Kanker Kambuh Kembali Setelah Kemoterapi Dan Radioterapi

Tahe (M319), seorang pria berumur 75 tahun dari Bogor, Indonesia mulai merokok sejak berusia delapan belas tahun. Pada 2000 dia menjalani operasi jantung by-pass. Pada 2005 dia mempunyai gejala seperti flu dan mempunyai kesulitan bernafas. Gejala-gejala ini menetap selama sekitar tiga bulan. Dia kemudian pergi ke rumah sakit di Jakarta dan didiagnosa sebagai tuberkulosis (TB). Dia pun menjalani pengobatan TB. Bagaimanapun, setelah mengkonsumsi obat selama beberapa minggu batuknya semakin bertambah sering. Tidak merasa puas, dia pun memeriksakan diri ke rumah sakit swasta di Singapura.

Tahe, istrinya, anak perempuan dan menantunya datang mengunjungi kami pada 29 Februari 2008 dan berhubungan dengan cerita yang terjadi di Singapura.

1.          Dokter berpikir bahwa dia mempunyai masalah infeksi di paru. Tahe pun mengkonsumsi antibiotik. Setelah dua minggu, masih tetap batuk.

2.          Sebuah CT Scan dilakukan dan terdapat tumor yang besar di parunya. Menurut dokter, itu adalah tumor yang agresif.

3.          Tahe menjalani kemoterapi, setiap siklus dengan interval tiga minggu. Dia menjalani total enam siklus. Tumor menghilang total.

4.          Empat bulan kemudian tumor lain ditemukan tumbuh pada sisi lain dari paru. Tahe menjalani enam siklus kemoterapi lagi. Tumor kembali menghilang.

5.          Empat bulan kemudian, tumor kambuh lagi. Kali ini tumor tumbuh pada bagian yang sama dengan tumor pertama.

6.          Dokter menginginkan Tahe menjalani kemoterapi lagi, tetapi pada waktu itu Tahe mengalami perdarahan pada anus. Kemoterapi merupakan kontraindikasi.

7.          Dikarenakan tumor di paru tumbuh semakin besar, Tahe menjalani dua puluh delapan kali pengobatan radiasi.

8.          Setelah dilakukan semua hal itu, permasalahan Tahe menetap.

9.          Hasil dari CT Scan pada dada dan hati yang dilakukan pada 21 Februari 2008 mengindikasikan:

  • Terdapat efusi pleura kecil yang baru pada sisi kiri.
  • Terdapat kehilangan volume yang ekstrim pada hemithorax sebelah kiri.
  • Terdapat perubahan pola heterogen yang ringan sampai kolaps paru pada regio perihilar.
  • Terdapat kemungkinan kekambuhan pada massa paru hilar kiri yang menyebabkan penyumbatan bronkus.
  • Terdapat nodul paru sebesar 8mm pada lobus kanan atas.
  • Terdapat massa yang terkait dengan ligamentum falsiform.
  • Terdapat densitas hepatik sebesar 12mm pada segmen 6 hati.
  • Terdapat beberapa hipodensitas berukuran subsentimeter pada hati yang terlalu kecil untuk di kalsifikasi.
  • Terdapat massa adrenal kiri berukuran 3.7 cm.
  • Terdapat massa adrenal kanan berukuran 2.7 cm.
  • Tidak terdapat lesi destruksi tulang.

Sangatlah jelas bahwa perawatan sejauh ini gagal untuk menyembuhkan Tahe. Dokter menganjurkan untuk menjalani lebih banyak kemoterapi. Tetapi Tahe menolak pengobatan lebih jauh. Malah dia dan keluarganya datang mencari pertolongan saya. Tahe diresepkan Kapsul A & B, Teh Hati, Teh Paru 1 & 2, Teh LL dan Teh Ginjal).

Berikut adalah percakapan kita pada malam tanggal 29 Februari 2008.

Chris: Okay Bapak – apakah anda ingin menjalani lebih banyak kemoterapi?

Tahe: Tidak, saya tidak mau lagi. Tubuh saya sudah lemah. Saya sudah tua dan tidak mempunyai banyak tenaga lagi.

Istri: Semua tulangnya sakit.

Chris: Anda pasti telah menghabiskan ribuan untuk kemo anda?

Istri: Ya, banyak sekali.

Menantu: Dia menghabiskan banyak sekali uang!

Chris: Saya telah menulis ini sebelumnya – Orang yang kaya dan berpendidikan, biasanya meninggal lebih cepat. Dari pengalaman saya, pada kasus kanker paru, tumor bisa menyusut atau bahkan hilang setelah pengobatan. Tetapi ini tidak berarti bahwa kankernya telah sembuh.

Tahe: Ya, benar.

Chris: Sekarang Bapak, anda sepeertinya setuju dengan apa yang telah saya katakan. Tetapi apabila saya mengatakan ini sebelum anda menjalani kemoterapi, anda pasti tidak akan mempercayai saya,

Tahe: Saya tidak tahu akan hal ini.

Chris: Ya, bahkan apabila anda mengetahui hal ini setelah saya memberitahukan kepada anda, anda tetap tidak akan percaya!

Tahe: Tidak, saya percaya anda.

Chris: Tidak. Bagi mereka yang belum pernah mengalami seperti apa yang anda alami atau tidak mengambil jalan yang sana seperti anda pilih, tidak akan percaya apa yang saya katakan bahwa:setelah kemo tumor akan kembali.

Istri: Dokter sebelumnya memberitahukan bahwa pengobatan ini cuma dapat membantu sampai 80%. Tidak, kanker tidak akan pergi total.

Chris: Ya, ini yang telah sering saya lihat. Setelah operasi, kemoterapi dan radioterapi, tumor akan menghilang tetapi setelah empat atau enam bulan tumornya kambuh lagi. Dan setelah itu kambuh, kanker akan menjadi lebih agresif. Ini dikarenakan tubuh sudah lemah. Bagaimana mungkin tubuh yang sudah lemah bisa memerangi kanker?

Istri: Sekarang ini waktunya berserah pada Tuhan. Lebih cepat dari yang kami perkirakan. Ahli radiologis mengatakan bahwa dokter cuma dapat membantu 80%, sisa 20% tergantung pada Tuhan.

Komentar: Di CA CARE kami memberitahukan kepada pasien-pasienIni adalah tangan kita tetapi Tuhan-lah yang menyembuhkan. Tetapi pada dunia manusia berpikir bahwa dia lebih pintar daripada Tuhan ! Kenyataannya pengobatan ilmiah telah gagal Tahe. Marilah kita berendah hati untuk menerima akan hal itu.

Dokter menganjurkan Tahe untuk menjalani lebih banyak lagi kemoterapi. Menurut anda apa yang akan menjadi hasilnya – sukses atau kematian?

 

Penulis: CA Care

In obedience to God's will and counting on His mercies and blessings, and driven by the desire to care for one another, we seek to provide help, direction and relief to those who suffer from cancer.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: