Rina (bukan nama sebenarnya) adalah seorang wanita berusia 30 tahun asal Indonesia. Hidupnya sehat hanya saja, taapi dia diberitahu ada satu atau dua kista di rahimnya. Dia mengalami masalah berikut selama menstruasinya.
• Dia merasakan nyeri sekitar 3 hari sebelum menstruasi dan nyeri tersebut menetap hingga 2 hari setelah menstruasi.
• Rasanya sangat sakit.
• Sebelum menstruasi, ia merasakan nyeri pada punggung dan payudara.
• Sebelum menstruasi, ia mengalami perubahan suasana hati.
• Sebelum menstruasi dia suka makan makanan asam.
Pada Agustus 2023, Rina menjalani operasi laparoskopi di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Laporan histopatologi mengkonfirmasi:
• Salphingitis – peradangan pada saluran tuba kiri dan kanan.
• Leioyonma (juga disebut sebagai fibroid atau mioma).
Perawatan medis tersebut menelan biaya Rp 200 juta atau sekitar RM61.000.
Pada Desember 2023, Rina menjalani 3 siklus kemoterapi. Sayangnya, dia tidak mengetahui obat yang digunakan padanya.
Usai kemoterapi, Rina diberikan suntikan Pamorelin, sebulan sekali selama 3 bulan.
Karena kondisi kesehatannya semakin parah, Rina memutuskan untuk menghentikan perawatan medis lebih lanjut.
Apakah pengobatan di atas “menyembuhkan” atau membantu Rina?
Sayangnya, jawabannya adalah TIDAK. Itu sebabnya Rina memutuskan untuk datang mencari bantuan kami. Rina dan saudara perempuannya mengatakan setiap hari hidup adalah “neraka” baginya. Ini terjadi setelah kemoterapi selesai. Dia menderita:
• Nyeri terus-menerus. Dia harus minum obat pereda nyeri.
• Sesekali dia merasakan “angin” di perutnya.
• Dia tidak bisa tidur.
• Dia merasa lelah sepanjang waktu.
• Nafsu makannya sangat buruk.
• Buang air kecilnya 5 sampai 6 kali setiap malam.
Saat saya bertemu dengannya, Rina tampil sebagai wanita yang putus asa dan frustrasi. Hal ini bisa “dilihat” dari ekspresi wajahnya. Dia mengatakan kepada saya bahwa ada rasa sakit terus-menerus di rahimnya.
Meskipun sudah berobat, keluar darah selama 1 sampai 2 hari, lalu timbul nyeri, lalu keluar darah lagi.
Rasa sakitnya sangat hebat pada malam atau dini hari. Ketika diminta menilai kondisi kesehatannya dalam skala 0 hingga 10, Rina mengatakan itu adalah 10 – penderitaan yang harus diamalkan setiap hari .
Saya meresepkannya beberapa ramuan herbal untuk merawat rahimnya, fibroid, PMS, perut kembung dan sering buang air kecil.
Keesokan harinya Rina mengirimi saya pesan dan mengatakan bahwa masalahnya membaik setelah meminum ramuan tersebut hanya SATU hari!
- Setelah minum herbal mau tidur saja
- Setiap minum mengantuk tapi badan sudah mulai semangat
- Sakit di rahim sudah mulai berkurang.
- Nyeri di perut sudah tidak sakit sekali, tapi masih ada sedikit nyeri.
- Untuk kencing sudah berkurang.
Satu bulan setelah minum herbal
Rina dan kakak perempuannya kembali lagi ke Penang setelah satu bulan. Sungguh menakjubkan mengetahui bahwa Rina telah pulih – tidak menderita lagi! Lihat videonya di bawah ini;
Kakak perempuannya berkata: Sebelum dia minum herbal, dia sering menelepon saya dan mengeluh tentang semua masalah yang dia alami. Sekarang dia sudah jauh lebih baik – masalahnya hampir hilang.
Rina sudah kembali sehat dan kembali normal.
Masalah | Sebelum mium herbal | Satu bulan setelah minum herbal |
Nyeri | Nilai 10 (skala 0-10) | Hilang! |
Perut kembung | Tidak nyaman | Membaik |
Tidak bisa tidur | Tidur pada jam 4 atau 5 pagi, bangun setelah beberapa jam | Tidur jam 10 atau 11 malam. dan bangun jam 7, 8 atau 9 pagi. |
Nafsu makan | Sangat buruk | Nafsu makan normal |
Sering bauang air kecil | 5 x per malam | 2 x per malam |
Capek / tiada energi | Lebih suka berdiam diri di rumah | Suka keluar rumah dan beraktivitas Tidak capek lagi |
Komentar
1. Saya meluangkan waktu untuk mencoba memahami penyebab masalah menstruasi Rina itu. Setelah beberapa pertanyaan, ternyata Rina menderita PMS (premenstrual syndrome).
Selama bertahun-tahun, saya telah membantu banyak wanita yang menderita PMS. Hal ini dapat diobati dengan mudah dengan meminum ramuan PMS kami selama satu atau dua bulan. Tidak perlu operasi!
2. Dengan permasalahannya, Rina pergi ke rumah sakit swasta untuk dioperasi. Amat bingung sekali! Apakah Rina benar-benar memerlukan operasi untuk mengatasi permasalahannya? Bisakah masalah ini diatasi dengan cara yang tidak terlalu invasif dan lebih murah?
Silakan renungkan kutipan di bawah ini:
Tidak ada operasi seperti TIDAK ada operasi. Pembedahan tetap menjadi “jalan terakhir”.
Seringkali apa yang kita coba cegah dengan operasi adalah komplikasi yang mungkin Anda alami.
Beberapa ahli bedah memiliki ambang batas yang sangat rendah untuk mengoperasi. Pepatah mereka adalah Kesempatan untuk memotong adalah kesempatan untuk menyembuhkan.
Dalam bisnis praktik kedokteran swasta, hubungan antara volume dan pendapatan digambarkan dalam istilah yang sangat lucu: Anda memakan apa yang Anda bunuh.
3. Yang lebih mengherankan adalah Rina harus menjalani kemoterapi! Berdasarkan laporan histologi, Rina tidak menderita penyakit kanker apapun. Mengapa dia memerlukan kemoterapi? Apakah ini hanya upaya pencegahan yang terlalu berlebihan?
Rina menderita radang saluran tuba kiri dan kanan. Pembedahan pun dilakukan untuk mengatasinya. Apakah dia benar-benar memerlukan kemoterapi untuk saluran tubanya yang meradang dan telah diangkat? Dimana ilmunya?
4. Setelah 3 siklus kemoterapi, Rina menjalani pengobatan hormonal dengan Pamorelin. Ini bahkan lebih membingungkan lagi. Mengapa Pamorelin? Dari internet saya mengetahui bahwa Pamorelin digunakan untuk mengobati kanker prostat!
Dokter membei obat kanker prostat pada wanita itu? Wanita bisa terkena kanker prostat? Apakah ini benar atau ilmiah?
Oh tidak – Pamorelin juga digunakan untuk mengobati endometriosis pada wanita. Itu yang dikatakan ilmu kedokteran? Anda yakin dengan jawaban itu? Yang aneh lagi, laporan medis tidak pernah menyebutkan bahwa Rina menderita endometriosis! Di rahimnya ada fibroid.
5. Sepertinya Rina diperlakukan secara berlebihan. Bukankah ini alasan Rina sangat menderita setelah menjalani kemoterapi?
6. Karena saya tidak mengetahui nama obat kemo yang digunakan, saya tidak dapat berspekulasi mengapa Rina sangat menderita. Namun bagi Pamorelin, efek samping utama obat ini adalah: rasa panas, berkeringat di malam hari, kekeringan pada vagina, sakit kepala, pusing dan mual (dan ada banyak lagi)!
Komentar terakhir saya
Untuk semua wanita, ini adalah hidup Anda. Putuskan dengan hati-hati sebelum Anda mengizinkan siapa pun menggunakan pisau dan obat-obatan beracun pada Anda. Cara ini mungkin bukan jawaban untuk menyelesaikan masalah Anda.