai sok pintar dan sok terpelajar. Pasien yang arogan dan bertingkah seperti ia mengetahui segalanya pada umumnya kesulitan untuk mengikuti terapi kami.

5.   Saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Nut memutuskan untuk mengkonsumsi herbal kami. Saya mengerti ia putus asa. Dan saya harus mengakui bahwa pasien yang datang bertemu kami untuk pertolongan berada dalam kategori yang sama – tersesat, tidak berdaya, putus asa dan putus harapan.

6.   Semua yang datang kesini telah mengetahui, kami meminta pasien untuk menandatangani formulir Release of Liability sebelum mereka menemui kami untuk mengkonsumsi herbal kami. Paragraf pertama formulir ini menuliskan: Saya memiliki keinginan sendiri untuk datang mencari saran dan bantuan dari Dr. Chris Teo dan anggota CA Care sehubungan dengan penyakit saya. Saya mengetahui bahwa tidak ada jaminan atau janji bahwa herbal yang diberikan oleh CA Care akan berpengaruh baik atau menyembuhkan penyakit saya. Nut menandatangani formulir ini ketika ia datang kepada kami pada 19 Desember 2003. Istri Nut juga menandatangin formulir yang sama keteika ia mengambil herbal pada kemudian hari. Jadi kemarahannya adalah tidak logis dan tidak seharusnya. Ia telah lupa dan menunjukkan arogansi seperti itu, yang sebenarnya kalah adalah dirinya sendiri, bukan orang lain.

7.   Biasanya ketika seseorang dalam masalah dan butuh pertolongan, mereka akan mengikuti dan mendengarkan nasehat kami. Tetapi ketika mereka menjadi lebih baik atau lebih tidak baik, mereka akan berkata dengan lidah yang berbeda. Kadang, kami menjadi kambing hitam¸mereka.

8.   Pasien yang datang pada saya, bagaimana mereka menampilkan diri mereka akan mengindikasikan pada saya apakah ia dapat sembuh atau tidak. Caranya bersikap, ekspresi wajahnya, masalah emosi, gaya hidup, komitmen, dukungan keluarga, dan lain-lain, akan diobservasi dan dicatat – semua ini membuat saya dapat memprkirakan watak ASLI dari orang yang akan kami hadapi. Jika seorang pasien berpikir ia datang kemari dan menginginkan kesembuhan cepat atau peluru ajaib, biarlah semua tahu – kami tidak punya! Pemikiran semacam itu benar-benar salah arah. Kanker adalah penyakit sistemik dari tubuh, pikiran, dan jiwa. Ini adalah hasil dari penyimpangan tubuh selama bertahun-tahun. Tumor hanyalah salah satu ekspresi dari penyimpangan itu. Menyingkirkan tumor tidak akan menyembuhkan jika penyebab yang mendasarinya tidak dikoreksi.

9.   Nut, menurut laporan kesehatannya menderita perdarahan rektal selama tujuh bulan dan ia tidak menghiraukan tanda yang tubuh kirimkan padanya. Apakah ia cuek atau keras kepala? Ia ingin bermain menurut caranya sendiri? Sebagai peringatan – dalam permainan kanker, anda jarang atau bahkan tidak dapat menang. Kemungkinannya adalah apakah anda kalah total. Kemudian, laporan medis mengindikasikan bahwa pada 1996, Nut menderita Hepatitis B tetapi ia tetap mengkonsumsi alkohol beberapa kali dalam seminggu. Ia merokok kurang lebih 30 rokok per hari. Apakah ini bukan suatu penyiksaan tubuh? Saya berani berkata pada semua orang, jika anda tetap pada kebiasaan seperti itu, jangan salah orang lain atau Tuhan jika anda akhirnya menemukan diri anda dalam jurang tanpa dasar. Anda yang menyebabkan kanker anda sendiri!

10.  Nut adalah seorang manager perkebunan. Dari apa yang saya ketahui, orang seperti itu (tidak semua?) mempunyai mental kolonial. Mereka dihormati sebagai dewa dikerajaan atau lingkungan mereka. Merka akan memerintah pada asisten mereka, kasir dan pekerja rendahan. Perintah mereka harus ditaati dan tidak boleh dipertanyakan. Mereka memberi perintah dan tidak menerima perintah. Sangat sulit untuk orang seperti itu untuk mengikuti jalur penyembuhan alternatif. Nut memprotes tentang pola makannya. Ia TIDAK dapat makan yang ia suka lagi. Baginya, herbal berbau tidak enak dan memiliki rasa yang tidak enak. Catatannya pada kami menunjukkan amarah dan rasa bencinya pada apa yang ia lakukan. Dibawah stress seperti itu tidak ada orang yang dapat menemukan penyembuhan.

11.  Nut bukanlah satu-satunya orang yang merasakan seperti itu. Dari pengalaman saya, hanya TIGA dari sepuluh pasien yang datang yang datang dan merasakan manfaat kerja kami, sisanya yang tujuh gagal karena alasan seperti ini. Tapi apa yang dapat kami perbuat? Jika anda tidak senang atau TIDAK siap untuk menempuh jalan ini, carilah tempat lain untuk pilihan yang lain.

Johnny Menolak Kemoterapi Setelah Operasi

Johnny, 46 tahun, telah didiagnosa kanker usus. Dia sudah menjalani operasi di rumah sakit swasta pada bulan January 2006. Sayangnya tidak berhasil dengan baik. Sembilan hari yang lalu, Johnny tersedak terus menerus dengan kondisi yang cukup berate, dan harus dilakukan perbaikan melalui operasi kedua.  Setelah operasi kedua ahli bedah menyarankan untuk dioperasi ketiga kalinya (tiga kali dalam satu bulan?). Johnny mundur. Setelah kelua dari rumah sakit, Johnny disarankan untuk melakukan kemoterapi, tetapi dia menolak pengobatan lanjutan. Dia datang ke CA Care pada bulan Maret 2006 dan mulai mengonsumsi ramuan herbal.

Pada bulan Oktober 2006, kami membicarakan pengalamannya dengan kanker. Di bawah ini adalah hasil pembicaraan kami.

Chris: Anda baik-baik saja?

Johnny: Saya semakin baik dan lebih baik lagi. Sampai saat ini tidak ada keluhan.

C: Apa yang membuat anda memutuskan tidak mau dikemoterapi?

J: Pengalaman saya melihat orang lain menderita, teman saya A, B, C, D dan saudara ipar perempuan saya sendiri. Saudara ipar saya sudah dikemoterapi dan meninggal setelah satu tahun dua bulan.

Konfrontasi Dengan Onkologis

J: Tibalah giliran saya masuk ke ruang onkologis itu. Dia membacakan nama saya dan mengajukan pertanyaan pertama: “Anda mengendarai mobil apa?” Diikuti pertanyaan selanjutnya: “Apa profesi anda?” Kemudian dia berkata: “Kanker ada seperti Mercedes, BMW, mobil Jepang atau mobil lokal. Kasus anda Stadium 2. anda membutuhkan obat yang bagus,seperti obat Mercedes, untuk mengatasinya Banyak jenis obat. Ada obat A yang bagus, B yang kurang bagus, dan C obat yang diminum. Jenis obat mana yang anda inginkan?

C: Dia meminta anda memilih obat?

J: Dia meminta saya untuk memastikan dulu akan melakukan kemoterapi. Baru kemudian

Memberitahukan jenis obat yang akan digunakan. Saya tanyakan dulu berapa biayanya.

C: Dalam pembicaraan itu, pernahkah dia mengatakan apapun obtan diberikan kepada anda dapat menolong atau tidak?

J: Tidak, tidak. Dia hanya mengatakan untuk percegahan.

C: Jadi seluruh gagasan itu hanya untuk pencegahan?

J: Ya dan saya harus dikemoterapi.

Johnny menolak untuk dikemoterapi – perawat menelepon dan menelepon lagi!

C: Setelah saya kembali ke rumah dari rumah sakit kanker, perawat di bagian onkologi itu menelepon ke rumah saya lagi dan lagi. Dia bicara dengan istri saya dan mengatakan bahwa kanker saya sangat berbahaya dan saya harus dikemoterapi. Istri saya mengatakan padanya bahwa saya sedang berobat dengan ramuan herbal dan tidak akan melakukan kemoterapi. Perawat itu menjawab: “ Jika anda melakukan di luar, akan berbahaya. Pengobatan itu tidak efektif dan akan mempercepat pertumbuhan dan penyebaran kanker.” Istri saya menjawab: “Dia sudah memutuskan dan akan tetap pada pendirianya.”

Komenter: Banyak alas an mengapa Johnny memutuskan tidak melakukan kemoterapi setelah dioperasi.

Johnny teringat nasib teman-temanya, termasuk atasanya yang menderita kanker. Kebanyakan dari mereka meninggal setelah melakukan kemoterapi. Dia tidak siap menerima nasib harus ditangani oleh okologis, benar ataupun salah.

Johnny adalah seorang pemerhati yang sangat mengandalkan akal sehat. Dia     bijaksana walaupun tidak tahu banyak tentang kanker. Sambil duduk di ruang tunggu, Johnny menghitung jumlah pasien yang datang menemui onkologis. Semuanya harus dikemoterapi, tanpa kecuali. Mungkinkah hal ini benar?

Saat menulis ini (Discember 2010), Johnny dalam keadaan baik. Dia bisa kembali berkerja seperti orang normal. Dibandingkan dengan saudara iparnya yang meninggal Johnny merasa dia sudah melakukan hal yang benar.

Soalan:

  1. Johnny diberitahu oleh okologis yang kemoterapi adalah untuk mencegah kanker kembuh kembali. Apakah cara ini benar? Apakah tidak ada jalan lain, seperti menukar pola hidup dan makanan?
  2. Apakah benar anchaman dari perawat yang herbal itu berbahaya? Dua tiga tahun pasien meninggal setelah dikemoterapi  – bukti ini jelas dan sering berlaku. Johnny sudah pun tiga tahun mengkonsumsi herbal dan dia tetap hidup. Dimankah bahayanya? Apakah kemoterapi lebih berbahaya?