Sebuah Kegagalan Besar dan Kekecewaan

Sam adalah seorang pria berusia 51 tahun berasal dari Indonesia. Kadang pada bulan May 2008, ia mengalami nyeri pada abdomen. Hasil pemeriksaan rutin pada sebuah rumah sakit di Sarawak mengindikasikan terdapat batu ginjal. Sam melakukan operasi untuk mengangkat batu tersebut. Pada waktu melakukan operasi, dokternya menemukan liver Sam dalam kondisi yang tidak begitu baik. Hasil CT Scan mengungkapkan adanya kemungkinan hepatoma atau dalam kata lain tumor pada liver.

Sam diminta untuk melakukan operasi liver di Singapura yang dapat menghabiskan sekitar Sing $50.000. Sam datang ke Penang dan melakukan operasi untuk liver-nya di rumah sakit swasta dan menghabiskan dana RM 35.000. Operasi ini selesai pada Oktober 2008.

Hasil CT-Scan : 3 Oktober 2008

Terdapat lesi hipodens pada Segmen VI. Dengan ukuran 3,5 x 3,5 cm. Diduga hepatoma pada lobus kanan.

Laporan Histologi: 7 Oktober 2008

Jaringan hepar seberat 350 gm, dengan ukuran 140 x 120 x 60 mm.

Diagnosa: hepatocellular karsinoma.

Setelah operasi, Sam melakukan kemoembolisasi sebanyak dua kali, pada Desember 2008 dan Janurari 2009. Sekali perawatan memakan biaya sekitar RM 5.000.

Pada Februari 2009, Sam menderita penyakit kuning yang berat. Hasil pemeriksaan darah pada 10 Februari 2009 menunjukkan hasil:

Bilirubin total                   = 523,77  Tinggi

Bilirubin direk                  = 394,69  T

Alkaline phospatase        = 143,34   T

GGT                                   = 758,75  T

ALT                                    = 121,38  T

AST                                     = 109,07 T

Alpha-fetoprotein             = 5.845,0 T

Sam melakukan operasi lagi untuk memasang stent metalik pada bagian atas saluran bilirubin. Prosedur ini menghabiskan biaya RM 20.000.

Hasil CT-Scan yang dilakukan pada 10 Februari 2009 mengindikasikan:

  • Bertambah buruknya hepar dengan peningkatan jumlah dan ukuran dari nodul-nodul yang ada pada hepar.
  • Terdapat trombosis pada perhubungan antara vena porta utama dengan perluasan vena porta.

Dengan banyaknya pertambahan buruk yang terjadi, tidak ada hal apapun yang dilakukan padanya. Dan Sam dikirim pulang tanpa penjelasan yang berarti.

Sam dan istrinya datrang kembali ke Penang pada Maret 2009. Sayangnya kali ini, dokter bedah yang mengoperasi liver Sam bersikap “kurang bersahabat”. Sikapnya sangat berbeda dengan sebelumnya ketika Sam melakukan operasi. Sam dan istrinya merasa dikecewakan dan ditipu. Sebelum operasi, dokter bedahnya bahkan memeluk istri Sam dan meyakinkannya bahwa Sam akan baik-baik saja. Sekarang, setelah terjadi relaps ia bahkan tidak mau berbicara pada mereka. Mereka juga memberitahu kami dokter bedah tersebut memaksa Sam untuk melakukan operasi secepatnya karena itu adalah kasus yang serius. Sam dan istrinya mememinta pulang dan memikirkannya dahulu. Dokter bedah itu memberitahu mereka, jika mereka pulang ke Indonesia, maka akan ada penundaan dan pada saat itu kondisi Sam mungkin akan memburuk dan ia (dokter bedah tersebut) mungkin tidak akan dapat melakukan operasi lebih lanjut. Sam dan istrinya merasa terintimidasi saat membuat keputusan.

Dengarkan percakapan video berikut ini.

Chris: Anda datang ke Penang – lalu apa yang mereka katakan?

Sam: Saya harus dioperasi.

C: Sebelum anda dioperasi, apakah anda bertanya pada dokter, apakah dengan dioperasi akan dapat menyembuhkan anda?

S: Itu harus dihilangkan.

Istri W: Kalau tidak, kanker tersebut akan bertumbuh terus-menerus.

C: Itu tidak benar! Oh, anda datang kemari dan mereka berkata operasi dan anda setuju untuk operasi?

W: Kalau tidak operasi, itu merbahaya. Jadi kami bersetuju untuk operasi.

C: Ijinkan saya bertanya satu hal lagi. Sebelum anda kemari, sebelum operasi – bagaimana kondisi anda? Apakah anda sehat ?

S: Saya baik-baik saja – sehat.

C: Dan setelah operasi, dan mengeluarkan uang sebesar RM 35.000 – apakah anda merasa lebih baik?

S: Tidak.

W: Sebelum operasi, dokter bedah itu sangat bersahabat dengan kami. Ia berbicara pada kami dengan sangat bersahabat.

C: Oh, sebelum operasi, Ibu (mama) menanyakan semuanya dan dokter itu akan menjawab anda? Apakah ia baik pada anda?

W: Ya, ia menjawab semua pertanyaan kami dan ia sangat baik. Tetapi setelah operasi, ia tidak mau berbicara apa-apa lagi. Kami ingin berkonsultasi dengannya, tetapi ia tidak mau berbicara dengan kami. Ketika kami menanyakan pertanyaan padanya, ia pergi begitu saja. Dengan terburu-buru dan ia hanya berkata – tidak ada masalah, tidak ada masalah dan pergi meninggalkan kami.

S: Tidak, kami tidak dapat berbicara dengan mereka seperti ini (dengan anda).

C: Sebelum operasi, ia berbicara dengan anda dengan baik?

W: Ya, betul, betul. Ia bahkan memeluk saya dan meyakinkan saya – Jangan khawatir, jangan khawatir, ia (suami saya) akan baik-baik saja.

S: Oh, ia begitu baik.

W: Kami merasa sangat tenang. Ia berkata kepada kami, operasi harus segera dilakukan secepatnya.

S: Saya berkata padanya, saya belum siap untuk itu. Dokter bedah itu berkata: Arr… jika anda tidak melakukannya sekarang, kondisi anda akan semakin buruk.

W: Ia berkata: Saya tidak akan dapat mengoperasi anda lagi.

C: Wah, itu yang ia katakan pada anda? Jika anda kembali ke Pontianak dulu, kondisi anda akan memburuk dan mungkin anda akan mengalami koma?

W: Pada saat itu akan sulit untuk ditolong lagi.

C: Itu tidak benar sama sekali.

S: Kami tidak memiliki alternatif lain.

C: Ya, saya mengerti sepenuhnya. Pasien seringkali diburu-buru untuk membuat keputusan. Saya tidak yakin ini adalah benar. Kadang-kadang, tidak melakukan apa-apa lebih baik daripada berbuat sesuatu.

Hasil tes darah pada 6 Maret 2009 adalah sebagai berikut:

Total bilirubin                     = 138.00  Tinggi

Bilirubin Direk                    = 114.66   T

Alkaline phosphatase         = 143.34   T

GGT                                      = 203.05  T

ALT                                      = 57.98     T

AST                                      = 98.45     T

Alpha-fetoprotein              = 239,595.00  T

Sam kemudian menemui dokter lain yang memberinya resep untuk dua obat oral. 1) Baraclude (entecevir) yang sering diresepkan untuk pasien Hepatitis. 2) Nexavar – sebuah obat yang menghabiskan biaya RM 20.000 per bulan. (Catatan: Pang pada kisah lain juga diminta untuk mengkonsumsi obat yang sama, yang menurut dokternya efektif sekitar 20-30% saja).

Sam mengkonsumsi obat tersebut, Nexavar untuk 1 setengah hari (total 3 tablet). Ia mengalami efek samping sebagai berikut:

  • Ia merasa lelah ketika berjalan bahkan untuk berbicara.
  • Dadanya terasa kencang.
  • Telinganya mulai berdengung sepanjang hari.
  • Tidurnya terganggu.

Sam dan istrinya datang mencari pertolongan kami pada 8 Maret 2009 dan memutuskan untuk menyerah pada terapi medis.

1.   Ini adalah cerita yang sangat tragis. Professor Jane Plant menulis: Terapi kanker konvensional membuat proses yang panjang pada pasien sehingga mereka tidak lagi mengerti apa yang diperbuat kepada mereka. Itu dimulai dengan ancaman atau menanamkan kepercayaan akan ketakutan pada pasien. Liver anda membusuk – jika anda tidak mengeluarkannya, itu akan membunuh anda. Dan anda harus melakukannya dengan cepat! Dan lihat apa yang terjadi pada Sam sekarang? Dr. Richard Fleming (pada Stop inflammation now) menulis: … semua bentuk operasi tdak dapat menghasilkan kesembuhan untuk jangka panjang karena itu tidak menyelesaikan masalah dasarnya, yaitu inflamasi (radang) … Operasi kadang memicu proses inflamasi yang lebih besar, yang menyebabkan penyakit.

2.   Sam menyerahkan bacaan tentang alpha-fetoprotein (AFP) seperti dibawah ini.

Pelajari angka-angka berikut dengan seksama. AFP Sam menunjukan 3.0 sebelum operasi kandung kemih. Setelah operasi, AFP nya mulai meningkat, dari 50,5 sampai 3.201. Kemudian ia datang ke Penang dan melakukan operasi liver. Situasinya makin memburuk. Sampai pada Maret 2009, AFP Sam hampir mencapai seperempat juta.

AFP (alpha-fetoprotein) Reading

19 December 2007        3.0 Dilakukan di Sarawak

7 May 2008            Operasi kandung kemih di Sarawak

11 July 2008                  50.5

25 September 2008    2,433 Dilakukan di Sarawak

4 October 2008         3,201.97 Dilakukan di Sarawak

6 October 2008         Operasi Liver di Penang

5 December 2008     18,550 Dilakukan di Penang

30 December 2008   17,857.8 Dilakukan di Penang

10 February 2009     5,845.0 Dilakukan di Penang

6 March 2009       239,595.0 Dilakukan di Penang

3.   Ketika Sam mencoba mengklarifikasi dengan dokter bedahnya, ia diacuhkan. Dokter bedahnya bahkan tidak mau berbicara dengan Sam dan istrinya. Sedihnya, pasien seperti Sam ditinggalkan dalam kebimbangan. Sam kemudian beralih ke dokter lain.

4.   Sam diresepkan obat yang luar biasa mahal – 20.000 RM per bulan. Tentu saja, Sam tidak memiliki pilihan lain. Terima atau meninggal. Tapi intinya adalah: Apakah Sam diberitahu bahwa obat tersebut tidak akan menyembuhkannya? Tidak, dan ia tidak memiliki petunjuk sama sekali tentang kebenarannya. Data yang diterbitkan oleh website perusahaan obat jelas-jelas mengindikasikan seperti berikut:

Untuk kanker liver,

  • Pasien yang mengkonsumsi Nexavar  – angka harapan hidup = 10,7 bulan.
  • Pasien dengan placebo (pil gula) – angka harapan hidup 7,9 bulan.
  • Nexavar hanya meningkatkan angka harapan hidup sebesar 2,8 bulan. Tidak disebutkan di dalam website tersebut, Nexavar menyembuhkan kanker liver.

5.   Jika ada yang dapat kita pelajari dari cerita ini, ini adalah: Pengacuhan dapat membunuh.Untuk bertahun-tahun, kami di CA Care, telah berusaha untuk menyemangati pasien dengan memberikan mereka pengetahuan. Sering terjadi, pasien memilih untuk menemukan cara yang mudah dan diacuhkan. Dan setelah mereka mencapai tahap akhir putus asa, mereka akan berbicara pada kami: Oh, tapi kami tidak tahu semua ini. Kami percaya pada dokter-dokter.

Catatan:  Pada pertengahan April 2009, kami diinformasikan Sam meninggal. Sam dioperasi pada Oktober 2008 dan pada April 2009 ia meninggal. Itu hanya enam bulan setelah operasi. Apa yang anda pikir tentang apa yang mempercepat kematiannya? Operasi atau kankernya? Apa yang dapat terjadi pada Sam jika ia tidak melakukan apa-apa?

Bacalah tentang bermacam-macam laporan kasus pada website ini. Doris meninggal 8 bulan setelah operasi liver nya di Singapura. Kanker liver Suria kambuh setelah 3 bulan setelah operasi. Pang mengalami kekambuhan kanker livernya setelah 5 bulan operasi. Di lain pihak, Mac dan Gan menolak terapi medis seperti apapun dibandingkan dengan memiliki tumor yang membesar pada livernya. Dan mereka berdua hidup lebih dari 2 tahun. Pada Seam terdapat 9 x 10 cm tumor di livernya dan ia masi hidup sampai saat saya menulis ini (lebih dari 5 tahun).

Penulis: CA Care

In obedience to God's will and counting on His mercies and blessings, and driven by the desire to care for one another, we seek to provide help, direction and relief to those who suffer from cancer.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: