Kanker Tiroid & Efek Samping Histerektomi: Belum Pernah Merasa Sesehat Ini Setelah Tiga Hari Minum Herbal

Pengantar

Histerektomi: Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim, tidak termasuk pengangkatan indung telur dan tuba falopii (1). Stanley West memperingatkan bahwa “operasi dapat memiliki konsekuensi yang berkepanjangan pada masalah fisik, emosi dan seksual” (2).

Efek samping yang utama dari histerektomi adalah bahwa seorang wanita dapat memasuki masa menopause yang disebabkan oleh suatu operasi, walaupun ovariumnya masih tersisa utuh. Sejak suplai darah ke ovarium berkurang setelah operasi, efek samping yang lain dari histerektomi yaitu akan terjadi penurunan fungsi dari ovarium, termasuk produksi progesteron (1).

Efek samping Histerektomi bisa menampakkan diri sebagai: badan selalu merasa kepanasan, kelelahan, insomnia, depresi, masalah kencing, berat badan naik, sakit kepala, lekas marah dan kecemasan, jantung berdebar-debar, kekeringan vagina, sakit pada sendi, sering lupa, osteoporosis, rambut rontok, menurunnya aktivitas seks  dan rasa sakit ketika berhubungan seks, merasakan pusing dan gugup (1,2).

Tiroidektomi: Tiroidektomi adalah operasi pengangkatan semua, atau sebagian, dari kelenjar tiroid. Setelah menjalani operasi tiroidektomi pasien dapat mengalami sakit kepala ringan, sakit pada dada dan tidak enak badan (3). Pasien lain melaporkan detak jantung yang cepat, gugup, pembengkakan kelenjar tiroid, kurangnya stamina, lekas marah, kehilangan berat badan dan kulit kering (5, 6). Pasien mungkin memiliki suara serak bila saraf pengendali suara rusak selama operasi.

Jika kelenjar paratiroid  rusak karena kekeliruan, pasien akan menderita hipotiroidisme (4). Masalah ini dapat mengakibatkan hypocalcemia, yaitu kadar kalsium dalam darah menurun (6).

PRESENTASI KASUS

Tiya (M958) adalah-seorang wanita berusia 42 tahun dari Indonesia. Pada bulan November 2008 ia menjalani histerektomi akibat adanya fibroid. Sejak menjalani operasi tersebut kesehatannya tak pernah sama seperti dulu lagi. Sebelum ia menjalani histerektomi, Tiya merasakan adanya pembengkakan di leher, tapi dia mengabaikannya. Tidak sampai ahir bulan Januari 2011 dia datang ke rumah sakit swasta di Penang dan melakukan USG.  Scan menunjukkan lobus kanan tiroid nya membesar (44 x 37 x 30 x 27 mm) sedangkan lobus kiri normal (30 x 10 x 10 mm).

Selanjutnya, setengah dari tiroid kanannya menjalani operasi pengangkatan. Laporan Histopatologi nya menegaskan suatu Papillary Carcinoma.  Tiya tidak menjalani pengobatan lain nya setelah operasi pengangkatan. Dia kembali ke Indonesia dan mulai mengkonsumsi herbal / suplemen seperti Rebusan Daun Sirsak, Jus Kulit Manggis ( dlm kemasan botol ), Kunyit Putih dan Pil Alba Kurcuma.

Kemudian pada tanggal 19 April 2011, Tiya dan suaminya datang untuk memohon bantuan kami. Dia menjelaskan keluhan sebagai berikut ini:

  1. Sulit dan tidur terganggu.
  2. Kelesuan dan sakit kepala ringan
  3. Merasakan  tidak sehat sepanjang hari dan tidak ingin pergi bepergian kemana pun.
  4. Pusing dan mual.
  5. Ada gas didalam perut.
  6. Napas pendek ketika berbicara dan berjalan.

Pemeriksaan dengan AcuGraph pada tanggal 19 April 2011 menunjukkan kondisi meridian LU tinggi;  split pada grafik  PC , HT, TE, LR, KI dan meridian ST, sementara grafik  SP dan meridian BL rendah (Gambar 1).

Gambar 1. Pembacaan AcuGraph pada tanggal 19 April 2011

Kami meresepkan Tiya dengan : Kapsul A, deTox Tea, Thyroid Tea, Utero-Ovary Tea, Gastric P dan Stomach Function Tea. Karena ia mengalami kesulitan tidur, kami memutuskan untuk memperbaiki PC dan ketidak-seimbangan HT nya dengan memberinya resep An Shen Xin Bu.

Setelah tiga hari mengkonsumsi Herbal, Tiya dan suaminya kembali dan melaporkan mengenai kemajuan nya. Pada pembacaan AcuGraph Tiya menunjukkan perbaikan besar. Hanya meridian PC nya masih pada kondisi split dan TE masih rendah, tetapi sepuluh meridian sisanya sudah pada kondisi normal (Gambar 2).

Gambar 2: Pembacaan AcuGraph pada tanggal 22 April 2011 – setelah tiga hari mengkonsumsi Herbal.

Berikut adalah rekaman video dari pembicaraan kami pada hari itu.

Bagian 1: Masalah yang dialami Tiya.


Bagian 2: Belum pernah merasakan sesehat ini

Inti dari percakapan kami

  1. Dia mengkonsumsi yang diresepkan selama tiga hari dan dia merasa jauh lebih baik.
  2. Kapsul Gastric P ternyata sangat efektif. Dia hanya minum sekali saja dan merasakan lebih baik.
  3. Setelah minum Stomach Function Tea, ia sering buang angin ber-kali2 – baik untuk masalah perut kembung nya.
  4. Selama tiga tahun terakhir sejak histerektomi, dia mengalami insomnia.  Tidurnya tidak nyenyak dan sangat mudah terbangun dan dia merasakan  “melayang” sepanjang malam. Setelah dua hari minum herbal, tidurnya nyenyak dan terbangun dengan perasaan segar dan ber-energi. Ini merupakan perubahan yang jelas dia rasakan.
  5. Sebelum minum herbal, ia selalu terbangun di pagi hari dengan rasa sakit, merasa tidak sehat dan lesu. Dia tidak ingin pergi  ke mana-mana ( pembawaan nya malas/ lesu ). Sekarang, untuk pertama kalinya ia bisa meluangkan waktu empat jam perjalanan untuk mengunjungi teman-teman nya di Sintok. Tidak ada masalah. Sebelumnya ia merasakan tidak sehat, sakit kepala dan mual setiap hari. Perjalanan mengendarai mobil adalah sesuatu yang tidak bisa dia lakukan dalam waktu yang lama.
  6. Jika dia merasa tidak sehat, ia minum obat untuk mengobati sakit nya tetapi ini tidak membantunya. Dia juga minum obat untuk perutnya “yang mengandung gas”  dan ini juga tidak efektif.
  7. Dia tidak bisa duduk dan berbicara dengan orang dalam jangka waktu yang lama . Dia merasa sakit punggung. Dia dapat menjadi terengah-engah dengan mudah. Bahkan berbicara di telepon dengan teman-teman nya dan saudaranya, dia merasa sulit karena sesak napas dan tak bertenaga. Setelah minum herbal, masalah pernapasan nya membaik secara signifikan.

Diskusi

Dalam bukunya, The Hysterektomy Hoax, Dr Stanley West  menulis :

” Tidak ada yang tahu dengan pasti mengapa operasi pengangkatan rahim harus membawa pada … masalah ini, dan karena kita tidak memiliki jawaban medis – dan tidak ada bantuan yang bermanfaat  – untuk diberikan kepada pasien, keluhan mereka sering dianggap sebagai keluhan psikologis. Para mahasiswa kedokteran diajarkan bahwa wanita yang menghubungkan gejala yang dialaminya dengan histerektomi pasti seorang yang mengalami ganguan syaraf , histeris atau terobsesi dengan rahim mereka. Tapi, anda lihat, masalah ini sangat nyata dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan stabilitas mental seorang wanita “(2).

Reaksi kita terhadap masalah diatas adalah: jika kita tidak ingin “melihat” masalah atau mengakui keberadaannya, bagaimana kita berharap dapat menemukan solusi untuk itu?

Para praktisi alternative selalu tetap pada pendiriannya bahwa masalah-masalah tersebut bisa berada di berbagai tingkatan, tidak hanya terbatas pada apa yang dapat dilihat melalui scan atau di bawah mikroskop.

Tiya datang kepada kami bukan untuk membahas masalah ginekologi nya. Dia datang karena kanker tiroid-nya. Tapi dari hasil pembicaraan dan ketika kami “menggali” ke dalam riwayat medisnya, kami menemukan bahwa penyebab yang mendasari semua masalah nya selama tiga tahun terahir ini mungkin dari histerektomi tersebut. Dan dia sekarang menderita akibat efek samping dari operasi tersebut, dimana pengobatan modern, yang menurut Dr Stanley West, tidak akan mengakui sebagai penyebabnya. Memang sangat menyedihkan dan tragis.

Bagi mereka yang memerlukan untuk “melihat” sebelum mereka bisa percaya, AcuGraph menawarkan sebuah wawasan untuk mengatasi masalah nya. Ketika Tiya pertama kali datang mengunjungi kami, hasil pembacaan  AcuGraph nya menunjukkan ketidak- harmonisan dari Paru-paru, Perikardium, Jantung, Triple Energi, Hati, Ginjal, Kandung kemih dan meridian Lambung (Gambar 1).

Menurut Pengobatan Tradisional Cina ( TCM ) dari ketidak-harmonisan meridian Paru-paru dapat menyebabkan kesulitan dan sesak napas. Perikardium (PC) mempengaruhi kondisi mental dan emosional seseorang.

Ketidak-harmonisan dari Pericardium ( PC ) dapat mengakibatkan sesak dada, jantung berdebar, cepat marah dan agitasi.

Ketidak-harmonisan dari meridian Jantung dapat menyebabkan jantung berdebar, napas pendek atau dangkal, dada merasa sakit, pusing dan insomnia.

Ketidak-harmonisan dari Triple Energy dapat menimbulkan berbagai gangguan termasuk gangguan pernapasan dan kelelahan.

Masalah-masalah yang terkait dengan ketidak-harmonisan Hati  adalah termasuk gangguan haid, PMS ( sindrom sebelum mens ), vertigo, nyeri pada pangkal paha/selangkangan, sesak dada dan sakit kepala.

Ketidak-harmonisan meridian Ginjal dapat menyebabkan sakit punggung. Ketidak-harmonisan dari meridian Kandung Kemih juga bisa menyebabkan sakit kepala, punggung, selangkangan, dll.  Ketidak-harmonisan Pencernaan dapat menyebabkan perut kembung, sakit perut, dada sakit  dan muntah.

Ketidak-harmonisan dari Limpa dapat mengakibatkan masalah perut seperti sakit perut, perut kembung, muntah, lesu dan merasa malas.

Jadi, permasalahan yang dihadapi oleh Tiya saat ia pertama kali datang kelihatan  tampak jelas. Ketidak-harmonisan meridian nya telah menunjukkan semuanya.

Setelah tiga hari minum herbal, masalah nya “ajaib menguap” pergi. Pembacaan AcuGraph menunjukkan sebagian besar ketidak-harmonisan meridian nya telah diperbaiki. Dan dia merasa lebih baik.

Referensi

  1. http://www.safemenopausesolutions.com/hysterectomysideeffects.html
  1. Stanley West.2002. The Hysterectomy Hoax. Next Decade, New Jersey, USA.
  1. http://ehealthforum.com/health/side-effects-of-thyroidectomy-t189875.html
  2. http://www.simple-remedies.com/health-tips-4/thyroid-removal-surgery.html
  3. http://www.aphroditewomenshealth.com/forums/ubbthreads.php?ubb=showflat&Number=287531
  4. http://www.livestrong.com/article/172051-side-effects-after-the-thyroid-gland-has-been-taken-out/

Mengapa Pasien Menolak Menjalani Kemoterapi, Bagian 3

Lanjutan dari Bagian 1: Mengapa Pasien Menolak Menjalani Kemoterapi,https://cancercareindonesia.com/2011/05/01/mengapa-pasien-menolak-menjalani-kemoterapi-bagian-1/

Lanjutan dari Bagian 2: Mengapa Pasien Menolak Menjalani Kemoterapi, https://cancercareindonesia.com/2011/05/03/why-patients-refused-to-undergo-chemotherapy-part-2/

Kasus 9: Paman Meninggal Setelah Kemo Seorang wanita datang menemui kami atas nama ibunya yang didiagnosa menderita kanker. Dokter bedah mengatakan bahwa ibunya perlu menjalani kemoterapi. Tetapi pihak keluarga menolak untuk kemoterapi.

Mengapa keluarga menolak kemoterapi : Mengapa anda tidak ingin ibu anda menjalani kemoterapi ? Karena usianya beliau sudah 75 tahun. Saudara laki-lakinya, yaitu paman saya, menderita kanker paru-paru dan ia baru berumur 68 tahun. Dia meninggal – karena tidak tahan menjalani kemoterapi. Dia menjalani kemoterapi – dan setelah kemo pertama badannya menjadi sangat lemah. Kemudian pada saat kemo kedua, ia jatuh pingsan ( tak sadarkan diri ) dan kemudian meninggal. Ketika saat pertama kali kemo dan badannya sudah lemah – mengapa dia masih melanjutkan dengan yang kedua? Saya tidak tahu mengapa. Dalam waktu dua minggu – setelah kemo yang pertama dan kemo kedua – jangka waktunya hanya dua minggu dan dia meninggal. Maksud anda ? Kemo yang pertama adalah minggu pertama, dan kemo kedua adalah satu minggu kemudian. Jadi dalam jangka waktu dua minggu dia meninggal ?  Ya betul !


Kasus 10: Keponakan Meninggal Setelah Kemo
Wanita ini didiagnosa dengan Limfoma dan pengobatan yang ada baginya hanyalah kemoterapi. Tetapi dia menolak kemoterapi.

Kenapa ia menolak kemoterapi : Putri dari adik perempuan saya menderita kanker. Dia menjalani operasi bedah diikuti dengan prosedur kemoterapi. Dia meninggal. Adik saya memohon kepada saya: ” Kakak, tolong … tolong dengarkan aku. Jangan melakukan kemoterapi. Nanti kakak bisa meninggal.”    Keponakan saya menjalani dua atau tiga kali kemoterapi dan dia mengalami kerontokan rambut ( botak ). Kemudian ia meninggal. Adik saya melarang saya untuk menjalani kemo. Saya juga tidak ingin menjalani kemo. Suami saya dan anak-anak juga mengatakan kepada saya untuk tidak menjalani kemo.


Kasus 11: Teman saya Meninggal Setelah Empat Siklus Kemo
Anak muda ini berasal dari Indonesia. Dia didiagnosa menderita kanker usus dua tahun yang lalu. Ia diminta untuk menjalani kemoterapi. Ia menolak.
Mengapa dia menolak kemoterapi: Saya tidak mau dikemo ! Dokter di Medan telah meminta saya untuk menjalani kemoterapi sejak tahun 2009 (yaitu, dua tahun lalu). Saya menolak. Mengapa Anda menolak: Karena efek samping nya bisa merugikan saya ! Bagaimana Anda tahu efek samping nya buruk ? Dari teman-teman ! Salah satu teman saya menderita kanker usus besar dan yang lain menderita kanker payudara. Keduanya menjalani operasi. Kemudian mereka menjalani kemo. Teman yang mederita kanker payudara mengalami kejadian buruk. Dia meninggal. Dia menjalani empat siklus kemoterapi dan setelah itu dia meninggal (tidak pernah menyelesaikan perawatan lengkap ). Yang satu lagi dengan kanker usus besar setelah menjalani dua siklus kemoterapi. Lalu ia menyerah. Dan dia masih hidup sampai hari ini. Apa yang mungkin terjadi jika ia melanjutkan dengan kemoterapi?  Mungkin sekarang sudah mati (tertawa). Itulah sebabnya saya menolak untuk menjalani kemo. Teman saya masih hidup dan dia baik-baik saja saat ini. Sekarang sudah tiga tahun.

 

Kasus 12: Saya melihat dan saya tahu kemoterapi tidak menyembuhkan kanker Guat menderita kanker payudara selama bertahun-tahun. Dimulai dengan benjolan kecil di payudara nya. Ketika tumornya tumbuh menjadi lebih besar ( hampir setengah kilo!). Ia menyetujui untuk diambil tindakan operasi tetapi menolak untuk kemoterapi atau radioterapi. Dia berusaha untuk terus bertahan hidup dengan melakukan apa yang dia pikir baik untuknya. Dia mengkonsumsi herbal, suplemen, dll dan memiliki pandangan hidup yang sangat positif. Dia belajar untuk hidup berdampingan dengan kanker payudara-nya selama lebih dari sepuluh tahun. Kemudian, kanker menyebar ke paru-parunya dan dia akhirnya meninggal dunia. Kami mempunyai kesempatan untuk berbicara dengan Guat. Dia berbagi pengalaman dan pandangannya tentang perawatan medis untuk kanker.

Mengapa dia menolak kemoterapi dan perawatan medis: Saya telah melihat banyak orang mengidap kanker. Setelah kemo mereka juga meninggal dalam waktu kurang dari dua tahun ! Saya telah melihat banyak kasus seperti itu. Mereka menderita saat menjalani kemo tetapi pada akhirnya toh mereka juga semua mati.  Jadi mengapa harus menderita ? Setelah menjalani operasi, menurut dokter nya untuk mencegah jangan sampai kambuh kembali saya diminta untuk menjalani radioterapi. Saya menolak. Biarkan kambuh kembali terlebih dahulu dan kemudian baru kita berurusan dengan itu semua. Saya menolak untuk melakukan kemo. Dengan asumsi setelah operasi saya akan mati dalam waktu dua tahun.  Tidak apa-apa, setidaknya saya tidak harus menderita. Jika saya melakukan kemo, tidak ada jaminan juga untuk sembuh.

Dari apa yang anda amati terhadap orang- orang yang telah menjalani kemoterapi atau radiasi, bukankah mereka mendapat  manfaat banyak dari perawatan tersebut? Mereka menderita begitu parah. Saya lebih suka tidak menderita dan memilih untuk mati lebih cepat tanpa kemo. Hal ini tidak masalah bagi saya. Saya tidak ingin menderita. Misalnya, dengan kemo saya akan bertahan hidup selama dua setengah tahun, dan bila tanpa kemo dua tahun. Saya akan memilih untuk menjalani hidup dua tahun dengan kualitas hidup yang baik.

Tetapi kan anda dapat memperpanjang hidup selama setengah tahun lagi. Ah .. tidak apa jika saya mati lebih cepat. Anda membuat semua keputusan ini sendiri atau apakah Anda dipengaruhi oleh orang lain ? Saya membuat keputusan saya sendiri berdasarkan pengamatan saya tentang apa yang terjadi kepada orang lain. Banyak orang telah menceritakan berbagai macam hal. Saya mendengarkan apa yang mereka ceritakan, tetapi pada akhirnya saya membuat keputusan sendiri. Sebagai contoh ketika saya mempunyai benjolan kecil di payudara, saya memutuskan untuk mengambil risiko dan menangani dengan cara yang saya pikir tepat untuk saya. Benjolan tersebut tumbuh membesar dan lebih besar. Saya tahu bahwa tidak ada harapan untuk mengecil. Jadi saya memutuskan untuk melakukan tindakan operasi. Tapi ketika dokter menyarankan untuk menjalani radioterapi untuk mencegah supaya jangan kambuh kembali, saya mengatakan tidak. Saya mengatakan kepadanya, jika nanti terjadi kekambuhan, kita akan menghadapinya ketika masalah tersebut terjadi, tidak sekarang. Bahkan dengan radiasi, saya telah melihat banyak kasus kambuh kembali. Saya kenal beberapa pasien yang menderita kanker.  Mereka menjalani kemoterapi – dan mereka semuanya meninggal, termasuk saudara jauh anda sendiri  – Anda ingat? Ketika anda menemui dokter, mereka meminta anda untuk menjalani kemo. Tetapi tidak ada jaminan bahwa kemoterapi dapat menyembuhkan. Biaya pengobatannya sebesar RM 30.000. Untuk pasien yang tidak punya, itu adalah uang yang besar sekali. Seorang dokter mengatakan hal ini kepada teman saya: ” Ini adalah ibu anda, kenapa anda tidak ingin ” menyelamatkan ” dia? Benar, bahkan kepada seekor anjing pun, kami juga ingin menyelamatkan hidupnya, apalagi bagi seorang ibu. Tetapi kalau biaya pengobatan begitu besar biayanya, kemana harus mencari uangnya ? Lebih buruknya lagi, tidak ada jaminan bahwa kemoterapi dapat menyembuhkan sama sekali. Sayangnya, banyak “orang awam” tidak tahu cara menanggapi ” ocehan “ dari dokter – dokter tersebut. Saya tidak marah, tapi saya pikir para dokter sebaiknya tidak boleh berbicara seperti itu !

Baca lebih lanjut apa yang mereka katakan tentang kemo …

  1. Pengobatan utuk membunuh kanker : Bagaimana racun kemoterapi membunuh kedua-dua nya baik sel-sel kanker maupun pasien kanker http://www.naturalnews.com/012727.html
  2. Dapatkah Anda percaya bahwa kemoterapi dapat menyembuhkan kanker Anda? http://www.ener-chi.com/trustchemo.htm
  3. Mempertanyakan tentang Kemoterapi : Bagaimana halnya kemoterapi tidak menyembuhkan kanker atau memperpanjang hidup. http://www.drheise.com/chemotherapy.htm
  4. Argumen terhadap kemoterapi. http://www.canceractive.com/cancer-active-page-link.aspx?n=255

Seorang pembaca mengirim kepada kami komentar ini: Keponakan saya meninggal pagi ini. Tidak, bukan karena kanker ! Karena dikemo !!!  Kemo nya bahkan tidak sampai lebih dari dua bulan!  Inilah sebabnya mengapa begitu banyak dokter holistik mengatakan pengobatan modern yang kita miliki ini , yang disebut GOLD – CLASS  CANCER  TREATMENT  dapat membunuh lebih cepat dari pada merokok. Baca lebih lanjut : http://twitpic.com/4wjd8f

Saya kenal seorang yang lain lagi , yang meninggal setelah satu setengah tahun kemo ( kanker lambung). Dia berumur belum 25 tahun. Dan satu nya lagi … mereka memberikan obat tidur sebagai gantinya. Dia adalah paman saya … Obat Tidur telah membunuhnya dalam empat hari (dia menderita kanker stadium lanjut di pankreas, hati dan paru-paru). DIMANAKAH  PERJUANGAN   MELAWAN  KANKER ? Jika buah tidak menyembuhkan, mereka mengatakan orang yang mempromosikan buah tersebut adalah seorang dukun ! Tapi ketika giliran kita membicarakan Obat Kanker dan Terapi nya, jika pengobatan tersebut tidak bekerja, dikatakan bahwa itu bukan praktek  perdukunan ! Apakah ada SESUATU YANG SALAH dengan industri medis kita ?  ANDA  KATAKAN  KEPADA  SAYA!

Catatan: Kami telah mendokumentasikan 12 kasus mengapa pasien menolak untuk melakukan kemoterapi – jadi, sudah cukup kah ?

“Bagi mereka yang percaya, bukti tidak diperlukan. Bagi mereka yang tidak percaya, bukti dimungkinkan. “

Mengapa Pasien Menolak Menjalani Kemoterapi, Bagian 2

Lanjutan dari Bagian 1: Mengapa Pasien Menolak Menjalani Kemoterapi, https://cancercareindonesia.com/2011/05/01/why-patients-refused-to-undergo-chemtherapy-part-1/

Kasus 5: Seorang Ibu meninggal setelah siklus kelima dari kemoterapi untuk limfoma

M604 adalah seorang pria berusia 33 tahun dari Jakarta, Indonesia. Dia didiagnosis dengan Hepatitis B pada tahun 2005 dan berobat secara medis. Setelah enam bulan berobat, ia kemudian menyerah.

Pada bulan September 2008, ia mengalami kesakitan dengan perut kembung. Pemeriksaan  HBV DNA- nya (real time PCR)  menunjukkan 450.468.000 copies / ml. Dia kemudian menjalani pengobatan selama tiga bulan.

Pada bulan Juni 2009, tes berikutnya  HBV DNA (real time PCR) adalah 321.264.000 copies / ml. ALT-nya pada tanggal 8 Juni 2009 adalah 71 (tinggi). Dokter menyarankan injeksi interferon mingguan untuk selama 48 minggu. Dengan total biaya berkisar sebesar RM 50.000. Ia menolak untuk perawatan medis lebih lanjut dan datang ke CA Care pada tanggal 19 Juli 2009.

Mengapa dia menolak injeksi interferon:

Ibunya berusia 55 tahun ketika  didiagnosis dengan limfoma. Dia menjalani lima siklus kemoterapi. Selain itu, dokter memberinya “suntikan Mahtera” ( interferon ) bersamaan dengan empat siklus pertama kemoterapi. Setelah siklus kelima kemoterapi, kondisinya “drop” atau memburuk. Dia merasakan sakit dibagian hatinya. Virus Hepatitis B yang selama ini terpendam telah muncul bergejolak. Sebelum pengobatan dengan kemo kondisinya normal. Ibunya  meninggal saat dirawat diruang ICU di rumah sakit. Total biaya pengeluaran untuk perawatannya berkisar  RM 55, 000.


Kasus 6: Adik perempuan-nya meninggal di Cina setelah satu siklus kemoterapi

Anak M620 datang menemui kami pada tanggal 23 Agustus 2009. Ayahnya, yang berusia 63-tahun dari Medan, Indonesia, mengalami kesulitan buang air besar. Dia juga merasakan sakit di punggungnya. Dokter di Medan mengatakan dia mengidap hipertensi dan dia diberi obat. Tetapi pengobatan tersebut tidak efektif. Dia kemudian pergi ke sebuah rumah sakit swasta di Penang untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pada pemeriksaan CT scan menunjukkan adanya nodul-nodul di paru-parunya dan diduga dia telah terkena kanker paru-paru. Beberapa kelenjar getah beningnya membesar. Ditemukan juga banyak nodul-nodul  dalam hatinya, mulai dari ukuran 2 sampai 20 mm, diduga  kumpulan dari  suatu metastasis. Dokter menyarankan untuk dibiopsi, tapi dia menolak. Dia diberi obat tetapi kesehatannya tidak menjadi lebih baik. Jumlah trombosit-nya rendah / menurun.

Mengapa dia menolak biopsi:

Menurut logika langkah berikutnya setelah biopsi adalah kemoterapi, itu yang tidak ingin ia lakukan. Oleh karena itu, melakukan biopsi tidak ada artinya dalam situasi seperti ini. Dia sungguh seorang yang bijaksana !

Mengapa dia menolak kemoterapi:

Inilah yang dikatakan anaknya. Bibi saya ( adik ayah) menderita kanker ovarium. Dia menjalani enam siklus kemoterapi. Tumornya tumbuh kembali setelah pengobatan. Lalu dia pergi ke Cina untuk pengobatan lebih lanjut.

Sebelum ia pergi ke Cina, ia telah menjalani kemo ? Ya, enam kali dilakukan di Penang. Tetapi itu tidak efektif.  Ayah saya menemani bibi saya pergi ke China. Di Cina ia hanya menerima satu kali kemoterapi dan dia meninggal.

 

Kasus 7: Ipar laki-laki meninggal setelah enam siklus kemoterapi

M 930 adalah seorang wanita berusia 47 tahun dari Indonesia. Dia mengalami perdarahan vagina pada bulan Desember 2010. Tetapi tidak merasakan sakit. Menstruasi nya normal. Dia berangkat ke Melaka dan melakukan biopsi. Menurut laporan histopatologi tanggal 17 Januari 2011 menunjukkan adanya moderately differentiated squamous cell carcinoma. Dokter nya menyarankan kemoterapi dan radioterapi. Dia diberitahu bahwa kebanyakan pasien memiliki hasil yang baik dari pengobatan tersebut ( apa pun artinya ! ).

Karena tidak yakin dan tidak puas, ia berangkat ke Singapura untuk mendapatkan pendapat kedua ( second opinion ). MRI  pada bagian pinggulnya menunjukkan adanya masa sebesar 7,5 x 7 x 7 cm menonjol turun dari mulut rahimnya. Keadaan ini meliputi sepertiga bagian bawah rahimnya dan juga meluas ke arah vagina. Dokter menawarkan pengobatan: tiga puluh lima kali radiasi dan kemoterapi. Kanker ini tidak bisa dioperasi. Dia diberitahu bahwa dengan perawatan ini dia akan memiliki 60% sampai 70%  penyembuhan. Kami bertanya – Sembuh ?  Ya, sembuh.

Dia tidak  merasa yakin dan menolak perawatan medis lebih lanjut. Hasil tes darah nya yang dilakukan pada tanggal 7 Maret 2011 menunjukkan CEA = 39.0  dan  CA 125 = 964,0.

Mengapa dia menolak kemoterapi dan radioterapi ?

Ketika ditanya – Mengapa anda tidak mau melakukan kemoterapi. Dia menjawab: Tidak, tidak, saya tidak mau. Kakak saya di Singapura benar-benar marah kepada saya karena tidak mau mengikuti saran dokter. Sejak kecil, saya selalu skeptis. Saya mempunyai teman-teman yang telah menjalani kemoterapi dan kondisi mereka baik untuk sementara, lalu setelah itu kondisi mereka “drop” dan  kemudian mereka pergi selamanya.

Kakak ipar suami saya  ( yaitu suami dari kakak perempuan nya) memiliki benjolan di lehernya. Setelah enam siklus kemoterapi, ia meninggal. Dia menjalani pengobatan di Penang. Seluruh badannya menjadi berwarna gelap. Dia mengalami botak dan kulit dibadannya mengelupas. Oh, saya telah melihat banyak kasus seperti ini dan saya sangat takut.

Kasus 8: Paman meninggal enam bulan setelah operasi dan kemoterapi untuk kanker prostat nya

M 935 adalah seorang wanita berusia 54 tahun dari Sumatera, Indonesia.  Pada bulan Juli 2010, dia mengalami kesulitan buang air besar. Dia datang ke Penang untuk berkonsultasi. CT scan pada  tanggal 22 Juli 2010 menunjukkan adanya  masa berukuran 4,94 cm x 2,63 cm yang berlokasi di proximal sigmoid colon dengan penyempitan yang parah dan ini identik dengan kanker. Petanda tumor nya mengalami peningkatan: CEA = 211  dan CA 125 = 91,5.

Dia kemudian menjalani operasi. Itu adalah moderately differentiated adenocarcinoma , Duke Stage C. Tumornya telah meluas ke kelenjar getah bening mesorectal. Tiga dari lima kelenjar getah bening sudah terkena. Dia diminta untuk menjalani kemoterapi. Namun, oncologist nya tidak dapat mengatakan apakah kemoterapi akan menyembuhkannya atau tidak. Tapi ia diberitahu bahwa kemoterapi dapat  memeriksa penyebaran kankernya. Dia dan suaminya tidak yakin dan menolak kemoterapi.

Kenapa ia menolak kemoterapi:

Sang suami berkata: ” Paman saya, yang berusia 75 tahun, meninggal setelah enam bulan pengobatan. Dia menderita kanker prostat. Kemudian menjalani operasi diikuti dengan kemoterapi. Lalu ia meninggal setelah enam bulan kemudian. Dia tidak tahan dengan  perawatan tersebut – tidak bisa makan, tidak bisa tidur dan setiap hari dia demam. Ini adalah suatu kehidupan yang sulit baginya.

Bagaimana Anda tahu semua ini ? Dia adalah paman saya – adik dari ayah saya. Dia tinggal hanya dua rumah jauhnya dari rumah saya. Hidupnya benar-benar susah. Uang hilang dan kemudian, kesakitan dan hidupnya menjadi susah.


Kutipan :

Jika kita tidak membunuh tumornya, kita membunuh pasiennya ~ William Moloney

Kemoterapi adalah suatu usaha untuk meracuni tubuh yang hanya mempercepat kematian dengan harapan membunuh kanker sebelum seluruh tubuhnya terbunuh. Kebanyakan upaya ini tidak berhasil ~ Dr John Lee, author of What Your Doctor May Not Tell You About Breast Cancer,

Kebanyakan penderita kanker di negara ini mati karena kemoterapi. Kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker payudara, usus besar atau kanker paru-paru. Fakta ini telah didokumentasikan selama lebih dari satu dekade. Namun  saat ini dokter masih menggunakan kemoterapi untuk menangani tumor.  ~ Alan Levin, professor of immunology, University of California Medical School, USA.

Dalam onkologi, bahkan memperpanjang hidup pasien selama tiga bulan sampai satu tahun dapat dianggap sebagai suatu prestasi. Mencapai keberhasilan atas suatu peyembuhkan adalah sama seperti halnya menarik tongkat jackpot. Tidak semua kanker dapat disembuhkan  ~ A renowned oncologist of Singapore, The Straits Times, Mind Your Body Supplement, Page 22, 29 November 2006.

Mengapa Pasien Menolak Menjalani Kemoterapi, Bagian 1

Operasi, kemoterapi, radioterapi dan obat yang baru saja  diperkenalkan yaitu “ targeted drugs “  adalah  “standar emas” dalam pengobatan kanker. Kemoterapi masih dianggap sebagai sesuatu yang di agungkan ibarat Sapi Keramat di dalam paddock. Yeong Sek Yee dan Khadijah Shaari telah menulis empat artikel review ekstensif mengenai kemoterapi. Oleh karena itu kami tidak akan mengulangi apa yang telah mereka tulis. Jika anda belum membaca artikel ini, berikut ini adalah link-nya :

1. Effectiveness or Ineffectivenes of Chemotherapy, Part 1: What Some Oncologists Say. http://ejtcm.com/2011/03/17/effectiveness-or-ineffectivenes-of-chemotherapy-part-1-what-some-oncologists-say-%E2%80%A6/

2. Effectiveness or Ineffectiveness of Chemotherapy, Part 2: What Some Oncologists Say. http://ejtcm.com/2011/03/17/effectiveness-or-ineffectivenes-of-chemotherapy-part-2-what-some-oncologists-say-%E2%80%A6/

3. Chemotherapy Effectiveness or Ineffectiveness, Part 3: What Other Medical Doctors Say. http://ejtcm.com/2011/03/20/chemotherapy-effectiveness-or-ineffectiveness-part-3-what-other-medical-doctors-say/

4. Chemotherapy Effectiveness or Ineffectiveness, Part 4: What Other Medical Doctors Say. http://ejtcm.com/2011/03/20/chemotherapy-effectiveness-or-ineffectiveness-part-4-what-other-medical-doctors-say/

Alasan mengapa kita memuat artikel ini adalah karena kami percaya bahwa hal ini merupakan tugas kami untuk memberitahu mereka yang ingin tahu tentang kebenaran. Mari kita luruskan bahwa kami TIDAK anti-kemo atau anti obat-modern. Kamipun tidak pro-kemo. Kami mengambil jalan tengah. Setuju terhadap  apa yang baik dan bermanfaat dan menolak apa yang tidak berguna dan berbahaya. Bila anda terkena kanker, ini bukan waktunya untuk mengikuti setiap “ideologi” dengan membabi buta.

Apakah anda akan melakukan kemo atau tidak,  itu adalah keputusan anda sepenuhnya. Ikuti apa yang dikatakan hati anda dan pilih jalan yang membawa kedamaian bagi diri anda sendiri. Sebab ini ANDA, dan anda sendiri, yang akan mendapatkan manfaat atau penderitaan dari apa pun yang anda lakukan. Apapun konsekuensinya, orang lain hanya bisa melihat saja – ketidak berdayaan atau kebahagiaan.

Renungkan dan perhatikanlah kutipan berikut ini :

  • Umat-Ku dihancurkan / dibunuh  karena kurangnya pengetahuan ~ Hosea 4:06
  • Kurangnya pengetahuan adalah penyebab dari penderitaan ~ Swami Krishnananda
  • Akar penyebab dari penyakit adalah ketidaktahuan akan pikiran dan tubuh kita ~ menurut Ayurveda
  • Penyebab utama dari setiap jenis penderitaan atau kesakitan, adalah kebodohan ~ Pengobatan Tibet
  • Hanya ada satu yang baik yaitu pengetahuan, dan satu yang jahat, yaitu kebodohan ~ Socrates
  • Jalan menuju kesehatan adalah jalan pengetahuan. Mengabaikan pengetahuan adalah penyakit ~ kebijakan Cina

Jika Anda telah membaca apa yang kami tulis, setidaknya anda dapat merasa nyaman dimana anda telah banyak mendapat masukkan dan tidak lagi bodoh. Anda juga akan merasa nyaman karena keputusan yang anda buat, apakah melakukan kemo atau tidak, itu berdasarkan pada berbagai pengetahuan / pertimbangan, dan Anda tidak lagi membuta dipimpin ke pembantaian!

Bagi beberapa orang merasa bahwa membaca itu adalah hal yang membosankan dan umumnya mereka tidak suka membaca. Untuk orang-orang seperti ini mungkin menonton video adalah lebih baik ?  Dalam artikel review yang telah disebutkan di atas, anda telah membaca apa yang dikatakan para ahli onkologi dan dokter-dokter  tentang kemoterapi. Sayangnya para pemain yang paling penting – dalam hal ini para pasien – tidak muncul / hilang !

Jadi untuk membuat gambaran yang lengkap, kami akan memperkenalkan anda dengan serangkaian artikel tentang  apa yang dikatakan oleh para pasien itu sendiri tentang kemoterapi,. Pada bagian ini tidak akan ada banyak kata-kata tulisan. Malahan sebaliknya, lebih baik anda mendengarkan para pasien itu sendiri berbicara !   Ini adalah artikel kami yang pertama pada seri ini.

Jadi, sekarang tidak ada alasan lagi untuk mengatakan bahwa anda tidak tahu !

PRESENTASI  KASUS

Kasus 1: Sepupu nya meninggal setelah kemo untuk kanker limfoma nya.

Gu ( M956 ) adalah seorang  pria berusia 59 dari Medan, Indonesia. Pada awal Maret 2010, ia mengalami batuk-batuk disertai darah dalam dahak nya. Dia juga menderita sesak nafas. CT-scan thorax pada 25 Maret 2010 menunjukkan adanya cairan di paru sebelah kanan, sehubungan dengan collapse (kempes) nya bagian kanan bawah dari paru-parunya. Gu kemudian menjalani penyedotan cairan dari lapisan pembungkus paru-parunya. Setelah pengeluaran cairan, ia merasa lebih baik. Gu dijadwalkan untuk pemeriksaan endoskopi untuk lebih mempertegas lebih lanjut masalahnya. Keluarganya diberitahu ini kemungkinan kanker stadium 4.  Bilamana memang kasusnya demikian, ia akan disarankan untuk menjalani kemoterapi.

Karena, setiap orang dalam keluarga itu tidak setuju terhadap kemoterapi, Gu memutuskan untuk tidak melanjutkan dengan pemeriksaan medis lebih lanjut.

Mengapa dia menolak kemoterapi ? Sepupu-nya menderita limfoma dan menjalani kemoterapi. Setelah ” berhasil ” menyelesaikan kemoterapi, ia kemudian meninggal.

 

Kasus 2: Menantu laki-laki berusia 43 tahun meninggal setelah delapan siklus kemoterapi untuk kanker usus besar.

M 918 adalah seorang wanita berusia 71 tahun dari Aceh, Indonesia. Pada awal 2010, ia mengalami batuk-batuk. Dengan pengobatan dari dokter, batuknya datang dan pergi. Kemudian pada bulan November 2010, ia mengalami batuk  dengan darah. Pada bulan Februari 2011 ia datang ke Penang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

CT scan di rumah sakit swasta menunjukkan adanya nodularity dan gambaran yang berkabut dalam paru-paru kiri serta penebalan pleura. Dia diberitahu bahwa itu adalah pertumbuhan sel kanker. Tidak puas dengan penjelasan tersebut, ia pergi ke rumah sakit swasta lainnya untuk mencari pendapat kedua. Kemudian dilakukan CT scan ulang diikuti oleh biopsi. Hal itu menegaskan bahwa dia menderita kanker paru-paru. Dan dia diminta untuk menjalani kemoterapi. Dia menolak dan datang ke CA Care pada tanggal 20 Februari 2010.

Kenapa ia menolak kemoterapi: Dia berkata: ” Saya tidak mau kemoterapi … saya takut. Menantu saya, sebelumnya dia baik-baik saja tapi setelah kemo, dia meninggal. Dia menderita kanker usus besar. Dia tampak sehat. Ini terjadi pada tahun 2006.  Dia telah menjalani delapan siklus kemoterapi setelah itu ia meninggal. Kondisi dia itu sehat, kuat … mampu membawa barang-barang berat pada saat bekerja. Dan dia baru berumur 43 tahun. Itulah sebabnya saya tidak mau menjalani kemo.  ” Saya takut. ”

 

Kasus 3: Seorang Ibu meninggal setelah kemoterapi untuk kanker payudara.

H561 adalah seorang wanita Malaysia berumur 35 tahun. Pada bulan Februari 2011, dia menemukan adanya benjolan di payudara kanannya. Kemudian dia menjalani operasi lumpectomy. Itu adalah termasuk kategori kanker ganas  ( invasive ductal carcinoma ) NOS with ductal carcinoma in situ (comedocarcinoma). Empat kelenjar getah bening yang terinfeksi kanker telah diambil. Tumor tersebut  positif  terhadap  test  p53, C-erbB-2, estrogen dan progesterone receptor. Kemudian dia diminta untuk menjalani kemoterapi dan radioterapi. Dia menolak dan datang ke CA Care pada tanggal 15 Maret 2011.

Kenapa ia menolak kemoterapi: Ibu saya, karena kanker payudara, telah meninggal dunia. Saya menatapnya saat berbaring di tempat tidur, dia tidak bisa bangun … ini yang tidak saya inginkan.

Ibu saya waktu itu berumur 56 tahun. Dia terkena kanker payudara dan menjalani operasi pengangkatan. Seluruh payudaranya diangkat. Lalu ia menjalani kemoterapi di Singapura. Setelah itu kembali ke Johor Baru dan menjalani kemo lagi … lalu ke Kuala Lumpur dan menjalani kemo lagi. Kemudian ahirnya ia kembali lagi ke Johor Baru, untuk menunggu waktunya dan meninggal.

Ketika pertama kali didiagnosis, kankernya tidak menyebar ke organ lain. Dia masih kuat dan oke. Namun setelah kemo di Singapura kankernya menyebar ke organ hati nya. Setelah selama tiga tahun menjalani kemoterapi terus menerus, keluar – masuk  rumah sakit – ahirnya dia meninggal.

Maaf:  Seorang onkologi yang sangat terkenal di Singapura mengatakan: ” Sel-sel kanker tersebut tipe yang sangat agresif. ” Saya belum pernah melihat yang agresif nya  seperti yang satu ini ! ”

Sekarang giliran anda, dokter telah  meminta anda untuk melakukan kemoterapi dan radioterapi – Anda tidak  bersedia ?

Saya tidak mau.  Saya tidak mau mengikuti  jejak ibu saya !

 

Kasus 4: Kakak perempuan meninggal setelah kemoterapi untuk kanker usus besar.

H574 seorang laki-laki Malaysia berumur 40 tahun. Pada tahun 2007 dia didiagnosis terkena kanker usus Stadium 3.  Ia disarankan untuk menjalani kemoterapi normal i / v (intravena atau injeksi). Tetapi dia memilih obat kemo oral,yaitu Xeloda, sebagai gantinya. Dia menjalani total delapan siklus Xeloda dan menderita berbagai efek samping seperti: badan terasa panas, tidak bisa tidur, sakit pada tenggorokan, kehilangan nafsu makan dan merasakan lemas atau berkurangnya kekuatan.

Perawatan dengan Xeloda selesai pada bulan Februari 2008. Setelah itu ia merasa sakit dan mengalami kesulitan bernapas. Dia terpaksa mengonsumsi suplemen. Ia disarankan lagi untuk menjalani kemoterapi i / v  tapi menolak. Dia datang untuk minta pertolongan kami pada tanggal 3 April 2011.

Mengapa dia menolak kemoterapi: ” Dokter meminta saya untuk kembali dan melakukan kemo. Saya tidak mau. Kakak perempuan saya mempunyai kasus yang sama – kanker usus besar, menjalani kemoterapi, lalu menyebar ke hati dan kemudian mati “.

“ Kakak perempuan saya berumur 50-tahun, dia menderita kanker dua tahun yang lalu.”  Dia terkena kanker usus besar, dioperasi, lalu kemoterapi dan setelah itu kankernya menyebar ke hati. Sebelum dioperasi kanker nya tidak  ada di hatinya. Setelah enam kali kemo, kemudian menyebar ke hati. Dokter nya berkeinginan untuk mengoperasi hatinya. Dia menolaknya. ” Setelah beberapa bulan kemudian ia meninggal. ”

” Saya juga terkena kanker usus besar, tiga tahun lalu – beberapa bulan lebih awal dari kakak saya …”

 

Kutipan :

  • Pelajarilah semua yang anda dapat dari kesalahan orang lain. Anda tidak akan punya waktu untuk mempelajari semuanya sendiri. ~Alfred Sheinwold
  • Segala sesuatu yang telah dikatakan sebelumnya, tapi karena tidak ada yang mendengarkan kita harus selalu kembali dan mulai dari semula lagi. ~Andre Gide, Le traite du Narcisse , 1891
  • Orang bijak belajar dari pengalaman orang lain; orang bodoh belajar dari dirinya sendiri. Pepatah ~ Kuno