Mengkonsumsi Obat Herbal dan Tetap Sehat Selama Tujuh Tahun Sampai sekarang

Siew (A948) berusia 20 tahun ketika dia menderita demam tinggi yang naik turun pada 1996. Terdapat juga sebuah benjolan di sisi kiri dari lehernya. Dia berkonsultasi ke sinshe Cina yang memberitahu dia bahwa ini terjadi dikarenakan kepanasan. Karena permasalahannya menetap,

Pengobatan meliputi:

Fase Induksi

1.   Vincristine pada hari 1, 8, 15, 22, dan 29.

2.   Daunorubicin pada hari 1, 8, 15, 22, dan 29.

3.   Prednisolon pada hari 1 sampai 22.

4.   L – asparginase pada hari 15 sampai 28.

Setelah fase induksi, pengobatan diistirahatkan selama 2 minggu dan fase kedua dimulai dengan:

Fase 2

1.   Siklofosfamid pada hari 26 sampai 50.

2.   Ara C (andriamisin) pada hari 13 sampai 16, 43 sampai 46, 50 sampai 53 dan 57 sampai 60.

3.   6 – MP, melalui iradiasi kranial.

4.   MTX.

5.   Iradiasi kranial selama 15 kali.

Setelah Fase 2 terselesaikan, pengobatan diistirahatkan selama 2 minggu dan dilanjutkan dengan:

Fase 3

1.   Mitoxanthrone pada hari 2 dan 3.

2.   Ara C pada hari 1 sampai 4.

Pada 31 Juli 1997,  enzim hepar Siew meningkat dan HbsAg reaktif.

Dokternya beranggapan bahwa ini mungkin dikarenakan transfusi darah pada hepatitis. Kemoterapi lanjutan dilakukan. Fungsi hati Siew kembali normal dan tes ultrasound pada abdomennya juga normal. Aspirasi Sumsum Tulang (AST) dilakukan pada 17 September 1997, menunjukkan tidak adanya bukti infiltrasi.

Dari 1 Oktober 1997, Siew diobati dengan MTX, L – asparginase, asam folinat dan metotreksat. Pada 29 Oktober 1997, AST dilakukan dan hasilnya negatif. Lebih banyak lagi pengobatan kemoterapi dilakukan berdasarkan basis reguler sampai Mei 1998.

Siew menjalani pengobatan oral pada 1999. Pada 2000 dia terlihat sehat dan tidak pada pengobatan apapun. Pada Juli 2000, Siew datang untuk mencari bantuan. Dia diresepkan beberapa obat herbal tetapi kunjungannya yang pertama juga merupakan kunjungannya yang terakhir.

Sekitar 2 tahun kemudian, pada Maret 2002, Siew datang kembali menemui kita. Keadaan waktu datang:

1.   Merasa berat pada kepala.

2.   Kelelahan.

3.   Pembengkakan pada sisi kanan dari lehernya. Terdapat sensasi tertarik dengan rasa nyeri singkat.

Kami menganjurkan Siew untuk kembali mengunjungi dokternya di rumah sakit untuk pengobatan medis yang lebih jauh. Siew menolak dengan datar. Dia memberitahu bahwa dokter ingin melakukan biopsi pada benjolan. Dia juga tahu bahwa pada akhirnya dia harus menjalani kemoterapi lagi. Siew mengatakan bahwa dulu dia sangat beruntung bisa keluar dari rumah sakit dan masih hidup. Ketika di rumah sakit menerima pengobatan, dia melihat banyak pasien dengan kondisi yang serupa tidak berhasil dan meninggal.

Kami menghormati keputusan Siew untuk menggunakan obat herbal disamping melakukan kemoterapi. Kami memberitahukan bahwa benjolan di lehernya mungkin tidak akan hilang. Dan tidak ada jaminan bahwa dia akan merasa baikan juga. Siew dan istrinya mengerti resiko-resiko yang dia ambil.

Siew merasa baikan setelah satu minggu mengkonsumsi obat herbal. Kepalanya tidak merasa berat lagi. Benjolan di lehernya tampak mengendor dan tidak ada sensasi ketarik. Bagaimanapun, dia masih merasa lelah.

Setelah kira-kira dua bulan mengkonsumsi obat herbal, Siew memperhatikan bahwa benjolan di leher bertamabah bengkak. Juga, terdapat benjolan tambahan. Bagaimanapun, kesehatan Siew tetap baik.

Setelah kira-kira setahun mengkonsumsi obat herbal, Siew melaporkan bahwa dia mengalami lebih sedikit episode demam dibanding waktu dulu. Bagaimanapun, kadang-kadang dia juga merasa kepanasan. Obat herbal Heat Flu kami membantu dia menyelesaikan masalah ini. Awalnya, Siew menunjukkan kepada kita 3 benjolan yang membentuk menjadi satu di lehernya. Tetapi kemudian, 2 benjolan telah hilang. Ukuran dari benjolan yang menetap juga telah mengecil.

Seperti halnya tulisan ini, April 2009, telah 7 tahun sejak Siew memutuskan untuk meninggalkan perawatan medis dan datang menemui kami. Selama masa ini, dia mengkonsumsi obat herbal kami dengan sangat patuh dan taat pada semua anjuran diet kami. Siew tampak sehat dan tidak menderita masalah apapun. Dia baik-baik saja sampai hari ini.

Pada 12 April 2009, kami berbincang singkat dengan Siew dan istrinya. Berikut adalah cuplikan pembicaraan kami.

Chris (C): Anda tampak sehat.

C: Anda menderita kanker pada 1997?

S : Ya. Terdapat benjolan pada leher saya. Saya pergi ke rumah sakit umum untuk kemoterapi.

C: Berapa lama anda menjalani kemoterapi?

S (Siew) : Sekitar 2 tahun, masuk keluar rumah sakit.

W (Istri) : Setelahnya kambuh lagi. Dalam waktu satu setengah tahun, terdapat benjolan besar lagi.

S : Sekarang juga terdapat benjolan.

W: Tetapi sangat kecil, sangat sangat mini.

C: Coba saya lihat. Kenapa warnanya merah?

S : Saya menyentuhnya.

W: Tidak dapat merasakannya lagi. Terakhir kali, saya dapat dengan mudah merasakannya. Jauh lebih besar.

S : Terakhir kali, saya dapat merasakannya begitu saya menaruh tangan saya ke leher. Sekarang, saya harus benar-benar mencari untuk menemukannya. Saya harus menekan leher untuk menemukannya.

W: Seperti yang anda katakan: Hiduplah dengan itu.

C: Dalam tujuh tahun ini, apakah anda mempunyai masalah?

S : Tidak juga. Kadang-kadang saya mungkin demam sedikit.

W: Sangat jarang sekarang. Dulu, sangat sering.

C: Saya ingat, anda dulunya sangat sering demam.

W: Setuju.

S : Ketika saya mengalami sakit kepala, demam juga akan menyerang saya.

W: Tetapi itu tidak serius.

C: Jadi, setelah kemo, terjadi kekambuhan?

W: Dokter menginginkan dia menjalani biopsi. Tetapi dia kabur.

(Semua orang tertawa)

C: Dokter mengajurkan kemo?

S : Tetapi mereka ingin melakukan biopsi terlebih dahulu.

W: Saya membawanya keluar dari rumah sakit.

S : Dia membawa saya pulang. Dia membantu saya melarikan diri.

C: Apa yang membuat anda melakukan hal itu?

W: Kami telah tahu bahwa itu adalah kanker. Apa tujuan dari melakukan biopsi lain lagi? Itu tidaklah masuk akal. Itulah yang saya pikirkan kemudian. Jadi, saya membawa dia ke sini. Saya tidak menyetujui ide untuk mengusik benjolan tersebut.

S : Bagi saya tidak apa untuk melakukan biopsi. Tetapi setelah itu, mereka menginginkan saya untuk menjalani kemoterapi. Saya tidak ingin menjalani kemoterapi lagi. Cara berpikir istri saya memberikan saya kesempatan (pilihan) untuk menolak kemoterapi.

W: Dia tidak ingin menjalani kemoterapi lagi dikarenakan penderitaan yang dia alami ketika menjalani kemoterapi yang lalu.

C: Apakah kemoterapi begitu menyeramkan?

W: Dia bahkan pingsan di jalan suatu kali.

S : Itu cuma gelap mendadak – tetapi hanya untuk waktu yang singkat. Itu terjadi pada hari-hari saya dikemoterapi.

W: Dan livernya juga terpengaruh. Tidak ada masalah dengan livernya sebelum dia menjalani kemoterapi. Dokter mengatakan bahwa dia mempunyai hepatitis dan hal-hal lainnya. Mereka menginginkan dia menjalani lebih banyak pengobatan. Karena dia mempunyai pilihan, dia memilih untuk ke sini. Kami melakukan persis seperti yang anda beritahukan. Dia minum jus apel dan jus hasil ekstraksi dari dedaunan dari tumbuhan tujuh jarum dan lainnya.

C: Saya ingat. Ketika anda pertama kali datang, saya juga turut khawatir.

S : Pada waktu itu, saya hanya berumur dua puluh tahun lebih. Sekarang saya sudah berumur tiga puluhan lebih.

W: Tetapi hal yang paling penting adalah makanan yang dia makan.

S : Jika saya menjalani kemo lagi, saya tidak dapat bekerja sama sekali.

C: Maksud anda, dua tahun selama anda dikemo, anda tidak kerja?

S : Ya, saya tidak kerja. Anda lihat, saya susah makan. Saya muntah. Saya merasa lemah.

C: Bagaimana dengan daya ingat atau memori anda?

S : Lumayan.

W: Kamu sangat pelupa. Kamu tidak mempunyai daya ingat yang bagus.

S : Tentu saja saya dapat mengingat hal-hal yang terjadi sehari atau dua hari kemarin. Tetapi untuk hal yang telah terjadi lama sekali, saya tidak dapat mengingatnya dengan jelas.

W: Dia tidak dapat mengingat wajah-wajah. Tidak dapat mengenali orang-orang yang dia temui.

C: Dibandingkan dengan waktu sebelum anda dikemo. Apakah ada perbedaan dalam daya ingat anda?

S &W : Ya, ada perbedaan.

S : Saya lebih mudah lupa. Saya sudah tidak seteliti dulu.

W: Dia cukup lamban.

S : (Setuju) Ya. Ketika saya bicara, tidak terasa seperti dulu. Saya tidak dapat berbicara selancar dulu. Terkesan seperti sedikit cadel. Tidak sejelas dulu.

W: Dan rambutnya tidak sebanyak dulu. Telah banyak menipis. Dan tidak tumbuh menjadi sebanyak dulu.

S : Ketika saya bicara, pada saat yang sama saya tidak dapat mengekspresikan diri dengan baik.  Saya tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat  yang dimaksudkan untuk diungkapkan.

C: Sebelum kemoterapi anda, apakah anda mengalami hal seperti ini?

S : Tidak, tidak pernah.

W: Satu masalah adalah dia tidak dapat memakan apapun yang dimakan orang lain.

C: Jangan terlalu dipikirkan soal makanan.

S : Itu tidaklah penting, bahwa saya masih hidup itu sudah cukup bagus.

Komentar

Kami telah mendokumentasikan kasus yang serupa tentang Devi. Dia segera mengalami kekambuhan setelah kemoterapinya selesai dijalani. Dia mengkonsumsi obat herbal dan mendapatkan kesehatannya kembali. Telah berjalan 12 tahun dan Devi masih baik-baik saja, menjalani hidup yang normal. Jadi kesembuhan Siew bukanlah tembakan keberuntungan semata! Itu merupakan keulangan dari kasus Devi. Perulangan dan inilah semuanya tentang ilmu alam!

Devi: Seorang Nyonya Yang Menderita Limfoma Non-Hodgkin (NHL)

Devi terdiagnosis limfoma pada tahun 1997. Setelah menyelesaikan perawatan medis dia datang ke CA Care pada Agustus 1998 dan memulai Terapi CA Care. Pada 18 Maret 1999 kami bertemu dengan Devi dan mendokumentasikan kondisi kondisinya lewat videotape. Yang berikut merupakan kutipan-kutipan percakapan kami.

Apa yang terjadi pada anda?

Devi: Saya terdiagnosis limfoma dua tahun lalu. Ada satu konflik terhadap perawatan yang akan saya terima. Seorang onkolog mengatakan bahwa saya dapat disembuhkan lewat radiasi. Beberapa orang lainnya mengatakan bahwa kemoterapi merupakan solusi terbaik. Saya memilih kemoterapi. Setelah dosis kemoterapi pertama, sistem pencernaan keseluruhan badan  saya terserang berat. Saya menghabiskan dua minggu dirumah sakit, dengan dosis morfin. Mereka tidak dapat menemukan mengapa saya bereaksi seperti itu.

Mengapa anda menggunakan morfin?

Devi: Karena saya merasa nyeri. Ketika saya mengkonsumsi makanan, saya menderita nyeri sangat berat. Saya terbaring dirumah sakit selama dua minggu sampai suatu hari saya mengamuk karena saya overdosis morfin….Saya tidak semakin membaik. Saya mengenal seorang dokter bedah yang baik yang melakukan operasi dan ketika dia mengunjungi saya, Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak membaik. Dia setuju. Itu nampaknya tidak seperti anda. Inginkah anda dikeluarkan? Tanyanya. Jadi, saya keluar sendiri.

Saya pergi kesebuah klinik yang mempraktekkan terapi selasi dan dokter menanyakan kepada saya diet apa yang saya terapkan? Saya diminta untuk berhenti mengkonsumsi makanan padat dan melanjutkan buah buahan, sayur-sayuran, makanan semi padat dan cairan. Dalam dua hari setelah diet yang dianjurkan, nyeri lenyap.

Anda menghentikan kemoterapi sepenuhnya?

Devi: Ya. Saya tidak menginginkan kemoterapi apapun. Radioterapi dilakukan lima hari seminggu, terus menerus.

Setelah radiasi, apa yang terjadi pada anda?

Devi: Agaknya, saya menjalani radiasi cukup baik. Setelah radiasi, saya dikirim untuk menjalani scan dan dokter mengatakan tidak ada bukti kanker. Saya menganggap itu merupakan akhir . Saya bahkan tidak pernah membayangkan bahwa kanker muncul kembali. Saya berpikiran bahwa saya sembuh. Pastinya setahun berikutnya, limfoma saya kambuh kembali.

Setelah radiasi, anda beranggapan bahwa anda sembuh? Apakah anda kembali kepada diet lama anda?

Devi: Ya. Saya kembali ke gaya hidup lama saya. Saya melupakan tentang jus buah. Kanker saya kambuh; kali ini didaerah perut. Tidak ada nyeri tetapi perasaan ketidaknyamanan didaerah perut. Saya dikirim untuk menjalani CT scan. Mereka mendeteksi tumor didaerah perut.Dokter mengatakan radiasi tidak bisa . Saya menjalani 6 kali chemoterapi. Masalah yang saya hadapi selama kemoterapi ialah bahwa setelah setiap sesi kemoterapi, bahkan untuk dosis pertamanya, jumlah darah putih saya biasanya turun hingga 0,7—sungguh-sungguh batas dasar.

Setiap kali jumlah darah saya turun, saya berada dirumah sakit setidaknya lima hari. Saya diberikan sejumlah injeksi untuk menaikkan jumlah darah. Kemoterapi yang saya jalani merupakan sesi setiap tiga minggu.

Setelah enam sesi kemoterapi, sayamenjalani scan. Tidak ada tanda kanker. Saya sangat baik.

Tetapi, saya merasakan kalah lagi setelah kemoterapi. Ada satu ketakutan pada diri saya, seperti apa yang akan terjadi bila kanker muncul kembali. Kanker itu muncul kembali sebelumnya. Akankah ada obat apapun atau sesuatu apapun yang dapat saya makan yang dapat menjaga kanker itu tetap jauh dari saya? Dokter mengatakan bahwa sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang dapat saya perbuat. Upayakan chek-up, cari tanda-tanda dan bila ada suatu apapun, lakukan scan.

Mengapa selanjutnya anda mencoba ramuan?

Devi: Seperti yang saya katakan sebelumnya, setelah kemoterapi ini merupakan akhir jalannya.Secara medis, mereka tidak mempunyai sesuatu apapun yang bisa diberikan kepada anda. Ketika saya ada dirumah sakit, saya mendengar pasien membicarakan tentang rodent tuber. Tetapi tidak ada seorangpun yang benar-benar mencobanya. Sehingga, saya mengatakan kepada diri saya sendiri bahwa bila ilmu pengetahuan medis tidak mempunyai sesuatu apapun yang bisa diberikan kepada saya setelah ini, satu-satunya opsi lain yang tersedia bagi saya adalah kembali ke alam. Saya mempunyai perasaan ini dalam diri saya—kita terlalu sibuk mencoba mengembangkan hal-hal untuk menyembuhkan diri kita sendiri sehingga seringkali kita mengabaikan bahwa jawaban atas semua penyembuhan ini pada dasarnya ada dialam.

Saya merasakan bahwa saya tidak mempunyai beban dengan mencoba rodent tuber. Dan itulah ketika saya datang mengunjungi anda.

Ketika anda mengunjungi saya, apakah anda merasa baik?

Devi: Tidak, ketika saya mengunjungi anda, saya baru saya menyelesaikan enam putaran kemoterapi dan saya merasa sangat lemah.

Ketika anda pertama kali mulai meminum ramuan itu, apa reaksi awal anda? Apakah anda ragu-ragu terhadapnya?

Devi: Cukup jujur, saya sedikit ragu-ragu. Tetapi pada saat bersamaan, saya menganggapnya sebagai satu-satunya harapan. Ketika anda mempunyai penyakit seperti kanker, anda harus mencoba apapun yang diberikan kepada anda.

Setelah meminum ramuan itu, apakah anda benar benar menemukan kepercayaan diri atau memperoleh bantuan?

Devi: Sejalan waktu berlalu, saya sesungguhnya dapat merasakan tubuh saya pulih jauh lebih cepat.Saya merasa jauh lebih baik. Saya lebih sehat dan jauh lebih hidup. Saya biasanya separuh mati.

Apakah anda benar-benar merasa lebih baik atau apakah ini hanya merupakan sebuah efek placebo?

Dewi: Tidak, tidak, tidak. Saya benar-benar dapat merasakan tubuh saya merespon. Untuk satu hal, saya benar-benar dapat merasa bahwa saya mempunyai lebih banyak energi. Ketika saya menjalani kemoterapi, dan ketika saya menyelesaikan kemoterapi, ada waktu-waktu ketika saya merasa seperti saya tidak ingin bangkit dari tempat tidur. Saya hanya bangkit untuk makan dan selanjutnya kembali pergi ke tempat tidur. Tetapi setelah meminum ramuan, saya dapat merasakan diri saya sendiri membangun energi dan saya lebih aktif. dan sekarang ini, saya cukup sehat dan saya bahkan kembali bekerja.

Sebelum anda meminum ramuan dan sementara anda menggunakan perawatan medis, apakah anda kembali bekerja?

Dewi: Tidak…selama 7 bulan.

Ketika anda meminum ramuan anda mulai bangkit lagi sendiri?

Dewi: Ya, saya mempunyai lebih banyak energi. Saya lebih hidup dan berharap mulai membaik. Ini juga mempengaruhi saya secara psikologis. Saya mulai merasa bahwa saya semakin baik. Saya kembali menuju kehidupan sebagaimana seharusnya bukannya sekedar berbaring ditempat tidur. Sehingga, saya mulai bekerja dan saya kembali secara penuh waktu.

Bagaimana tentang diet anda?

Dewi: Saya menjadi lebih vegetarian saat ini, saya menghindari daging merah dan makanan laut kecuali ikan. Saya makan buah-buahan dan sayur-sayuran.

Sejumlah orang mengatakan bahwa bila tidak dapat mengkonsumsi makanan kegemaran saya, kehidupan tidak bernilai. Apa komentar anda tentang hal itu?

Dewi: Apa yang perlu saya katakan kepada orang-orang itu adalah, Kehidupan adalah bernilai lebih dari sekedar makanan kegemaran anda. Ini merupakan pengorbanan sangat kecil yang perlu dilakukan. Kehidupan jauh lebih bernilai dari sekedar makanan.

Anda merupakan seorang pemakan daging sebelumnya dan kini anda menjadi seorang vegetarian. Banyak orang mengatakan bahwa bila anda tidak memakan daging, anda tidak mempunyai kekuatan. Apa yang perlu anda katakan tentang hal itu?

Dewi: Tidak, tidak benar. Pastinya, saya merasa jauh lebih sehat saat ini sehingga saya menyingkirkan daging dari diet saya. Saya sama sekali tidak kehilangan energi.

Sejauh ini baik-baik saja?

Devi: Ya. Saya mengatakan kepada dokter saya bahwa saya memakai perawatan ramuan, meditasi dan doa. Dan selama chek-up terakhir, dia menanyakan saya apakah saya masih menggunakan ramuan, doa dan meditasi….Saya katakan, ya, dengan keimanan tinggi, dan dia hanya tertawa!

Bahagian 1: Devi minum herbal

 

Bahagian 2: Pengalaman kemoterapi


 

Hanya Dengan Herbal Ia Hidup Lebih Dari Lima Tahun!

Seam (B984), seoarang wanita berusia 49 tahun, didiagnosa hepatoseluler karsinoma pada Agustus 2003. Hasil CT-abdomen pada 26 Agustus 2003 mengindikasikan:

1.   Massa pada segmen 6 dan 7 liver sebesar 8,7 x 6,6 x 10 cm.

2.   Ruptur pada lobus caudatus.

3.   Nodul-nodul peritoneal.

4.   Trombosis vena porta.

5.   Splenomegali (pembesaran limpa).

6.   Dan kemungkinan metastase ke limpa.

Menjadi seorang miskin (penjahit wanita pada sebuah pabrik), Seam tidak dapat membiayai terapi medis pada rumah sakit swasta. Dokter pada rumah sakit pemerintah memberitahu ia bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuknya. Seam datang pada kami pada awal Januari 2004 dan memulai terapi herbal kami. Setelah mengkonsumsi herbal, ia merasa lebih baik. Ia dapat makan dan tidur dengan baik dan lebih berenergi. Ia tidak merasa pusing lagi. Ia juga bertambah berat badan dan ekspresi wajahnya terlihat baik dan sehat.

Pada saat ini ditulis, Maret 2009, lebih dari 5 tahun sejak ia pertama kali datang kepada kami, Seam sehat-sehat saja – menjalani hidup normal yang bebas dari rasa sakit.

 

Ia Menolak Operasi dan Kemoembolisasi yang Gagal

Goh adalah seorang pria berusia 75 tahun dari Indonesia. Ia menjalani pemeriksaan medis pada tahun 2008 dan dokter menemukan SGOT (AST) meninggi, mengindikasikan ada sesuatu yang tidak beres di livernya. Goh melakukan ultrasonografi dan hasilnya adalah terdapat tumor pada lobus kiri liver nya sebesar 6,3 x 8,9 cm.

Goh kemudian ke singapura dan melakukan CT-Scan, dan dipastikan terdapat tumor pada liver nya. Dokter menyarankan Goh melakukan operasi reseksi tumor. Prosedur ini menghabiskan biaya S$20.000. Goh menolak operasi.

Setelah kembali ke Indonesia, Goh diberitahu tentang sebuah rumah sakit di China. Goh pergi ke China. Sekali lagi dokter menyarankan untuk operasi. Dan sekali lagi dokter menyarankan untuk dioperasi. Goh menolak kembali. Bagaimanapun juga, ia setuju untuk melakukan kemoembolisasi. Ini menghabiskan biaya sekitar 10.000 RM. Setelah terapi kemo, Goh kembali ke indonesia. Sekitar satu bulan kemudian, ia kembali ke China untuk terapi kedua. Tetapi, pada saat pemeriksaan, dokter memberitahu Goh kalau kemoembolisasi yang dilakukan sebelumnya tidak efektif. Terapi lebih lanjut dibatalkan. Goh kembali ke Indonesia dan mulai mengkonsumsi suplemen. Ia juga memonitor AST nya secara reguler selain melakukan USG. Nilai AST dan ukuran tumor terus meningkat. USG yang dilakukan pada 12 Maret 2009 (dibawah) mengindikasikan tumor berukuran 9,7 cm x 8,0 cm.

Pada 22 Maret 2009, Goh dan putranya mencari kami untuk bantuan. Kami mengirimkan Goh Full Blood Test dan meresepkan Capsule A, dan herbal liver milik kami: Liver-P, Liver 2, dan LL Tea.

  5 Dec. 08 13 Jan. 09 23 March 09
ESR n/a n/a 4
Haemoglobin n/a n/a 14.2
Platelet n/a n/a 223
Total biliburin n/a n/a 42
Alkaline phosphatase n/a 68 68
SGOT /AST 262  H 699  H 451  H
SGPT / ALT 11 23 21
GGT n/a n/a 103  H
Alpha-fetoprotein n/a 2.9 4.1
CA 125 n/a n/a 6.6

Komentar:

Jika dilihat biasa saja, Goh tidak menunjukan gejala apapun. Ia terlihat sehat. Tentu, tapi ia memiliki tumor pada livernya. Dokter berkata itu berbahaya dan harus disingkirkan. Tetapi, coba dipikirkan. Ada pilihan pada kasus ini. Goh dapat belajar bagaimana untuk hidup dengan tumor, dapat makan, tidur, dan bergerak bebas tanpa masalah. Atau ia melakukan operasi. Tetapi apa efek dari operasi yang dilakukan padanya setelah itu adalah yang menjadi pertanyaan. Kita perlu untuk melihat dan mempelajari kasus di bawah ini:

1.   Doris, berusia 46 tahun dan melakukan operasi untuk memindahkan tumor di livernya di singapura. Ia melakukan kemoembolisasi. Dalam waktu 8 bulan ia meninggal.

2.   Sam, berusia 51 tahun, terdapat tumor berukuran 3,5 x 3,5 cm di livernya dan dioperasi di Penang. Ia melakukan kemoembolisasi dua kali. Terapi ini tidak berhasil. Hampir 5 bulan kemudian, nilai alpha-fetoprotein –nya mencapai 239.595,00. Dokter bedah tidak mau menemuinya lagi.

3.   Suria, berusia 37 tahun dan melakukan operasi di Singapura untuk mengeluarkan tumor pada livernya. Dokternya di Indonesia memberitahu ia untuk melakukan operasi dan ia mungkin dapat hidup 10 tahun lebih lama. Dokter bedah di Singapura berkata ia memiliki 98% kemungkinan. Tiga bulan kemudian, Suria mengalami kekambuhan dan meninggal ketika akan melakukan kemoterapi ke onkologis.

4.   Pang, berusia 61 tahun. Ia memiliki tumor berukuran 5,2 x 5,3 x 6,5 cm pada lobus kanan livernya dan kanker juga bermetastase ke paru-paru nya.

Berdasarkan kisah di atas, Goh adalah yang tertua diantara mereka semua. Ia berusia 75 tahun dan tumor di livernya berukuran 9,7 cm x 8,0 cm, yang terbesar diantara yang lain. Apa yang anda pikirkan, apa yang akan terjadi pada Goh jika ia melakukan saran dari dokter bedah di Singapura danChina untuk melakukan operasi?

Dalam kata pembukaan buku: Cared cured naturally yang ditulis Betty Khoo, Chris menulis ini:Setelah satu dekade menolong pasien kanker, saya sampai pada kesimpulan kecil ini: Semakin terpelajar anda atau semakin banyak uang yang anda miliki, semakin tinggi kemungkinan anda akan mati karena kanker! Kematian ini mungkin akibat dari terapi daripada penyakit itu sendiri. Saya sering melihat bahwa dengan tidak melakukan apapun mungkin akan lebih baik daripada melakukan sesuatu!

Ada juga yang berkata: Seorang manusia yang terpelajar tidak harus bijaksana, seorang bijaksana tidak harus terpelajar.

 

 

Operasi dan PEI Gagal, Pang Diminta untuk Mengkonsumsi Obat Oral yang Mahal

Pang (H5) adalah seorang pria berusia 61 tahun. Beberapa waktu pada bulan Februari 2008, ia mengalami rasa nyeri pada abdomen. Hasil ultrasonography menunjukan ada massa bulat berbatas tegal berukuran 5.2 x 5.3 x 6.5 cm pada lobus kanan heparnya (Segmen 6).

Pang dirujuk ke spesialis bedah di rumah sakit swasta. Hasil CT-scan menunjukan hepatoma lobus kanan dengan ukuran 8 x 7 x 8 cm pada segmen 6 dan 7. Pang menjalani operasi reseksi tumor pada 25 Maret 2008. Operasi ini menghabiskan biaya 20.000 RM.

Laporan Histologi

Berat liver 305 gm, dengan ukuran 135 x 90 x 75 mm. Permukaan luar ireguler dan nodular. Nodul pada liver: hepatocellular carcinoma (karsinoma hepatoseluler) yang berdifernsiasi baik, tipe trabekuler, menginfiltrasi kapsula hepar, stadium III (T3NxMx).

Pang diberitahu bahwa operasi ini akan mengangkat tumornya tetapi tidak akan menyembuhkannya. Ia memerlukan kemoterapi. Sayangnya, dokternya tidak dapat memberinya kemoterapi karena ia tidak dapat menemukan “pembuluh darah”.

Setelah 5 bulan kemudian, pada September 2008, Pang mengalami kekambuhan. Timbul dua nodul baru pada liver yang masih ada. Tidak ada banyak lagi yang dapat dokter bedah lakukan. Ia diminta untuk melakukan percobaan klinis yang dilakukan di luar rumah sakit. Terapi ini dikenal dengan PEI (percutaneous ethanol injection) dan diberikan bebas dari biaya.

Pang menjalani terapi ini dari September 2008 sampai Februari 2009 dan melakukan total 5 sesi. Tapi hasilnya mengecewakan. Hasil CT-Scan menunjukkan metastasis ke paru-paru. Jumlahnya ada 5 nodul pada paru-paru kiri dan kanan. Ukurannya berdiameter sekitar 6 sampai 12 mm masing-masing. Hasil CT-Scan juga menunjukkan 2 partially nekrotik tumor pada Segmen 7/8 dari livernya. Ukurannya berdiameter kira-kira 4,5 x 6 cm dan 3,5 x 3,5 cm masing-masing.

Tidak ada banyak lagi yang dokter bedah dapat lakukan. Pang kemudian pindah mencari onkologis. Onkologi tersebut menawarkan pada Pang obat kemo oral yang akan menghabiskan dananya sebesar 20.000 RM per bulan (pada cerita lain Sam mendapat Nexavar yang juga menghabiskan 20.000 RM per bulan). Dibalik biaya yang tinggi itu, Pang diberitahu oleh onkologisnya bahwa obat ini hanya 20 sampai 30 % efektif (apapn itu maksudnya!). Pang menolak. Inilah yang dikatakannya kepada kami:

Pang: Dokter itu berkata ia tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk paru-paru saya. Saya pergi ke  GH untuk menanyakan pendapat kedua. Satu dokter muda di bagian paru-paru mempelajari kasus saya dan berkata: Maaf sekali paman, anda hanya mempunyai enam bulan sampai satu tahun dari sekarang. Setelah itu ia mengirim saya ke bagian onkologi. Dokter onkologi berkata, Lakukan Kemo.

Chris: tentu saja anda dapat melakukan kemo. Tetapi apakah anda akan hidup atau mati, itu adalah persoalan lain.

P: Ada dua jalan. Satu dengan kemo. Jalan lain dengan obat-obatan. Jika dengan obat-obatan, itu sangat mahal.

C: Berapakah biayanya?

P: Di Lam Wah Ee menghabiskan biaya 20.000 RM bukan dua ribu, itu adalah dua puluh ribu.

C: RM 20.000 per bulan?

P: Ya, dan keefektifannya hanya 20 sampai 30 % dan itu menghabiskan biaya dua puluh ribu. Jika saya menjual rumah saya, paling tidak saya dapat mengkonsumsi obat itu selama satu tahun – tanpa harapan dan tanpa garansi.

 

Kanker Hati: Dia Meninggal Setelah Bedah-Buka-Tutup-RM10.000

Goh (bukan nama sebenarnya, H438) adalah seorang pria 36 tahun. Pada bulan Juni 2010 ia mengalami diare. Tekanan darahnya rendah. Ia dibawa ke rumah sakit swasta di kota kelahirannya.  USG dilakukan dan dia diberitahu bahwa hatinya tidak baik. Setelah tiga hari dia keluar dari rumah sakit. Kesehatan kembali normal. Dua minggu kemudian perutnya menjadi keras. Dia kembali ke rumah sakit lagi. CT scan dilakukan yang menunjukkan hepatoma – atau kanker hati.

Goh datang ke rumah sakit swasta di Penang. Ia diminta untuk menjalani operasi. Setengah dari hatinya perlu di ambil. Operasi dilakukan namun kemudian dibatalkan. Ini operasi buka-tutup biaya dia RM10.000.

Tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan, Goh dan keluarganya datang untuk mencari saran kami pada tanggal 24 Oktober 2010. Masalah yang Goh hadapi adalah nyeri di daerah bahu. Sakit ini hanya muncul setelah operasi. Sebelum itu tidak ada rasa sakit. Dia tidak bisa tidur. Matanya merah.Kedua kaki bengkak.Napasnya sulit.

Laporan CT scan tanggal 15 Oktober 2010 menyatakan: “Kedua lobus dari hati yang membesar dan dipenuhi dengan beberapa lesi. Lesi terbesar di segmen 4b ukuran 15 x 20 x 15.6 cm.  Kesimpulan: multicentric hepatoma dengan asites minimal dan melebar kiri saluran intrahepatik.”

Hasil tes darah menunjuk enzim hati yang tinggi. SGOT = 203, SGPT = 56, Alkaline fosfatase = 736 dan Alpha-fetoprotein = 213,73.

Sayangnya, Goh meninggal tidak lama setelah berkonsultasi dengan kita.

Komentar: Tidak perlu bagi saya untuk memberikan komentar atas kasus ini. Fakta berbicara untuk dirinya sendiri. Goh meninggal kurang lebih dua bulan setelah operasi buka-tutup itu. Bagaimana menurut Anda – apakah ia harus mati lebih awal jika tidak di operasi?

Ini adalah salah satu buku yang saya percaya setiap orang harus baca – Confession of a Medical Heretic (Pengakuan dari Seorang Heretic Medis) oleh Robert Mendelsohn. Penulis bukan orang biasa. Di Amerika Syarikat, ia menulis sebuah kolom sindikasi berjudul “Dokter Rakyat”. Dia adalah seorang profesor di University of Illinois Medical School dan direktur Chicago Michael Reese Hospital.Dia juga Ketua Komite Lisensi Medis untuk negeri Illinois. Dalam Bab 3 dari bukunya, Dr Medelsohn mengakatakan:

  • Saya percaya bahwa pada generasi saya ini, dokter akan diingat untuk … jutaan upacara mutilasi yang dilakukan setiap tahun di kamar operasi.
  • Perkiraan konservatif … mengatakan bahwa sekitar 2,4 juta operasi yang dilakukan setiap tahun tidak diperlukan.
  • Perasaan saya adalah bahwa di sekitar sembilan puluh persen dari operasi adalah buang-buang waktu, uang, tenaga, dan kehidupan.
  • Mungkin pada masa hadapan, operasi kanker akan dianggap dengan jenis yang sama horor yang sekarang kita menganggap penggunaan lintah dalam waktu George Washington.
  • Keserakahan memainkan peran dalam menyebabkan operasi yang tidak perlu … tidak ada keraguan bahwa jika Anda menghapus semua operasi yang tidak perlu, banyak ahli bedah tidak kan ada bisnis lagi.
  • Ketidaktahuan memainkan bagian dalam banyak operasi yang tidak perlu. Keserakahan dan kebodohan bukan alasan yang paling penting mengapa ada begitu banyak operasi yang tidak perlu. Pada dasarnya masalah keyakinan: dokter percaya pada bedah. Ada daya tarik kepada “pisau” … bahwa (ahli bedah) dapat mengatasi apa-apa saja karena ia dapat beroperasi Anda … “Anda tidak perlu menjaga diri sendiri, doctor-doktor bisa memperbaiki Anda jika Anda sakit.”
  • Untuk melindungi diri … langkah pertama Anda harus buat adalah untuk mendidik diri sendiri. Dapatkan pendapat kedua. Jika Anda memutuskan operasi bukan satu jawabannya untuk menyelesaikan masalah Anda, maka haruslah Anda melakukan apa yang harus dilakukan untuk melepaskan diri dari situasi itu. Dalam setiap situasi kecuali pada situasi kecemasan, Anda ada banyak waktu untuk memutuskan apakah atau tidak Anda memerlukan pembedahan. Ataupun memilih siapakah yang akan membedah anda.

Sepuluh Tahun Terapi di CA Care

Lian berumur 57 tahun ketika ia datang dan menemui kami. Beberapa kali pada tahn 1996, ia melakukan histerektomi. Ia melakukan terapi sulih hormon (HRT: Homone Replacement Therapy). Tiga tahun kemudian, ia menderita kanker payudara sebelah kiri. Ia melakukan operasi mastektomi pada Juli 1999. Itu adalah karsinoma medullaris tanpa metastase. Ia diminta untuk menjalani kemoterapi namun menolak. Ia menjalani terapi obat Tamoxifen.

Lian datang menemui kami pada November 1999 dan mulai melakukan terapi herbal. Ia lalu memutuskan untuk berhenti menggunakan Tamoxifen. Sekarang sudah 10 tahun sejak ia didiagnosa menderita kanker payudara. Ia baik-baik saja dan tidak ada masalah apapun. Ia sangat sehat!

Laporan Pathologi: 27 July 1999

Left breast lump – 3 x 2 cm. Case of medullary carcinoma.

Hasil Ujian Results

————–Dec. 99   Aug. 03  July 06     Nov. 08

ESR                   12            16             19            25 H

Haemoglobin    13.3        14.5          14.0          13.8

Platelet              302         365           330           302

WBC                   4.8           5.3           5.5            5.9

CEA                    1.0          0.9           1.0            1.5

CA 15.3              n/a         11.1          10.4          14.5

Komentar: Lian adalah seorang wanita yang manis dan menyenangkan. Ia berbicara sangat lembut dan ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang ia hadapi, mungkina karena pendidikannya yang kurang. Ia adalah seseorang yang mengikuti dan takut pada perintah. Namun demikian, ia mengikuti perintah dengan baik. Ia menuruti semua resep herbal yang diberikan dan juga menjaga pola makannya.

Lian menolak terapi medis lebih lanjut setelah ia datang menemui kami. Ia tidak mau melakukan kemoterapi atau minum Tamoxifen lagi. Kami masih dapat mengingat wajahnya yang sangat rapuh waktu ia datang menemui kami 10 tahun yang lalu. Kami tidak dapat membayangkan bagaimana ia dapat selamat dari kemoterapi jika ia dipaksa melakukannya. Efek samping dari kemoterapi tidak seperti digigit semut seperti yang orang-orang katakan. Bakan tanpa kemoterapi dan Tamoxifen, Lian tidak mengalami metastase. Lebih dari 10 tahun ia melakukan terapi herbal dan dia tidak pernah merasa kurang enak badan atau sakit sama sekali.

Meskipun Lian bukanlah seorang wanita terpelajar, ia mempunyai keberanian dan komitmen mau mengambil jalan lain untuk kesembuhannya. Ia sangat dihargai untuk petualangannya itu. Lian tidak sendirian melalui petulangan iti. Masih banyak yang lainnya yang seperti Lian. Tapi kami tidak menyarankan anda untk melakukan petualangan serupa jika anda tidak percaya dengan yang kami lakukan atau mempunyai komitmen untuk menolong diri sendiri. Sukses tidak datang dengan mudah, dan tidak ada senjata ampuh untuk kanker.

Pada kasus Lian, kami dapat melihat keburukan dalam HRT (terapi sulih hormon). Ia berakhir dengan hasil kanker payudara. Ini bukan kasus sendiri unruk menghubungkan kanker dengan HRT. Kami hanya kebetulan menemui banyak kasus seperti ini.

Penyembuhan Kanker Payudara Oleh Terapi CA Care

Siew berumur 55 tahun saat ia dideteksi terdapat benjolan kecil di payudara kanannya. Sebelumnya ia sedang dalam terapi sulih hormon selama dua tahun. Siew berkonsultasi pada dua dokter

tentang benjolannya. Salah satu dokter mengatakan: Karena tidak ada nyeri, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Datang dan temui saya bila anda merasa nyeri. Dokter lain, seorang ahli bedah melakukan biopsi yang merusak – mengambil hanya sebagian dari tumor di payudaranya. Merasa kecewa, Siew meninggalkan masalah tumornya sampai suatu ketika tumor di dadanya semakin membesar dan mengeras.

Setelah enam bulan, dokter ahli bedah yang sama memanggilnya dan memperingatkan Siew bahwa kanker yang ia derita dapat membuatnya meninggal. Ini membangunkan Siew betapa serius permasalahannya. Dia pergi mencari bantuan dari dokter ahli bedah payudara lain dan melakukan operasi mastektomi. Setelah operasinya ia diminta untuk melakukan kemoterapi. Siew merasa ragu dan bertanya apakah ia dapat mempunyai pilihan lain selain kemoterapi. Dokter yang merasa kasihan memperbolehkan terapi alternatif. Siew kemudian dirujuk ke kami dan memulai terapi herbal sejak September 2002. Ia menggunakan terapi herbal sejak saat itu. Sudah lebih dari enam tahun sampai sekarang dan Siew masih baik-baik saja.

====================================================

Laporan Medis

29 November 2001: Biopsi payudara kanan : Sel tumor terlihat dekat dengan garis batas potongan. Diagnosa : Infiltrating ductal carcinoma (karsinoma infiltrasi duktus), stadium II.

19 Juli 2002: Payudara kanan : 2 lesi solid dengan dengan batas-batas wilayah arah jam 9 dekat dengan daerah puting susu. Masing-masing berukuran 12 x 13 mm dan 7 x 6 mm.

7 Agustus 2002: Tumor payudara kanan berdiameter 2,5 cm, infiltrating ductal carcinoma, stadium II.  Daerah bedah jelas. 3 dari 17 kelenjar getah bening axilla terkena metastase dari karsinomanya. Reseptor estrogen : Postitif kuat, Reseptor Progesterone : Positif kuat. P53 : Negatif.

Pada 23 December 2007 kami mewawancara Siew.

===================================================

Pada saat ini, apa yang anda rasakan tentang kesehatan anda saat ini? Apakah anda merasa sehat? Ya. Saya dapat melakukan apapun yang saya inginkan. Saya dapat membersihkan satu rumah ini sendirian. Saya tidak ada masalah dengan itu.

Dalam lima tahun terakhir sejak anda didiagnosa, apakah ada pernah merasa sedih jika teringat dengan kanker anda? Pada awalnya, Ya – tapi sekarang sudah tidak lagi.

Apakah pernah terpikir oleh anda kanker itu akan kambuh kembali ? Tidak, tidak pernah terpikirkan sama sekali. Tentu saja saya tahu saya mengidap penyakit serius, tetapi saya tidak terpikir akan meninggal oleh karena hal itu. Tapi setiap kali saya mendengar orang-orang mengalami kekambuhan, saya berpikir ada kemungkinan itu akan terjadi juga pada saya. Tetapi saya tidak larut dalam pikiran itu. Saya hanya berpikir ada kemungkinan kanker saya dapat kambuh kembali.

Melihat kembali apa yang telah anda lakukan … apakah anda akan melakukan terapi sulih hormon ? Tidak. Saya tidak akan mengkonsumsi pil hormon.

Jika seorang wanita memiliki benjolan pada payudaranya seperti anda, apa yang anda sarankan untuk mereka lakukan? Saya akan menyarankan ia pergi ke dokter. Tetapi jika ia tidak senang dengan keputusan dokternya, ia harus mencari pendapat kedua. Jangan lakukan seperti yang saya lakukan – hanya mengikuti apapun yang dokter katakan tanpa mencari info lebih jauh.

Dari sejak anda menemukan benjolan, apakah anda melakukan sesuatu secara berbeda dengan yang biasa anda lakukan? Ya. Saya akan mencari dokter yang lebih baik yang dapat memindahkan benjolan itu seluruhnya (lumpectomy : operasi pengangkatan benjolan). Dengan begitu mungkin saya tidak harus kehilangan payudara saya sama sekali.

Bagaimana jika setelah memindahkan benjolan tersebut, dokter meminta anda untuk melakukan kemoterapi dan radioterapi ? Apakah anda akan mengikuti saran ini ? Kecuali saya tahu seseorang yang dapat mengurus saya, seperti anda dan CA Care dan jika saya tidak memiliki pilihan lain, maka saya akan menuruti apa yang dokter sarankan. Jika saya harus memilih antara terapi herbal dan terapi medis, saya pasti akan memilih terapi herbal. Saya selalu menginiginkan terapi herbal. Saya tidak ingin melakukan kemoterapi. Jika saya tidak tahu tentang CA Care, maka saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan setelah lima tahun melakukan terapi herbal, saya masih mau meneruskan terapi herbal itu. Untuk soal rasa, saya masih merasakan rasa yang kuat (pahit) meskipun telah menggunakannya sekian lama. Saya belum terbiasa dengan itu (sambil tertawa).

Selain menggunakan terapi herbal, anda harus mengubah gaya hidup dan cara makan anda. Apakah anda merasa kesal dengan kami mengenai hal itu? Tidak, saya menerima apapun yang harus dilakukan untuk kesehatan saya. Tentu saja, pada awalnya saya mengeluh mengenai kesulitan yang saya alami – harus mengubah cara memasak, dan apa yang saya makan. Tetapi saya tidak menyalahkan anda. Itu adalah bagian dari jalan penyembuhan.Juga, saya tidak menyadari bahwa ada garam laut yang dapat digunakan untuk menggantikan garam meja biasa. Jadi, semua makanan saya tanpa garam. Sangat sulit untuk makan karena semua makanan itu terasa tawar. Setelah saya lebih sering mengunjungi CA Care lebih sering, saya belajar tentang garam laut, liquid amino, dan cara memasak yang sehat. Segalanya menjadi lebih mudah dan saya merasa lebih senang. Sekarang, saya tidak mengalami masalah dalam mempersiapkan makanan saya.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk terbiasa dengan semua perubahan itu ? Sekitar satu setengah tahun.

Anda harus melakukan terapi herbal, olah raga dan belajar untuk rileks. Mana yang dirasakan paling sulit untuk dilakukan ? Yang paling sulit adalah terapi herbal – Breast M Tea. Setiap kali saya minum Breast M, lidah saya langsung le le le le (sambil mendemonstrasikan dengan lidah bergerak ke atas dan bawah secara cepat dan tertawa terbahak-bahak).

Anda telah menempuh apa yang dibilang cara yang “belum terbukti” untuk penyembuhan, apakah anda merasa terintimidasi atau tertekan oleh seseorang karena hal ini ? Ya. Kerabat saya bertanya : Apakah kamu yakin terapi herbal itu baik ? Apakah itu bisa dipercaya ? Apakah harus berpantang begitu banyak makanan ? Apakah harus melewati begitu banyak kesulitan ? Mereka selalu memaksa saya untuk makan apapun yang mereka masak meskipun saya telah memberitahukan mereka bahwa saya harus pantang makanan-makanan itu. Mereka lalu berkata pada saya : tidak perlu pantang apapun. Kamu makan sayur-sayuran. Sayuran pun beracun (karena pestisida).

Apakah anda percaya mereka ? Mereka dapat mengatakan apapun yang mereka mau, namun saya tidak mendengarkan mereka. Saya tidak percaya dengan apa yang mereka katakan. Kenapa saya haru mendengarkan mereka dan merubah jalan saya? Saya sehat sampai sekarang. Kenapa saya harus berubah dan mengambil resiko. Jadi, Saya memberitahukan mereka karena saya sedang terapi herbal, maka saya harus berpantang dari semua makanan yang tidak boleh dimakan. Ini untuk segera mengakhiri diskusi dan harus menjelaskan begitu banyak hal kepada mereka mengapa makanan yang sehat sangat penting untuk kesembuhan kanker.

Jika saya sekarang mengatakan : Anda dapat makan apapun yang anda mau. Maukah anda ?Tidak. Saya tidak mau. Tidak untuk makanan berminyak dan goreng-gorengan. Saya dapat melihat betapa buruknya makanan tersebut, makanan seperti sate. Anak-anak senang makan itu. Sekarang kita mengetahui betapa tidak sehatnya makanan itu. Sedangkan untuk saya, saya tidak akan makan bahkan sepotong daging pun.

Anda menang karena anda tidak berspekulasi. Anda mendengarkan saran. Dan yang paling penting anda bersedia berubah. Kemauan anda untuk berubah itulah yang penting.

Berbicara mengenai perubahan, kakak ipar saya berkata : Kamu wanita bodoh, tidak bisa makan ini, tidak bisa makan itu, tidak bisa makan semuanya.

Pengobatan Kanker Payudara: Lobular Carcinoma, Stadium 2: Pengalaman Seorang Pasien

Nini, wanita, 38 tahun dari Indonesia. Pada bulan September 2008, dia merasa benjolan dipayudaranya. Dia pergi ke Guangzhou, Cina untuk mastectomy radikal. Setelah operasi, Nini terima 3 siklus kemoterapi intra-arterial. Setelah tiga siklus Nini menderita efek samping dan dia memutuskan untuk menghentikan pengobatan. Dia diminta untuk menjalani radioterapi (25 kali). Dia menolak. Ia diminta untuk mengambil tamoxifen. Dia menolak.

1     Ringkasan kasus dan bagaimana saya temukan CA Care

2     Penemuan benjolan di payudara

3     Pergi ke Cina lebih baik daripada Singapura

4     Prosedur kemoterapi intra arterial


5     Memutuskan pulang dengan segera setelah kimo ketiga

6     Dokter kata bisa sembuh 100 persen tetapi saya merasa tertipu

7     Akibat sampingan kemoterapi  (Lidah menjadi pendek / Otak kemo)

8     Nasehat kami

 

Bagaimana anda merasa setelah kehilangan payudara?

  • Operasi tidak menyembuhkan kanker jika sudah menjalar
  • Apakah dokter menasehatkan anda tentang makanan?

Ikutilah apa kata hati anda

 

Operasi, Kemoterapi, Radioterapi dan Terapi Sulih Hormon Tidak Menyembuhkan Kanker Payudara

Kasus 1

Fay (bukan nama sebenarnya) adalah seorang wanita Malaysia berusia 45 tahun. Ia didiagnosa menderita kanker payudara pada September 2006.

  • Fay melakukan operasi mastektomi dan pembersihan kelenjar getah bening pada daerah ketiak.
  • Setelah melakukan operasi, ia melanjutkan terapi radiasi sebanyak 25 kali dan 6 kali kemoterapi. Obat-obatan yang digunakan antara lain 5-FU, Epirubin dan Cyclophosphamide (FEC). Seluruhnya selesai pada April 2007.
  • Setiap 4 bulan sekali, Fay harus kembali ke dokter ahli kankernya untuk melakukan pemeriksaan rutin dan semuanya baik-baik saja.
  • Pada bulan Agustus 2008, Kanker kembali ditemukan pada tulang – L2, L5, tulang sakral dan tulang pelvis.
  • Fay mengkonumsi Tamoxifen selama hampir 2 tahun (November 2006 – Agustus 2008). Pengobatan dengan Tamoxifen gagal dan dokternya menyarankan untuk mengganti obatnya dengan Arimidex.
  • Fay menerima saran dokter untuk melakukan kemoterapi lagi dan sangat menderita akibat efek samping yang ditimbulkan.

Kasus 2

Rin (bukan nama sebenarnya) seorang wanita Indonesia berumur 40 tahun, tinggal di United States (USA). Ia menulis sebagai berikut :

  • Awalnya saya didiagnosa menderita kanker payudara pada Desember 2004.
  • Saya melakukan operasi pengangkatan benjolan di payudara kiri pada Februari 2005.
  • Setelah operasi tersebut, saya menjalani 8 kali kemoterapi. Dan setelah kemoterapi saya mengalami menopause.
  • Lalu saya menjalani radioterapi sebanyak 35 kali dan selesai pada Oktober 2005.
  • Saya mengkonsumsi obat Tamoxifen, 20 mg sehari.
  • Saya melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter ahli kanker saya selama 6 bulan dan saya melakukan mammogram 1 tahun sekali dan selama dua tahun lalu saya juga melakukan tes kepadatan tulang (bone density test).
  • Pada Agustus 2008, saya mulai merasa nyeri pada kaki kiri dan kadang-kadang juga terasa pada lengan kiri saya. Nyeri tersebut tidak kunjung hilang dan bahkan semakin nyeri. Lalu saya tidak dapat berjalan lurus dan menekuk lutut. Ini membuat sangat sulit untuk naik dan turun tangga.
  • Pada November 2008, saya melakukan scan seluruh tubuh dan juga melakukan CT-scan. Kanker tersebut telah menyebar ke tulang lengan atas, kaki kiri dan L5.
  • Saya lalu menjalani lagi radioterapi pada daerah yang sakit sebanyak 10 kali.
  • Pada Desember 2008, Saya membuat sediaan darah tepi pada kaki kiri saya.
  • Dokter saya mengganti obat-obatan dari Tamoxifen menjad Arimidex.

Kasus 3

Gay (bukan nama sebenarnya) adalah seorang wanita berusia 43 tahun asal Australia. Ia didiagnosa menderita kanker payudara pada tahn 1999. Ia menulis :

  • Saya mendapat terapi 6 bulan kemoterapi dan 3 bulan terapi radiasi.
  • Lalu saya mulai mengkonsumsi obat Tamoxifen selama 5 tahun dan diganti dengan Arimidex.
  • Saya tidak mengalami masalah apapun sampai 6 bulan kemarin, saya merasakan sedikit nyeri pada bagian kanan atas perut saya dan Tumor marker (hasil pemeriksaan antibodi tumor) saya meningkat.
  • Setelah beberapa kali diperiksa, ternyata hasilnya telah terjadi metastase ke tulang.

Kasus 4

  • Sri (bukan nama sebenarnya), seorang wanita berusia 57 tahun asal Indonesia, didiagnosa menderita kanker payudara pada payudara kirinya di tahun 2003. Ia menjalani operasi mastektomi lalu diikuti dengan kemoterapi dan radioterapi. Pada saat kami bicara padanya, Sri ternyata menjalani kemoterapi otak dan ia tidak mampu menjelaskan detail perawatan yang dilakukannya. Respon balik atas pertanyaan kami pun juga dirasakan sangat lambat. Sri menjalani semua terapi ini di New Zealand. Sri pergi untuk melakukan pemeriksaan rutin dan diberitahu bahwa semuanya baik-baik saja. Namun pada tahun 2007, ia merasa tidak begitu sehat. Dari pemeriksaan lebih lanjut ditemukan indikasi metastase ke tulang. Lalu ia menjalani lagi 6 siklus kemoterapi dan 10 kali terapi radiasi. Semua perawatan ini selesai pada November 2008. Sri pergi ke Penang pada Februari 2009 dan melakukan CT-Scan. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut :

o        Lesi di T1 dan T5 Vertebra.

o        Nodul pada C5 dan Lesi pada L4 korpus vertebra.

o        Beberapa lesi lisis pada tulang iliaka kiri.

o        Kemungkinan terjadi sirosis hepatis.

Apa yang dapat kita pelajari dari keempat kasus tersebut ?

1.      Pasien-pasien ini telah mendapat dan menjalani semua perawatan medis yang diperlukan – operasi, kemoterapi, radioterapi dan obat-obatan oral – Tamoxifen dan Arimidex. Mereka telah mendapat yang terbaik yang ilmu kedokteran tawarkan namun kanker terus berlanjut.

2. Dokter ahli kanker mengatakan semua perawatan ini telah terbukti secara ilmiah, disetujui FDA didukung oleh data-data yang dibahas oleh rekan-rekan dalam jurnal kedokteran. Yang menjadi pertanyaan adalah : apa yang sangat istimewa dari semua ini ? Kenapa pasien-pasien ini masih mengalami metastase ? Apa yang dimaksud dengan “kebenaran dan kejujuran” yang sebenarnya dari semua perawatan ini?

3.      Apakah pernah terlintas pada pikiran seseorang bahwa ketidakmampuan untuk sembuh dankemampuan kanker tersebut untuk menyebar dapat terjadi karena perawatannya itu sendiri?

4.      Coba kita lihat kasus-kasus ini lagi. Fay di Malaysia mengalami metastase 1 tahun 4 bulan sesudah menyelesaikan semua perawatan medisnya. Rin di USA dan Sri di New Zealand mengalami metastase kurang lebih tiga tahun setelah perawatan medisnya, sedangkan Gay dari Australia mengalami metastase sekitar delapan tahun setelah perawatannya. Semua kasus ini menunjukkan masalah yang sama yang dihadapi sebagian besar pasien dimanapun di dunia ini. Bukan masalah dimana anda hidup dan apa atau siapa diri anda, melakukan hal yang sama dan menghasilkan hasil yang sama.

Einstein berkata : Insanity is to the do the same thing over and over again and expecting different results (kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda). Apakah anda dapat belajar sesuatu kebijakan dari seorang ahli ilmu pengetahuan ini ? Pasien di USA, Australia, New Zealand, dan Malaysia menerima perawatan yang sama dan semuanya berakhir dengan hasil yang sama. Bertahun-tahun, saya mengamati cerita yang mirip diulang lagi dan lagi begitu banyak sampai-sampai metastase pada tulang dapat atau pasti terjadi setelah perawatan tersebut. Untuk mengharapkan hasil yang berbeda adalah apa yang Einstein katakan dengan insanity(kegilaan).

Pertanyaan-pertanyaan yang terngiang dalam pikiran kita : mengapa mereka yang mengetahui hal ini TIDAK melakukan sesuatu tentang itu ? Kenapa pasien dibiarkan dalam kegelapan dan tidak diperingatkan tentang kemungkinan-kemungkinan tersebut ? Mungkin kami dapat melakukan LEBIH dari sekedar meresepkan obat ? Tamoxifen seharusnya untuk mencegah terjadinya kekambuhan tetapi dari semua kasus diatas, Tamoxifen telah gagal secara menyedihkan. Kenapa kita tidak melihat ke belakang melihat apa yang telah kita lakukan sampai hari ini ?

 

Setelah Operasi Chau Melakukan Terapi Herbal dan Mengubah Pola Makan.

Kakak perempuannya meninggal dunia setelah melakukan perawatan medis.

Chau (bukan nama sebenarnya) adalah seorang wanita berusia 43 tahun berasal dari Johor. Pada dada kanan nya terdapat suatu benjolan. Dari hasil biopsi mengindikasikan dia menderita kanker dan harus melakukan mastektomi. Chau sedang dalam keadaan dilema saat ia datang kepada kami. Kakak perempuan nya juga menderita kanker payudara. Ia melakukan operasi, kemoterapi dan radioterapi, dan dalam kurun waktu satu tahun ia meninggal dunia. Chau dalam keadaan sangat tertekan karena dokter onkologis (ahli kanker)-nya memaksa ia untuk melakukan kemoterapi dan radioterapi setelah ia melakukan operasi mastektomi. Chau dan kakak laki-lakinya datang kepada kami untuk minta pertolongan kami pada bulan Mei tahun 2004.

Saya ingat pernah mengatakan ini kepada Chau : Jangan khawatir. Saya rasa anda tidak akan meninggal dalam waktu satu tahun seperti saudara perempuanmu. Tentu saja, saya tidak menjamin itu karena saya bukanlah Tuhan. Tetapi dari pengalaman saya dengan kanker payudara menunjukkan saya bahkan TANPA MELAKUKAN APAPUN, anda tidak akan meninggal karena kanker payudara dalam waktu satu tahun.

Chau mulai melakukan terapi herbal dan sudah diberitahu bahwa tidak ada kepastian dan ia harus mempertahankan pola makan yang sehat. Saya juga memintanya untuk pergi melakukan tes darah sebagai dasar untuk memantau perkembangannya. Enam bulan setelah melakukan terapi herbal, Chau datang menemui kami lagi. Saya mengatakan padanya : jika anda hidup enam untuk enam bulan kedepan, maka itu berarti kita melakukan hal yang tepat. Ingat, saudari anda meninggal sekitar setahun setelah kemoterapi dan radioterapi.

Chau menemui kami kembali pada April 2005. Itu hampir setahun setelah kunjungan pertamanya. Ia tampak baik-baik saja tetapi tampak sangat bimbang karena dokternya masih memaksanya untuk melakukan kemoterapi. Saya mengatakan kepadanya : Itu adalah pilihan anda! Kenapa anda membutuhkan kemoterapi dan radioterapi? Saudari anda melakukan kemoterapi dan radioterapi dan ia meninggal dunia. Ingat apa yang Einstein katakan : Insanity is to do things over and over again and expecting different results (kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda). Jika anda melakukan hal yang sama seperti yang saudari anda lakukan, anda mungkin akan berakhir dengan hasil yang sama – kematian.

Laporan Pathologi: 27 April 2004

Infiltrating ductal carcinoma of breast. Size: 1 cm in diameter. Histologically grade 2. Margins of excision are close to tumour. One of 10 axillary lymph node is positive for metastatatic deposits.

Hasil Ujian Darah

—————May 2004     Sept.05   Sept 06

ESR                     23 H            4            12

Haemoglobin        11.6           12.1         13.3

Platelet                240            199          228

WBC                    3.89            6.9          6.1

CEA                     1.0               0.6          0.5

CA15.3                4.4               4.9          5.4

Saat saya menulis artikel ini, saudara Chau menelepon – sungguh suatu kebetulan! Ia mengatakan bahwa Chau dalam kondisi yang sehat. Dan saat ini Januari 2009, berarti Chau baik-baik saja (dikurangi waktu yang digunakan untuk bertahan akibat pengobatannya yang toksik) untuk hampir lima tahun sampai saat ini. Untuk itu banyak alasan untuk percaya dan berharap bahwa ia akan tetap hidup untuk bertahun-tahun yang akan datang.

Komentar: Kami bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena Chau masih dapat hidup dan sehat. Ini adalah yang harusnya seluruh pasien lakukan – bersyukur. Chau menempuh jalan pengobatan yang berbeda dengan kakak wanita tertuanya. Bagaimanapun juga, tetap itu adalah suatu ketidakberuntungan untuknya hidup dibawah kutukan voodoo – tanpa kemoterapi atau radioterapi ia tidak akan sembuh. Tidak ada kebenaran mutlak untuk asumsi seperti itu.

Nota: Pada saat ini (November 2010 – sudahpun 6 tahun lebih) kesihatan Chau bagus dan tidak ada apa-apa masalah.


Yee Meninggal Setelah Menjalani Segala Perawatan Medis

Hidup di bumi adalah suatu pengalaman hidup.Jadikanlah kematian Yee sebagai suatu pengalaman berharga bagi yang sepertinya.

Yee berumur 40 tahun saat ia didiagnosa menderita kanker payudara pada Oktober 2005. Ia menjalani operasi mastektomi. Itu adalah kanker stadium II tanpa penyebaran pada kelenjar getah bening. Tumornya berukuran 3 x 2 x 2 cm.

Setelah melakukan operasi, Yee menjalani 6 siklus FAC kemoterapi (5-FU, Andiamycin dan Cyclophosphamide).Tidak diindikasikan untuk radioterapi. Kemoterapinya selesai pada Maret 2006 setelah itu ia mengkonsumsi Tamoxifen.

Yee baik-baik saja selama sekitar 9 bulan. Kadang-kadang pada Januari 2007, ia mengalami pembengkakan pada sisi kanan lehernya. Dari hasil CT-Scan thorax (dada) pada tanggal 19 Januari 2007 memperlihatkan hasil: nodul multipel tersebar pada kedua paru-paru berukuran antara 2 sampai 10 mm. Ini berarti kanker telah menyebar ke paru-parunya.

Yee mendapat terapi 8 siklus kemoterapi berbasis Taxane (Taxane –based chemoterapy). Cara ini tidak efektif. CT-Scan pada tanggal 4 Juli 2007 menunjukan nodul-nodul di paru-parunya makin bertambah.

Yee kembali mendapat kemoterapi – 6 siklus Navelbine + Herceptin. Perawatan ini bernilai sekitar 50.000 RM. CT-Scan pada November 2007 menunjukkan hasil yang stabil. Sejak November 2007 sampai Desember 2008 Yee mendapat terapi obat oral, Tykerb (lapatinib) 4 – 5 tablet per hari. Setiap tablet seharga 65,00 RM. Berarti 260,00 RM per hari dan berarti 7.800 RM per bulan. Dan itu berarti total biaya sekitar 14 bulan menggunakan Tykerb berkisar sekitar 93.000,00 RM.

Pada Februari 2008, tampak terlihat kejanggalan kembali. Hasil CT-Scan pada 13 Februari 2008 memperlihatkan hasil : pembesaran nodul di paru berkisar 0,5 cm sampai 2,2 cm.

Enam bulan kemudian, tanggal 19 Agustus 2008, CT-Scan memperlihatkan nodul di  paru meningkat jumlahnya dan ukurannya berkisar dari 0,5 cm sampai 5,0 cm. Nodul di mediastinal juga mulai terlihat.

Pada Oktober 2008, Yee merasa nyeri pada lengan kanan dan pembengkakan keras pada klavikula kanan. CT-Scan pada 13 Oktober 2008 menunjukan perkembangan yang lebih serius:

 

1. Fibrosis (pembentukan jaringan ikat) pada daerah ketiak kanan.

2. Nodul irregular pada daerah infraklavikula kanan, kira-kira sebesar 2,0 cm.

3. Nodul kecil lainnya di daerah supraklavikula kanan, sekitar 0,7 cm juga terlihat.

4. Nodul mediastinum, ukurannya sedikit membesar dari waktu terakhir kali melakukan CT-Scan.

5. Massa dan nodul yang membesar pada paru. Massa yang terbesar pada paru-paru kiri berukuran 5,6 cm. Lesi lainnya berukuran dari 1,0 cm sampai 4,8 cm.

6. Lesi hipodens baru, sekitar 1,0 cm sekarang terlihat pada Segmen ke-7. Ini diduga adalah metastase pada hati.

Melihat penyakitnya yang sangat progresif, Yee melakukan 28 kali terapi radiasi mulai dari 13 Oktober 2008 sampai 1 Desember 2008, dan dalam waktu bersamaan tetap meneruskan minum obat Tykerb.

Pada 17 Desember 2008, Yee menderita sakit kepala sampai tidak dapat tidur. Hasil CT-Scan yang dilakukan 19 Desember 2008 memperlihatkan hasil metastase multipel pada otak (multiple brain metastases).

 

Yee dan suaminya datang kepada kami mencari pertolongan pada tanggal 5 Desember 2008. Kondisi Yee sangat serius. Tangan kanannya sudah kaku. Dia tidak nafsu makan. Dia sesak nafas berat. Bahkan suplai oksigen melalui lubang hidungnya tidak menolong sama sekali. Dia memberitahu suaminya bahwa ia lebih baik meninggal. Pada awal Februari 2009, Yee masuk ke rumah sakit dan dokter menyarankannya melakukan terapi radiasi untuk otaknya. Itu tidak terjadi – ia meninggal sebelum melakukan terapi itu.

Komentar : Ini adalah kasus yang tragis. Cerita Yee mirip dengan apa yang dialami oleh Fransiska dari Indonesia. Fransiska melakukan operasi dan menjalankan kemoterapi, radioterapi, Herceptin dan Tykerb + Xeloda. Fransiska meninggal. Ia didiagnosa pada November 2004 dan meninggal Desember 2008. Yee didiagnosa menderita kanker payudara stadium II pada Oktober 2005 dan menjalani terapi yang sama dan meninggal pada Februari 2009.

Dokter-dokter, Media, dan pasien selalu mencari obat-obatan baru dan teknologi terbaru sebagai suatu harapan untuk menyembuhkan penyakitnya. Kita telah terpaku dalam pikiran bahwa sesuatu yang baru selalu lebih baik. Herceptin dan Tykerb adalah senjata baru untuk melawan kanker yang sekarang muncul di daerah lokal kami. Apakah itu lebih baik atau berbahaya?

Dari website (http://www.tykerb.com) anda dapat belajar bahwa :

1. Tidak ada obat untuk kanker payudara yang bermetastasis. Tapi itu dapat diterapi. Apa yang anda harapkan dari terapi yang tidak pasti itu? Tentu saja kita dapat melakukan apapun jika kita memiliki uang!

2. Pada beberapa wanita timbul kerusakan hati akibat mengkonsumsi Tykerb. Penyebab dari kerusakan ini tidak diketahui. Kerusakan hati mungkin dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian.

3. Efek samping utama dari Tykerb adalah diare, mual, rasa tidak enak pada lambung, rasa lelah, kemerahan dan nyeri pada tangan dan kaki, dan timbul ruam.

4. Batuk kering atau napas yang pendek-pendek mungkin merupakan tanda dari proses radang pada paru-paru.

Apakah Herceptin dapat menyebabkan efek samping yang serius? Ya, menurut National Cancer Institute (Institusi Kanker Nasional) melalui website-nya (http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/therapy/herceptin)

1. Herceptin dapat menyebabkan kerusakan otot jantung yang dapat menyebabkan gagal jantung.

2. Herceptin juga dapat mempengaruhi paru-paru menyebabkan ancaman serius masalah pernafasan yang mengancam jiwa .

3. Herceptin dapat menyebabkan reaksi alergi yang dapat menjadi berat atau membahayakan jiwa. Gejala-gejala dari reaksi tersebut antara lain penurunan mendadak tekanan darah, nafas sesak dan pendek, kemerahan dan wheezing.

4. Karena potensi efek samping yang mengancam jiwa ini, dokter-dokter DIPERINGATKAN untuk mengevaluasi pasien secara hati-hati apakah pasien memiliki kelainan pada jantung atau paru-paru –nya sebelum memulai terapi. Apakah anda berpikir mereka pernah melakukan ini? Dalam kasus ini, Yee mengalami metastase (apakah itu bukan masalah yang serius ?) pada paru-parunya. Pada keadaan ini bukankan Herceptin akan membuat keadaan menjadi lebih buruk untuknya? Ketika ia datang kepada kami ia dalam keadaan sesak nafas berat. Apakah yang kira-kira menjadi penyebabnya?

Dan satu pertanyaan yang paling penting yang pasien (dan dokter?) tidak perduli untuk bertanya : Apakah Herceptin mengobati kanker payudara ? Jawabannya adalah tentu TIDAK. Penambahan penggunaan Herceptin pada kemoterapi normal memperpanjang harapan hidup sekitar 4-6 bulan.Tidak ada di dalam website yang mengatakan Herceptin mengobati kanker payudara. Baca bagian : Possible Benefits of Herceptin (kemungkinan keuntungan dari Herceptin) (sebagai catatan, bahkan judulnya sendiri tidak menunjukkan kepercayaan diri dan harapan) pada website resmi-nya : http://www.herceptin.com/adjuvant/what-is/benefits.jsp

Dr. Ralph Moss menulis laporan berjudul : “Herceptin or Deception”. Michael Janson, M.D., mantan ketua dari American College of Advancement Medicine memberi komentar ini tentang laporan tersbut :Dr. Moss menguak kebenaran dari laporan medis tentang Herceptin, menunjukkan bahwa itu sebenarnya tidak seperti yang telah dikatakan, dan data statistik telah dimanipulasi untuk membuatnya terlihat jauh lebih baik dari yang semestinya, sementara mengesampingkan potensi resikonya.

Pada kasus Yee, seperti banyak kasus lainnya, mungkin tidak ada gunanya menanyakan pertanyaan yang sama : apakah yang salah ? Semuanya tampak sepertinya salah setiap saat. Ijinkan saya berpikir dan dengarkanlah : Bagaimana mungkin kanker payudara stadium II dapat menyebabkan kematian pasien dalam waktu empat tahun? Apakah ia akan meninggal bila ia tidak melakukan apapun?

Kanker payudara sangat sedikit ditemukan pada mereka yang berusia sekitar 30 tahun, tetapi jika terjadi pada usia lebih muda, itu akan menjadi lebih agresif dibanding pada usia tua. Kemungkinan, ini adalah benar, beberapa orang ingin kami percaya karena Yee masih muda dan terkena tipe kanker yang agresif maka seluruh perawatannya menjadi tidak efektif. Ijinkan saya mengundang anda untuk membaca kasus dari tiga orang wanita yang belum berumur 40 tahun ketika mereka divonis kanker dan mereka dapat bertahan hidup. Hal berbeda yang dilakukan mereka adalah mereka tidak buta pada dokter mereka – mereka menolak kemoterapi, radioterapi atau terapi sulih hormon.

1. Tee, seorang wanita berusia 38 tahun didiagnosa kanker pada Oktober 2005 (catatan: pada waktu yang hampir bersamaan dengan Yee) dan ia menolak kemoterapi. Tee masih hidup saat saya menulis ini (Maret 2009) sementara Yee meninggal dunia pada Febuari 2009. Anda dapat membaca kisah tentang Tee pada laporan kasus kami.

2. Sue berumur 39 tahun saat ditemukan 2 benjolan pada payudara kanan-nya pada tahun 2003. Ia melakukan operasi mastektomi. Dokter ahli kankernya memberitahunya jika ia menjalani kemoterapi maka ia akan mempunyai kesempatan hidup 5% lebih banyak. Namun ia menolak terapi medis lebih jauh, termasuk tidak mengkonsumsi Tamoxifen seperti yang disarankan oleh dokter ahli bedahnya. Sue merubah pola makan dan gaya hidupnya dan menjalani terapi herbal. Sampai saat ini sudah lewat dari 6 tahun dan Sue sedang menuju ke arah hidup yang bebas dari masalah.

3. Julia menemukan benjolan berdiameter 4 cm pada payudaranya di tahun 1995. Ia berumur 36 tahun saat itu. Ia disarankan menjalani operasi mastektomi. Ia menolak dan tidak pernah menemui dokter lagi sejak itu. Ia menolak kemoterapi, radioterapi dan terapi sulih hormon dan memutuskan untuk mencari terapi alternatif. Ayahnya adalah seorang terapis herbal dan mencarinya untuk meminta bantuan. Perjalanannya menempuh usaha penyembuhan sungguh menarik dan kadang0kadang berbahaya. Tetapi kenyataanya ia masih sangat sangat sehat dan baik-baik saja saat saya menulis ini (2009). Itu sudah 14 tahun lalu sejak ia pertama kali didiagnosa mengidap kanker. Untuk lebih jelas mengenai cerita Julia, anda dapat melihatnya dalam buku kami “The herbal option”, Bab 3.

4. Cindy berumur 34 tahun saat ia didiagnosa menderita kanker payudara pada Agustus 1994. Ia melakukan operasi pengangkatan benjolan. Karena batasnya tidak jelas, maka ia diminta untuk menjalani operasi mastektomi. Dan diikuti kemoterapi dan radioterapi. Ia menolak terapi medis lebih lanjut. Ia mengubah gaya hidup dan pola makannya, melakukan “chi kung” dan meditasi serta melakukan terapi homeopati. Sampai saat ini sudah 15 tahnu dan Cindy menjalani hidup sehat tanpa ada masalah (Bab 2 : The herbal option).

Dr. Gershom Zajicek, Professor pengobatan di The Hubert H. Humphrey Center For Experimental Medicine and Cancer Research, The Hebrew University of Jerusalem, Israel (http://www.what-is-cancer.com) menulis : Modern medicine has the best means to treat disease, yet the basic tenets of treatment are false (Ilmu pengobatan modern mempunyai sistem yang baik untuk mengobati penyakit, tetapi pemahaman dasar dari pengobatan itulah yang salah).

Dr. Frank Daudert, dari Pro Leben Klinik di Austria mengatakan : Doctors are blindly giving chemotherapy … while the cancer cells smile. Doctors give chemo, chemo, chemo. And patients die, die, die (dokter membabibuta memberikan kemoterapi … sementara sel kanker tersenyum. Dokter memberikan kemo, kemo, kemo. Dan pasien mati, mati, mati).

Dalam buku mereka : More Harm than Good, Alan Zelicoff, M.D., dan Michael Bellomo, J.D./MBA, menulis : (dokter) diajarkan bahwa tidak melakukan apa-apa hampir pasti dijamin pasien tersebut akan menderita lebih berat jika tidak diberikan pertolongan apapun. Kebenarannya adalah bahwa sebagian besar kanker – sekali menyebar – akan menetap dan tidak dapat diobati meskipun banyak tersedia obat-obat kemoterapi baru bahkan dengan cara penggunaan antibodi langsung melawan sel kanker.

Richard Deyo dan Donald Patrick, seorang professor, University of Washington, Seattle, USA, menulis di bukunya : Hope or Hype – the obsession with medical advances and the high cost of false promises: kita terlahir dengan kepercayaan buta pada kepastian medis yang memangsa ke dalam ketakutan kita yang paling dalam, sementara tampak sepertinya akan membawa kita menuju keselamatan dengan “obat ajaib.” Memang banyak kemajuan medis yang menawarkan keuntungan yang nyata, tetapi sama banyaknya dengan yang tidak, jika ada, keuntungan dan efek samping yang berbahaya …. efektifitas terbaik pada batas yang sempit – dan kadang kali benar-benar berbahaya … Itu kadang-kadang memimpin ke arah tidak berguna, berbahaya, dan terapi yang mahal dan tidak perlu. … Ketika dokter diperkenalkan produk baru, uang kadang-kadang mengesampingkan ilmu pengetahuan yang baik.