Jika saya tidak bisa makan apa yang saya suka, hidup tidak ada erti!

Hampir setiap hari saya menerima email dari pasien yang meminta bantuan. Ini salah satu contohnya. Saya menerima email ini ketika saya menulis artikel ini.

Kepada: Dokter Chris K.H. Teo

Halo, saya AJ. Saya mendapat email dokter dari teman saya. Teman saya mengatakan dokter dapat menyembuhkan kanker paru-paru. Ibu saya berumur 76 tahun. Pemeriksaan di Indonesia menyebutkan ada tumor di paru-paru. Setiap malam batuk. JBolehkah kami segera pergi ke Penang untuk Anda membantu merawat ibu saya. Terima kasih atas perhatian Anda.

Setelah lebih dari dua dekade membantu pasien, saya menyadari bahwa tidak ada seorang pun di dunia yang dapat menyembuhkan apa pun kanker! Membantu – ya, tetapi tidak bisa menyembuhkan, yaitu membuat kanker hilang secara total dan permanen.

Kenyataan lain yang saya pelajari adalah bahwa sebagian besar jika tidak semua, pasien yang pergi ke dokter atau tabib alternatif, berharap menemukan obat untuk mehilangkan kankernya. Dan di sepanjang jalan, jutan atau miliaran rupiah dihabiskan. Sedih.

Ketika saya merenungkan apa yang sedang terjadi, saya curiga bahawa ini berlaku karena tidak ada yang mau tahu yang sebenarnya, dan tidak ada yang mau memberi kenyataan yang sebenarnya. Ini karena kebenaran tidak enak didengar atau diketahui.

Saya telah belajar sejak dini bahwa kanker adalah tentang “penyembuhan sikap manusia” – kanker itu mungkin hanya gejala yang menyertainya. Saya sering memberi tahu pasien, saya mungkin dapat membantu masalah kanker Anda tetapi saya tidak dapat membantu Anda menjadi manusia yang “lebih sehat” – tidak bisa menukar sikap Anda, gaya hidup Anda, dll. Tidak, saya tidak dapat mengubah Anda kecuali Anda memutuskan untuk mengubah diri sendiri.

Sayangnya, dari interaksi saya dengan pasien, statistik saya menunjukkan bahwa hanya 30 persen pasien saja yang rela berubah sisanya 70 persen tidak bisa dan tidak mau. Karena itu semasa menemu dengan pasien, saya belajar untuk tidak marah lagi. Saya memberi Anda saran jujur ​​saya. Lalu saya meminta Anda pulang dan memikirkannya. Jika Anda membutuhkan bantuan saya, datang kembali. Tetapi jika Anda tidak dapat menerima apa yang saya katakan atau tidak mau berubah, tolong jangan datang lagi.

Dalam posting saya sebelumnya, saya menulis tentang seorang pasien menderita kanker usus-hati  dari Indonesia. Dia telah menjalani operasi dan kemoterapi. Perawatannya gratis karena ia ditanggung oleh asuransi kesehatan sosial. Perawatan itu gagal menyembuhkannya. Kemo membuatnya benar-benar menderita. Setelah dia disuruh melanjutkan lagi rawatan kemo, dia menolak perawatan itu dan datang mencari bantuan kami.

Seperti biasa, saya memberitahunya bahawa kanker tidak bisa disembuhkan tetapi mungkin herbal bisa membantunya.  Tetapi yang penting sekali, pasien harus mengubah dietnya; dan saya bertanya kepadanya apakah dia bisa mentolerir rasa pahit dan bau yang mengerikan dari teh herbal.

Jawabannya, Tidak masalah. Saya belum bisa mati. Kedua anak saya masih kecil. Itu adalah respon normal yang sering saya dapatkan dari pasien. Setelah minum herbal selama sebulan, kesehatannya membaik. Nah, pertempuran pertama telahpun kami benang! Tetapi “perang besar” baru saja akan dimulai.

Dengarkan apa yang dikatakan istrinya kepada saya.

Chris: Dia sudah mengkonsumsi herbal selama sebulan. Apakah dia lebih baik sekarang daripada sebelumnya?

Istri: Lebih baik

(Kebas tangan dan kakinya berkurang 60 hingga 70 persen, tidurnya lebih baik, memiliki lebih banyak tenaga, dan angin di perut hilang).

C: Yang paling penting sekarang adalah menjaga dietnya dengan baik. Dia tidak bisa makan apa yang dia suka. Ini adalah pengingat saya yang paling penting. Saya tahu banyak pasien, setelah mereka lebih baik, mereka tidak akan mengurus diet mereka lagi. Mereka makan apa saja mereka sukai.

W: Ya, sekarang stres bukan tentang kankernya. Ini tentang dietnya. Dia mengeluh – tidak bisa makan ini, tidak bisa makan itu. Jadi apa gunanya aku hidup?

C: Sulit – saya tahu sebagian besar pasien berperilaku seperti itu! Jika saya tidak bisa makan, untuk apa saya hidup? Ada seorang wanita yang mengatakan kepada saya. Jika saya tidak bisa makan laksa, hidup tidak ada artinya. Tanggapan saya adalah, Tidak ada gunanya makan satu mangkuk laksa dan mati. Silakan makan satu muatan truk laksa dan mati. Itu sangat berharga. Dan baik lagi kalau bisa mati lebih cepat – tidak perlu menderita. Sayangnya wanita itu tidak mati secepat itu. Butuh lebih dari dua tahun (penderitaan) sebelum dia meninggal. Jadi saya mengerti sikap manusia seperti itu. Tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya tahu sulit untuk “mengubah orang”.

Ada satu kisah tentang suatu wanita dari Batam. Dia menderita kanker payudara yang telah menyebar ke otaknya. Setelah semua perawatan gagal, suaminya datang untuk meminta bantuan kami. Setelah minum herbal kami dia bisa bergerak dan berjalan (sesuatu yang tidak bisa dia lakukan sebelumnya). Setelah merasa “baik” saja, dia ingin makan makanan yang saya katakan tidak bisa dimakan. Dia marah dan lalu mogok – tak mau makan apapun. Kemudian dia harus dirawat di rumah sakit.

Saya mengatakan kepada suaminya JANGAN lagi datang kepada saya. Ini adalah jenis perilaku manusia yang tidak bisa saya bantu.

W: Tepatnya, suami saya tiidak senang ketika saya mencoba mengendalikan dietnya. Dia berkata, Apa gunanya hidup?

C: Apakah Anda bertanya kepadanya, Apakah kamu ingin mati? Saya tahu banyak pasien yang meninggal setelah mereka mulai kembali ke “diet buruk” mereka. Untuk saat ini, saya senang dia ada di rumah dan Anda bisa mengawasi dietnya dan tidak benar dia makan apa yang tidak baik untuknya. Tapi tunggu saja. Ketika dia menjadi lebih lebih baik, dia akan pergi keluar dengan teman-temannya dan kamu tidak lagi bisa mengawalnya lagi! Tolong ingat ini, jangan pernah berpikir bahwa hanya karena dia menjadi lebih baik, kankernya sudahpun hilang. Kanker akan muncul kembali saat Anda memulai dengan diet “buruk” Anda.

Jadi sekarang masalahnya – dia baik-baik saja? Tidak masalah? Dan dia lebih baik? Jadi masalah utamanya sekarang adalah dietnya?

W: Ya. kami selalu bertengkar tentang ini. Saya bilang dia tidak bisa makan daging ayam. Dia kata, tidak apa-apa, seminggu sekali saja – tidak apa-apa.

C: Memang sulit. Hari ini dia makan sedikit saja – tidak ada masalah! Besok, dia akan meminta lebih lagi. Hari ini dia berkata, tidak apa-apa untuk mengambil seminggu sekali. Lalu dia akan mengatakan dua atau tiga kali seminggu pun bisa. Inilah caranya. Apa bisa kita buat? Biarkan jaga!

W: Ketika saya pulang, saya akan menyampaikan pesan Anda kepadanya lagi.

C: Oke, mari kita lihat apa yang terjadi setelah ini. Tidak ada lagi yang bisa saya lakukan untuk membantunya. Anda sudah tahu bahwa herbal memang membantunya. Setelah ini, terserah kepada dia saja untuk memutuskan apakah dia ingin membantu dirinya sendiri dan sembuh atau tidak.

Komentar

Saya sadar bahwa topik yang paling tidak populer tentang penyembuhan kanker adalah kebutuhan untuk menjaga pola makan. Anda tidak bisa makan apa yang Anda suka. Sebagian besar pasien tidak menyukai saran ini. Tetapi apa yang bisa saya lakukan? Beberapa pasien bahkan melakukan tawar-menawar dengan saya meminta mau makan ini, mau makan itu – hanya sedikit saja. Yah, saya bukan tuhan untuk memberi izin kepada siapa pun. Anda harus menjaga diri Anda sendiri. Dan Anda menanggung konsekuensi dari kebodohan Anda sendiri.

Izinkan saya berbagi satu lagi kisah. Pasien ini telahpun mengkonsumsi herbal untuk beberapa bulan dan kondisinya sangat baik. Lalu suatu hari dia datang menemui saya dengan tes darahnya yang menunjukkan ada sesuatu yang salah – banyak parameter yang benar-benar di luar jangkauan. Saya menggelengkan kepala dan berputus asa. Tepat di dalam diri saya, saya merasa gagal. Saya bertanya kepadanya – Apa yang Anda lakukan salah? Jawaban langsungnya, Tidak ada yang salah, semuanya sama! Oke, saya harus mengakui “kalah” dan mengatakan kepadanya, Anda harus kembali ke dokter dan melakukan CT scan. Saya khawatir kanker Anda sudah menyebar. Penanda telah meningkat begitu tinggi. Seminggu kemudian, suaminya datang memberi tahu kami bahwa pemindaian CT menunjukkan tidak ada yang “salah.” Kemudian dia mengakui bahwa mereka sebenarnya telah berlibur di Tiongkok. Menurut Anda, apa yang salah? Makan apa yang tak benar? Beruntung baginya, hasil darahnya kembali normal. Dia masih mengkonsumsi herbal kami.

Ketika saya pertama kali memulai CA Care, salah satu hal pertama yang saya lakukan adalah membaca banyak buku tentang nutrisi dan kanker. Saya punya satu rak buku lengkap tentang diet. Dari bacaan saya, saya mengerti perlunya menjaga pola makan jika kita ingin “menjinakkan” atau bahkan “memutarbalikkan” penyebaran kanker. Jadi semua pasien yang datang pada kami diberitahu tentang perlunya menjaga pola makan mereka. Jika mereka tidak sanggup untuk melakukan ini, maka tidak perlu mengikuti terapi kami. Tidak ada gunanya, karena itu hanya akan menjadi usaha yang sia-sia.

Biarkan saya menutup, dengan mengutip apa yang ditulis oleh seorang dokter, Michael Greger dalam bukunya How Not To Die:

•  Semuanya dimulai dengan nenek saya. Saya hanya seorang anak kecil ketika dokter mengirimnya pulang dengan kursi roda untuk mati … Saya tidak akan pernah melupakan itu.

•  Nenek saya dijatuhi hukuman mati medis pada usia 65 tahun. Dengan berkat pola makan dan gaya hidup sehat, dia dapat menikmati tigapuluh satu tahun lagi di muka bumi ini … seorang wanita yang pernah diberi tahu oleh dokter bahwa dia hanya punya waktu berminggu-minggu untuk hidup tidak mati sampai dia berusia sembilan puluh enam tahun .

•  Di sekolah kedokteran … tidak disebutkan menggunakan diet untuk mengobati penyakit kronis, apalagi membalikkannya. Saya menyadari hal ini karena kisah pribadi keluarga saya.

•  Selama pelatihan medis saya, saya ditawari makan malam steak yang tak terhitung jumlahnya dan tunjangan mewah oleh perwakilan Big Pharma, tetapi tidak sekali pun saya mendapat telepon dari Big Broccoli. Ada alasan Anda mendengar tentang obat-obatan terbaru di televisi. Anggaran perusahaan besar mendorong promosi mereka.

•  Sebagian besar kematian di Amerika Serikat dapat dicegah, dan mereka terkait dengan apa yang kita makan. Makanan kita adalah penyebab utama kematian dini dan penyebab utama kecacatan. Tentunya, diet juga harus menjadi hal nomor satu yang diajarkan di sekolah kedokteran, kan? Sayangnya, tidak.

Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang diet, Anda dapat mengunjungi situs web Dr. Greger: https://nutritionfacts.org/

Anda mungkin menemukan video ini menarik dan bermanfaat.

https://nutritionfacts.org/video/food-as-medicine/

Penulis: CA Care

In obedience to God's will and counting on His mercies and blessings, and driven by the desire to care for one another, we seek to provide help, direction and relief to those who suffer from cancer.

%d blogger menyukai ini: