Setelah Mastektomi Dia Menolak Kemoterapi

Putranya meninggal setelah 4 siklus kemo untuk limfomanya

Ani (bukan nama sebenarnya) adalah seorang Indonesia berusia 79 tahun. Sekitar 4 tahun yang lalu dia merasakan benjolan di payudara kanannya dan tidak melakukan apa-apa. Ini tidak memberinya masalah.

Pada awal Maret 2021, Ani mendapatkan dosis pertama vaksin Sinovac. Tiba-tiba sekali sekala dia merasa sakit, tetapi dia tidak menganggapnya sebagai masalah serius.

Enam bulan kemudian dia mendapat dosis kedua vaksin Sinovac. Dia merasa sakit seperti dulu  dan benjolan dipayudaranya tumbuh lebih besar dan menjadi lebih keras. Dia juga merasa sakit di bawah ketiak kanannya.

 Meski mengalami kendala, Ani tetap bisa berolahraga secara rutin. Tapi dia merasa lebih sakit. Hal ini mendorongnya untuk pergi ke rumah sakit swasta di Surabaya untuk pemeriksaan. Laporan USG yang dilakukan pada tanggal 29 Maret 2022 menyatakan :

• Massa di payudara kanan, ukuran 7,2 x 6,8 x 4,6 cm.

• Sangat mencuriga tumor ganas.

• Payudara kiri dalam batas normal.

• Tidak ada limfadenopati spesifik di kedua aksila.

• Hati, paraaorta, dan kedua supraklavikula dalam batas normal.

Tidak puas Ani pergi ke rumah sakit swasta di Singapura untuk konsultasi lebih lanjut. Dokter sarankan Ani  melakukan PET scan dan biopsi. Ani menolak.

Ani dan putrinya datang ke rumah sakit swasta di Penang pada 19 April 2022 (dan tinggal sampai 23 Mei 2022) dan memutus untuk berobat di sini.

Tes darah pada 20 April 2022:

CEA = 11,0 (tinggi)

CA 15,3 = 49 (tinggi)

Gambaran darah lengkap = Normal dengan jumlah trombosit = 362 (masih dalam kisaran).

Tes fungsi hati = Normal.

USG kedua payudara menunjukkan:

• Lesi hipoekoik lobulus payudara kanan. Fitur yang sugestif dari karsinoma yang mendasari.

• Kista dipayudara kiri.

• Kelenjar getah bening aksila kanan yang membesar dan berlobus, dicurigai adanya metastasis kelenjar getah bening.

Mammogram kedua payudara menunjukkan hasil yang sama seperti USG di atas.

Rontgen dada tidak menunjukkan lesi paru yang terlihat.

USG abdomen tidak menunjukkan lesi fokal hati, konfigurasi normal organ abdomen atas lainnya.

Biopsi benjolan payudara kanan mengkonfirmasi karsinoma duktal infiltrasi.

Ani menjalani mastektomi kanan dan tinggal di rumah sakit selama 3 hari.

Laporan laboratorium menunjukkan:

• Karsinoma invasif tanpa tipe khusus (NST).

• Tumor berukuran 4,8 cm dalam dimensi terbesar.

• Satu dari 17 kelenjar yang diperiksa menunjukkan deposit tumor.

• Setidaknya Tahap 2B, pT2 pN1a pMx.

• Tumor negatif untuk reseptor estrogen, positif untuk reseptor progestron dan negatif untuk c-erbB-2.

Total biaya perawatan medisnya di rumah sakit swasta terkenal ini mencapai sekitar RM20.000. Putrinya berkata bahwa mereka menyewa sebuah apartemen dan biayanya RM5.000 untuk seluruh masa mereka tinggal di Penang.

Setelah operasi, ahli bedah merujuk Ani ke ahli onkologi di rumah sakit yang sama. Ahli onkologi meminta Ani untuk melakukan hal berikut:

1. Pemindaian PET.

2. Biopsi dan aspirasi Sumsum Tulang.

3. Untuk mengambil obat oral.

4. Ahli onkologi tidak menyebutkan radioterapi.

Konsultasi dengan ahli onkologi biaya RM300. Ani tidak senang dengan ahli onkologi ini.

Ahli bedah kemudian merujuk Ani ke ahli onkologi lain di rumah sakit kanker lain. Ani berkonsultasi dengan ahli onkologi kedua ini dan diberitahu bahwa dia harus:

1. Menjalani radioterapi selama 5 minggu – mungkin 30 kali.

2. Minum obat oral.

Total biaya perawatan akan mencapai RM20.000 hingga RM30.000.

Ani menolak perawatan yang disarankan. Kemudian salah satu anaknya yang tinggal di Jakarta mengenal CA Care.

Saya kemudian menerima email dari putrinya di bawah ini:

Mr. Teo yang terhormat,

 Nama saya X. Saya menulis atas nama ibu saya. Saya ingin membuat janji bertemu dengan Pak Teo. Ibu menderita kanker payudara dan kankernya sudah diangkat. Dia hanya mau pengobatan kanker menggunakan herbal. Kami mendapat rekomendasi dari teman-teman di Jakarta. Agar Pak Teo bisa melakukan terapi dengan menggunakan herbal.

Kami belum melakukan kemoterapi. Kami hanya pergi menemui dokter onkologi untuk mendengar apa yang mereka tawarkan. Tapi ibuku sepertinya percaya pada herbal dan dia ingin bertemu dengan Pak. Apakah mungkin Pak Teo bertemu dengan kami besok atau Jumat.

Saya mengobrol panjang dengan Ani dan putrinya. Ani adalah wanita 79 tahun yang sehat. Dia sedikit rasa sakit di lokasi operasi. Dia bisa tidur nyenyak dan nafsu makannya baik. Dia bisa berjalan dengan normal tetapi merasa lelah dan punggungnya sakit jika dia berjalan terlalu banyak.

Ada 3 pelajaran yang bisa kita petik dari kasus Ani.

1. Terdapat tumor berukuran 7,2 x 6,8 x 4,6 cm di payudaranya. Dia berkonsultasi dengan tiga dokter dan semuanya menunjukkan bahwa itu adalah kanker. Ani setuju untuk menjalani operasi pengangkatan seluruh payudara kanannya. Bravo – itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Sayangnya tidak semua wanita sebijak Ani. Beberapa wanita memilih untuk tidak melakukan apa pun dengan benjolan kanker sampai benjolan itu pecah! Kebanyakan dari mereka meninggal karena “kebodohan” seperti itu.

2. Setelah operasi payudaranya,  Ani tegas tidak mau minum obat medis atau menjalani radioterapi atau kemoterapi. Saya ingin tahu mengapa dia begitu tegas dalam hal ini. Yah, kita bisa setuju bahwa itu mungkin karena usianya – 79 apa yang harus diperjuangkan lagi?

Apakah dia tahu sesuatu tentang kemo atau radioterapi? Ya! Putrinya berkata:

• Dia tahu karena abang saya telah menjalani kemoterapi untuk limfomanya di Singapura. Dia meninggal setelah siklus ke-4. Ibu saya melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi dan bagaimana penderitaan abang saya akibat pengobatan tersebut. Abang saya baru berusia 36 tahun saat itu. Ini memang trauma besar bagi ibu saya – melihat putranya meninggal. Peristiwa tragis ini terjadi pada tahun 2011.

3. Pertanyaan saya berikutnya – Saya sekarang menginjak masalah yang sangat sensitif!

Mari kita ingat kembali. Ani memiliki tumor di payudaranya dan dia tidak melakukan apa-apa. Selama 4 tahun dia hidup dengan itu dan itu tidak memberinya masalah. Kemudian pada Maret 2021 dia mendapatkan dosis vaksin Covid-19 pertamanya. Dia mulai merasakan sakit di lengannya dan masalah ini semakin parah setelah dosis kedua vaksin Covid-19 enam bulan kemudian. Kemudian menurut Ani, ia merasakan benjolan itu semakin membesar. Inilah sebabnya Ani pergi ke rumah sakit untuk meminta bantuan.

Sekarang Anda tahu apa yang terjadi. Sebuah pertanyaan logis untuk ditanyakan adalah: Mengapa? Saya tidak akan memberikan komentar atau pendapat pribadi saya. Saya pikir ada cukup komentar tentang ini di media medis alternatif di tempat lain.

 Biarkan saya mereproduksi (di bawah) apa yang saya dapatkan dari internet yang dikeluarkan oleh media medis.

Apakah normal nyeri di ketiak atau payudara setelah vaksinCovid-19?

Limfadenopati aksila setelah vaksinasi Covid-19 pada wanita dengan kanker payudara

Limfadenopati setelah vaksin Covid-19 ketiga

Efek samping vaksin Covid-19 dapat disalahartikan sebagai kanker payudara pada mammogram

Didiagnosis dengan kanker usus besar – Apa yang harus dilakukan sekarang?

Dalam posting saya sebelumnya, saya menulis tentang dua orang Indonesia yang datang untuk mencari bantuan kami setelah operasi dan kemoterapi gagal untuk “menyembuhkan” mereka. Keesokan harinya, Tai – satu lagi orang Indonesia dari Pontianak datang untuk mencari bantuan kami. Dia juga didiagnosis menderita kanker usus besar. Ini adalah satu kasus yang tidak sama.

Tai berusia 56 tahun. Masalahnya dimulai sekitar dua bulan yang lalu ketika dia menderita diare, kadang-kadang berdarah. Dia pergi ke rumah sakit di Pontianak. Kolonoskopi dilakukan. Dokter mengatakan dia menderita kanker usus besar dan harus menjalani operasi.

Tidak puas, Tai pergi ke Kuching (Sarawak) untuk mencari pendapat kedua.

Tes darah dan CT scan dilakukan.

Tahap CEA Tai berada di 15,36 (tinggi). Enzim fungsi hati-nya semua dalam batas normal. CT scan menunjukkan:

•  Penebalan dinding tidak beraturan yang menyempit di recto-sigmoid.

•   Ada lesi hipodense 25 mm di segmen 8 hati. Tidak ada bukti sirosis hati.

•  Bronkiektasis (dinding bronkus menebal akibat peradangan dan infeksi) di lobus paru kanan tengah dan bawah.

Tai disuruh menjalani operasi. Ini harus diikuti oleh 6 hingga 10 siklus kemoterapi.

Dengarkan percakapan kami pagi itu.

Berikut adalah beberapa pekara utama yang kami bincnag pagi itu. Saya berharap pasien yang ingin datang dan mencari bantuan kami akan belajar dari perbualan ini. Kami berbicara selama lebih dari satu jam. Biaya konsultasi — gratis!

1. Tai belum menjalani perawatan apa pun setelah diagnosis kanker usus besar. Dia tahu tentang CA Care melalui seorang teman. Kemudian putrinya menjelajahi internet dan membaca lebih banyak tentang kami.

Banyak orang mengenal kami melalui “mulut”. Dari itu mereka menjelajahi internet dan membaca. Setelah membaca sebanyak mungkin, mereka datang jumpa kami. Ya, begitulah harus Anda lakukan — BACA! Carilah pengetahuan! Sayangnya, banyak pasien tidak mau membaca! Atau mereka lebih suka mendengar dan mengikuti apa yang dikatakan orang lain.

2. Saya bertanya kepada Tai apakah dia bertanya kepada dokter apakah pembedahan dan kemoterapi yang disaran itu bisa menyembuhkannya.

Putri Tai mengatakan bahwa dia memang mengajukan pertanyaan ini. Dokter menjawab bahwa operasi memiliki risiko sendirinya, dan dia tidak bisa jamin kesembuhan.

Ya, inilah nasihat saya selalu kepada pasien — Mengajukan pertanyaan. Jangan takut. Anda pergi ke dokter dengan harapan dia bisa menyembuhkan kanker Anda – bukankah itu yang Anda inginkan? Jadi setidaknya, tanyakan apakah Anda dapat disembuhkan! Belajarlah sendiri untuk mengetahui “kebenaran”.

3. Putri Tai kemudian bertanya kepada dokter, Mengapa merawat jika Anda tidak dapat menyembuhkan?

Dokter tidak menjawab pertanyaan itu. Satu-satunya jawaban adalah, Anda harus menjalani operasi dan kemoterapi. Tidak ada jalan lain.

Dari dua pertanyaan di atas, Tai memahami “kebenaran tersembunyi”. Kankernya tidak bisa disembuhkan. Pembedahan dan kemo mungkin tidak bisa jamin kesembuhkan yang Anda sedang mencari itu. Tapi walaupun begitu, Tai diberi tahu bahwa dia harus menjalani protokol pengobatan standar – setiap orang yang terkena kanker harus dioperasi dan kemudian di kemoterapi! Begitulah amalan medis yang dilakukan sekarang.

Beberapa dokter mungkin marah dan memberi Anda jawaban sarkastik – tetapi dalam kasus ini, dokter Tai tidak “agresif”. Dia hanya diam. Tidak jawab apa yang ditanya.

4. Keluarga tidak yakin dan menolak untuk menjalani perawatan medis lebih lanjut.

Tai dan putrinya serta teman putranya, terbang ke Penang dan mencari saran kami.

Pasien, Anda harus belajar bagaimana membuat keputusan sendiri tentang kesehatan Anda. Anda tidak perlu menjadi ilmuwan roket untuk dapat melakukan ini. Dari jawaban yang diberikan oleh dokter dan juga cerita-cerita tentang pengalaman “buruk” orang-orang lain,Tai ragu-ragu untuk dirawati di rumah sakit. Dia ingin mencari opsi lain.

5. Apa yang Anda ingin saya lakukan untuk Anda? Sembuhkan Anda? Tidak, kanker itu harus diangkat dulu sebelum meminum herbal kami.

Anak perempuan Tai mengatakan bahwa ayahnya berharap dapat menemukan alternatif lain. Tentu saja, seperti orang lain, ia berharap ramuan herbal ataupun cara-cara “dukun”  dapat menyembuhkannya.

Ini balasan saya. Kita tahu bahwa pembedahan dan kemo tidak menyembuhkan kanker. Jadi ketika Anda datang ke sini menginginkan saya menyembuhkan kanker Anda, itu tidak benar. Pengalaman saya menunjukkan kepada saya bahwa tidak ada seorang pun di bumi yang dapat menyembuhkan kanker! Jadi jangan disesatkan.

Biarkan saya menceritakan sebuah kisah.

Wanita ini dari Batam. Dia memiliki benjolan di payudaranya. Dia pergi ke dukun Cina di Kuala Lumpur yang menyarankan kepadanya untuk tidak mengoperasi benjolan itu. Memang “manisnya” nasihat ini yang ramai pasien mau dengar. Dia disuruh minum herbal yang harganya RM5.000 per bulan!

Dia mengkonsumsi herbal selama hampir satu setengah tahun. Benjolan tidak hilang. Bahkan benjolan itu tumbuh lebih besar dan akhirnya meledak. Ketika ini terjadi,”dukun” itu memberi tahu wanita itu, Saya tidak bisa membantu Anda lagi. Anda harus temui dokter di rumah sakit dan angkat benjolan itu.

Apa pendapat Anda tentang herbalis atau dukun semacam itu?

Jangan disesatkan atau ditipu oleh orang-orang yang hanya mau memjual herbal atau rawatan ajaib meraka. Hal yang sama dapat terjadi pada kasus Tai. Ada tumor “busuk” di ususnya. Perlahan-lahan tumor itu dapat tumbuh dan menyumbat bagian di usus besar. Karena Tai masih muda, berusia 56 tahun dan kankernya belum menyebar luas, saya menyarankan agar ia menjalani operasi untuk mengangkat tumor.

Jika pasien datang kepada saya dengan penyebaran luas – katakanlah dari usus besar ke hati, paru-paru, dll, saya biasanya akan mengatakan tidak perlu untuk operasi. Pembedahan tidak akan menyembuhkan kasus yang begitu serius. Tetapi dalam kasus Tai, setelah melihat CT scan, saya agak tidak yakin. Ya, ada massa di hatinya. Jangan angkat massa hati itu. Tetapi lebih baik untuk membuang massa di ususnya. Tolong jangan percaya bahwa herbal dapat membuat tumor di usus besar itu hilang. Tak mungkin ada herbal ajaib yang dapat membuat itu.

6. Jika saya menjalani operasi, apakah saya perlu memakai kantong / bag colostomi?

Anda perlu bertanya kepada dokter yang akan mengoperasi Anda. Umumnya jika tumornya sangat dekat anus, Anda harus mengenakan kantong kolostomi seumur hidup. Tetapi jika tumor lebih tinggi di usus besar, dokter bedah bisa menbuangkan tumour itu. Anda mungkin perlu memakai bag kolostomi untuk sementara waktu. Kemudian ketika semuanya baik-baik saja, Anda perlu menjalani operasi lagi untuk menyambung kembali usus besar. Tak perlu lagi mengguna bag.

7. Mau operasi atau tidak? Anda harus membuat keputusan itu.

Tai mengatakan dia tidak siap menjalani operasi, jika boleh.

Jawaban saya: Saya benar-benar khawatir jika Anda menolak operasi sama sekali. Jika saya memiliki massa “busuk” di dalam usus besar saya, saya akan angkat massa itu, asalkan tidak ada penyebaran luas.

Tai menjelaskan bahwa ia enggan menjalani operasi karena selama sebulan terakhir seorang dukun di Pontianak memberinya beberapa ramuan. Ini membantunya. Tai berkata, Sebelum minum obat herbal, perut saya sakit sekali. Setelah minum obat herbal, rasa sakitnya hilang!

Balasan saya. Saya mengerti. Tetapi saya takut apa yang bisa terjadi pada Anda di masa depan. Merasa lebih baik setelah minum herbal tidak berarti kankernya hilang! Suatu hari di masa depan, seperti gunung berapi yang tidak aktif, ia mungkin meledak.

Dari pengalaman saya selama bertahun-tahun, saya tahu bahwa tumor itu tidak akan hilang hanya dengan minum ramuan herbal. Ya, Anda mungkin bisa hidup selama satu atau dua tahun dengan massa busuk itu. Tetapi saya tidak yakin apa yang akan terjadi setelah itu.

Beberapa ahli alternatif, sinseh atau dukun mungkin memberi tahu Anda untuk tidak menjalani operasi – lakukan perawatan alternatif sudah cukup dan Anda akan baik-baik saja. Saya tidak yakin apakah sarab seperti itu benar untuk Anda. Di mana bukti bahwa ramuan mereka dapat menyembuhkan kanker?

Anda juga perlu memahami bahwa menjalani operasi untuk mengangkat tumor tidak berarti bahwa kanker akan hilang total. Operasi tidak bisa menjamin kesembuhan sama sekali. Tetapi dengan menghilangkan sumber utama kanker, itu dapat membuat pengelolaan kanker Anda dengan terapi alternatif lebih mudah.

Biarkan saya berbagi satu kisah tentang seorang pasien VIP. Dia adalah orang tua, melewati usia 80-an. Dia menderita kanker usus besar yang telah menyebar luas ke hatinya. Dia menolak perawatan medis apa pun (baik operasi atau kemo) terlepas dari kenyataan bahwa keponakannya (seorang spesialis medis) mendesaknya untuk melakukannya. Adik laki-lakinya (seorang menteri di pemerintahan) membawanya untuk menemui kami.

Berdasarkan usianya dan penyebaran yang luas, saya setuju dengan pasien bahwa pembedahan atau kemo mungkin hanya memberikan lebih banyak masalah daripada membantunya. Pasien diberi resep herbal dan dia “sehat” setelah minum herbal kami. BABnya  normal dan dia terus menjalani kehidupan biasa. Apakah dia sudah sembuh? TIDAK. Sekitar sembilan bulan kemudian perutnya membengkak setelah makan nasi ketan yang dibubuhi gula dengan ikan asin. Dia dibawa ke rumah sakit dan meninggal tidak lama setelah menikmati “makanan terlarang” itu. Dalam hal ini, herbal membantunya tetapi tidak menyembuhkannya!

Dalam kasus Tai, masih ada perluang baik untuk bertaruh dengan menjalani operasi sebelum mengambil herbal kami. Dia masih muda – baru berusia 56 tahun dan kankernya belum menyebar secara luas.

8. Minta ahli bedah yang tepat untuk mengoperasi Anda!

Ketika Anda datang dan mencari bantuan kami, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk membantu dengan cara apa pun yang kami bisa. Ini BUKAN hanya tentang menjual atau meresepkan herbal saja. Pertanyaan yang muncul dalam banyak pasien adalah: Siapa dan dimana untuk mencari ahli bedah yang baik.

Dari pengalaman pasien kami, saya tahu bahwa Dr. X di Rumah Sakit Y adalah satu-satu dokter bedah yang harus dituju. Jadi pasien kanker usus besar, temuilah dia jika kamu mau operasi. Biar saya katakan terlebih dahulu bahawa saya tidak mendapat biaya referensi dengan melakukan ini! Sebenarnya, saya tidak mengenalnya secara pribadi. Tetapi saya tahu Dr. X ini memiliki reputasi yang baik.

Saya memberi tahu Tai berikut:

1. Sebelum operasi, tanya dokter itu perkiraan biaya operasi.

2. Tanyakan kepada dokter apakah Anda perlu memakai bag kolostomi – selamanya atau hanya sementara.

3. Tidak perlu bertanya apakah ia dapat menyembuhkan kanker Anda. Sekarang Anda harus tahu realitas situasi Anda.

4. Kemungkinan besar dokter bedah akan meminta Anda untuk menjalani kemoterapi lanjutan. Tidak perlu terburu-buru dalam hal ini. Beri tahu dokter bedah Anda harus pulang dulu dan berdiskusi dengan keluarga Anda dan mencari lebih banyak uang untuk membayar perawatan kemo itu.

9. Tidak perlu minum herbal sekarang!

Ambil satu atau dua minggu untuk menentukan apa yang ingin Anda lakukan setelah mempertimbangkan saran saya. Tidak perlu minum herbal sekarang. Anda hanya akan menghabiskan uang Anda. Jika Anda membutuhkan bantuan kami setelah operasi, kembali lagi dengan laporan medis dua atau tiga minggu setelah operasi Anda. Pada masa itu kita akan memutuskan perawatan lebih lanjut yang Anda butuhkan.

Lebih banyak cerita …

Sementara saya menulis cerita tentang Tai, saya menerima email ini dari Singapura.

Chris Teo yang terhormat,

Kami ingin meminta saran Anda untuk ibu saya, usia 78. Dia menderita sembelit (4 Des hingga 8 Des) dan sakit selama 5 hari dengan perut kembung yang besar.

Dengan semua investigasi yang dilakukan di rumah sakit, ia didiagnosis menderita kanker usus besar pada tanggal 9 Desember 2019. Ada tumor yang ditemukan di usus besar. Dia telah melakukan tes darah, CT scan dan kolonoskopi.

Perhatian langsung yang diberikan oleh dokter adalah untuk melepaskan gas di perutnya untuk membantu melepaskan tinja. Dokter memasangan stent ke ususnya. Sebuah salur juga dimasukkan ke dalam hidungnya. Ini dilakukan pada 9 Des 2019.

Perutnya telah membaik sejak pemasangan stent, sedikit feses dan gas dikeluarkan dengan bantuan stent. Namun, hari ini (12 Des) keluluhan ini timbul kembali.

Investigasi menunjukkan: CEA-nya adalah 32,5. Dari laporan pemindaian: ” primer tumor di usus besar.” CT scan tidak menunjukkan penyebaran sel kanker ke bagian lain.

Prosedur selanjutnya yang saran oleh dokter spesialis adalah mengangkat tumor itu. Seperti yang diinformasikan oleh spesialis, ia harus hidup dengan bag kolostomi setelah pengangkatan tumor karena tingkat keberhasilan bergabung dengan usus kembali rendah.

Kami ingin mencari perawatan alternatif untuknya …  mengingat usia ibu saya  … serta kualitas hidup setelah operasi.

Bolehkah kami berkonsultasi … Kami sangat berharap bisa bertemu dengan Anda pada minggu depan. Berharap mendengar kabar darimu. Terima kasih.

Saya belum bertemu dengan pasien. Berdasarkan email di atas, saya setuju dengan pemasangan stent untuk membantu perpindahan ususnya. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan – satu prosedur yang tidak bisa dilakukan oleh dukun atau sinseh.

Bagaimana dengan operasi segera seperti yang disaran oleh dokter? Anggota keluarga tampak skeptis karena usia pasien (78 tahun) dan harus memakai bag kolostomi secara permanen setelah itu.

Saya juga bersetuju dengan keluarganya karena tidak ingin dioperasi. Mengapa? Ini karena saya pernah menemukan kasus seperti ini sebelumnya. Ini adalah ceritanya dan apakah Anda dapat belajar sesuatu dari kasus ini.

Suatu hari Chai dan isterinya datang ke rumah kami, atas nama ibu mereka yang berusia 82 tahun. Ibunya didiagnosis menderita kanker usus besar. Dokter medesak agar pasien segera dioperasi. Pada saat itu, saya juga setuju bahwa ibu mertua Chai harus segera menjalani operasi. Namun Chai dan isterinya tidak ingin ibu mereka menjalani operasi.

Mereka bertanya kepada saya, Bagaimana jika dia tidak dioperasi? Jawaban saya adalah, Ya, tinja akan tersumbat dan menumpuk di dalam usus besar. Seiring waktu, usus mungkin akan pecah. Mereka kemudian bertanya lagi, Bisakah herbal Anda membantu dalam kondisi ini? Jawaban saya adalah, Saya tidak tahu. Saya tidak yakin bagaimana herbal bisa menghilangkan penyumbatan sama sekali.

Karena Chai dan isterinya tidak ingin ibunya menjalani operasi, saya tidak punya pilihan selain membuat perjanjian dengan mereka. Saya akan meresepkan herbal. Jika pasien tidak dapat memindahkan isi perutnya setelah satu atau dua minggu, mereka HARUS membawa ibunya ke rumah sakit untuk operasi. Baiknya, setelah minum obat herbal, Ibu Chai baik-baik saja. Gerakan ususnya menjadi normal.

Tonton video ini:

Sekitar dua tahun kemudian, pasien meninggal. Menurut Chai ini bukan karena kanker, mungkin karena usia tua.

Beberapa Hal yang Harus Anda Ketahui Sebelum Jumpa Saya

1. KANKER TIDAK BISA SEMBUH SECARA TOTAL

a) Sebagian besar pasien yang datang ke sini telah menjalani perawatan medis dan mereka masih belum bahagia. Bagi beberapa pasien, perawatan itu gagal – tidak menyembuhkanNya.

b) Jadi, jika Anda datang ke sini mengharapkan saya menyembuhkan Anda, ketahuilah bahwa saya juga tidak bisa menyembuhkan kanker Anda. Dari pengalaman saya, tidak seorang pun di bumi yang bisa menyembuhkan kanker –kanker akan kambuh kembali.

c) Tetapi jika Anda ingin saya membantu Anda — untuk memberi Anda pilihan lain, untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik — mungkin itu mungkin. Tapi itu semua tergantung padaMu sendiri. Karena kesehatan Anda adalah tanggung jawab Anda. Apakah Anda bersedia membantu diri Anda sendiri? Apakah Anda bersedia mengubah gaya hidup, pola makanan, dll?

2. HERBAL PAHIT DAN RASA TIDAK SEDAP, BAU TIDAK ENAK.

a) Selain rasa dan bau yang tidak enak, Anda perlu merebus ramuan obat beberapa kali sehari – itu banyak pekerjaan!

b) Anda perlu mengambil dua, tiga atau empat jenis the herbal setiap hari.

3. ANDA HARUS PANTANG, TUKAR POLA MAKANAN

a) Tidak bias makan apa yang berjalan / ada kaki – artinya, tidak bias makan daging, telur, susu, dll.

b) Jangan makan gula (gula adalah makanan untuk kanker).

c) Jangan makan minyak atau gorengan, garam meja.

4. CUBA DULU TERAPI KAMI UNTUK 2 sampai 4 MINGGU

a) Untuk satu atau dua minggu pertama setelah minum herbal, Anda mungkin merasa lebih sakit, lebih capek, dll.                  Ini mungkin karena krisis penyembuhan, jadi jangan berhenti minum herbal itu.

b) Setelah itu Anda mungkin merasa jauh lebih baik.

c) Jika kondisi Anda tidak membaik setelah 4 minggu, maka jangan mengikuti terapi kami lagi. Carilah orang lain untuk membantu Anda. Jika Anda merasa lebih baik, maka lanjutkan terapi ini.

Jika Anda sedang menjalani kemo atau radioterapi (atau berencana melakukan kemoterapi atau radioterapi), atau menjalani perawatan lain di tempat lain, silakan teruskan perawatan ini terlebih dulu, jangan mengkonsumsi ramuan herbal kami.

Temui Dr. Chris Teo

CA Care, 5, Lebuhraya Glugor, 11600 Penang, Malaysia. Tel: 604-6595881

(Talipon pada masa ini saja: Senin – Jumat  9.30 pagi – 1.00 petang saja )

=======================================================

Konsultasi dengan perjanjian saja. Hari : Senin sampai Jumat

Jam : 10.30 – 11.30 pagi

Untuk membuat perjanjian , silahkan tilpon ke 604-6595881 atau e-mail : chriskhteo@gmail.com

Sebelum jumpa kami di Penang, baik sungguh kalau ibu/bapa

menonton video berikut terlebih dahulu ……

1. Tidak bisa sembuh tapi ada pengobatan

2. Terapi CA Care: Apakah itu? 

3. Terapi CA Care sulit untuk mengikuti

Kanker Lidah: Berkonsultasi Dengan Kami – Tumor mengecil tidak ada makna

  1. Bawa semua laporan medis, hasil tes darah dan segala skan yang ada.
  2. Tumor mengecil tidak ada makna! Kanker tidak bisa sembuh.
  3. Cubalah terapi kami untuk selama 1 bulan.
  4. Sekitar 2 minggu mungkin mengalami Krisis Penyembuhan

Tak Mau Kemo Apa Guna Melakukan PET Scan?

1. How Safe or Unsafe Are Medical Imaging Procedures?

Radiation exposure is a known risk factor for cancer. Although the radiation exposure from a single test is minimal often patients undergo repeated or multiple times of CT / PRT scan. This increases their cumulative exposure to potentially cancer-causing radiation.

2. Study Finds Radiation Risk for Patients

At least four million Americans under age 65 are exposed to high doses of radiation each year from medical imaging tests. About 400,000 of those patients receive very high doses, more than the maximum annual exposure allowed.

Dr. Rita Redberg, a cardiologist and researcher at the University of California, San Francisco, who has extensively studied the use of medical imaging, said it would probably result in tens of thousands of additional cancers. It’s certain that there are increased rates of cancer at low levels of radiation, and as you increase the levels of radiation, you increase cancer.

Dr. Reza Fazel, a cardiologist at Emory University, said “These procedures have a cost, not just in terms of dollars, but in terms of radiation risk.”

3. How Much Radiation Does A Person Get From Medical Imaging Studies?

  • Getting a CT scan gives a patient as much radiation as 100 to 800 chest X-rays.
  • Getting a nuclear medicine study exposes a patient to as much radiation as 10 to 2,050 chest X-rays.
  • Getting a fluoroscopic procedure exposes a patient to as much radiation as 250 to 3,500 chest X-rays.

Moreover, doctors may prescribe scans that aren’t medically justified. And since risk from radiation exposure accumulates over a lifetime, certain scans may not be appropriate for people who’ve already had a lot of scans.

4. Which types of diagnostic imaging procedures use radiation?

X rays pass through the body to form pictures on film or on a computer or television monitor, which are viewed by a radiologist. If you have an x-ray test, it will be performed with a standard x-ray machine or with a more sophisticated x-ray machine called a CT or CAT scan machine.

In nuclear medicine procedures, a very small amount of radioactive material is inhaled, injected, or swallowed by the patient. If you have a nuclear medicine exam, a special camera will be used to detect energy given off by the radioactive material in your body and form a picture of your organs and their function on a computer monitor. A nuclear medicine physician views these pictures. The radioactive material typically disappears from your body within a few hours or days.

Do magnetic resonance imaging (MRI) and ultrasound use radiation?

MRI and ultrasound procedures do not use ionizing radiation. If you have either of these types of studies, you are not exposed to radiation.

5. The Downside of Diagnostic Imaging

  • Reduce the number of CT exams by using other technologies (such as ultrasound or MRI) in cases where they would provide equal diagnostic quality.
  • Limit the use of CT in healthy patients who would obtain little benefit (such as whole-body CT screening).
  • Limit the use of repeat CT surveillance of patients in whom a diagnosis has already been made, when repeat scanning would lead to little change in their treatment.
  • Track and collect information on radiation exposure for individual patients.

6.  Doctors Order More Tests when They Benefit Financially: Ask If You Really Need that Test

Researchers from the Institute for Technology Assessment at the Massachusetts General Hospital Department of Radiology found that there was no mistaking that diagnostic imaging tests were being ordered far more than they deemed necessary. The question that begs to be answered is, “why?”

Many doctors referred their patients to imaging centers that were affiliated with their practice, or were even done by the doctor’s own staff. When a physician has such a close relationship with the provider conducting the imaging study, there is the possibility that the physician will benefit financially from ordering additional imaging studies.

  • 7.  Cumulative Exposure
  • single exposure at these diagnostic levels may not pose much risk to the patient.
  • But when a patient has numerous tests over a period of time, the cumulative exposure may raise the level of risk.
  • To minimize cumulative exposure, physicians should determine whether a procedure using medical radiation is necessary to achieve the diagnosis or whether an alternative imaging procedure may offer the same diagnostic benefit.

Rujukan

  1. http://www.sciencedaily.com/releases/2009/08/090826191837.htm
  2. http://www.nytimes.com/2009/08/27/health/research/27scan.html?_r=0
  3. http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=114953
  4. https://hps.org/documents/meddiagimaging.pdf
  5. http://www.cancer.gov/aboutnci/ncicancerbulletin/archive/2010/012610/page8
  6. http://voices.yahoo.com/doctors-order-more-tests-they-benefit-financially-631960.html?cat=5
  7. http://www.gehealthcare.com/dose/medical-radiation/benefits-and-risks.html