Membedah Kemoterapi Bagian 5: Manfaat Kemoterapi pada Pasien Penderita Kanker Kolon (Usus Besar)

L M Carethers menulis hal berikut dalam Internation Journal of Gastroenterology & Hepatology, Gut 2006;55:759-761doi:10.1136/gut.2005.085274:

  • Saat ini standar emas dalam mengobati pasien penderita kanker kolon lanjut adalah kemoterapi dengan rangkaian terapi berbasis 5-fluorouracil (5-FU). Standar ini dibuat berdasarkan percobaan klinis menarik yang memanfaatkan 5-FU dan levamisole, dan menunjukkan manfaat kelangsungan hidup bagi pasien dengan kanker kolon stadium 3 (Duke C).
  • Meski tidak ada standar pasti untuk mengobati pasien stadium 2, beberapa dari pasien itu menerima kemoterapi 5-FU.
  • Pasien stadium 1 penderita kanker kolorektal tidak menerima 5-FU karena prognosis mereka baik dengan cukup mengangkat tumornya.
  • Pasien stadium 4 dimungkinkan menerima 5-FU untuk meringankan saja (catat: bukan penyembuhan). 

Membedah Standar Emas Pengobatan Kanker Kolon (Usus Besar)

Pada tahun 1975, Dr. Charles Moetel, onkologis terkenal  dari Mayo Clinic , sebuah  klinik yang ternama di Minnesota, Amerika Serikat, menemukan bahwa kelangsungan hidup pasien kanker kolon Duke C dapat diperpanjang ketika diobati dengan kombinasi 5-FU dan levamisole (sebuah obat yang digunakan pada domba, babi dan ternak untuk mengendalikan cacing-cacing perut dan usus dan infeksi parasit nematoda).

Dalam penelitian ini, 971 pasien penderita kanker kolon Duke C yang telah menjalani operasi dibagi ke dalam tiga kelompok dan diberikan salah satu dari tiga pengobatan ini. Masa waktu kelangsungan rata-rata sebenarnya adalah 6,5 tahun.

 

Rawatan

Jumlah pasien

Jumlah kambuh kembali

Jumlah meningal

Operasi / Bedah saja

315

177   (56.19%)

168  (53.33%)

Levamisole

310

  172   (55.48%)

158   (50.96%)

Levamisole +  5-FU

304

   119   (39.14%)

121   (39.80%)

Manfaat Levamisole + 5-FU  atas bedah saja (kemoterapi tidak)

Kurang persentase kekambuhan 17.05%

Kurang persentase kematian 13.53%


Referensi:  Moertel, C. G. et al. Fluorouracil plus levamisole as effective adjuvant therapy after resection of stage III colon carcinoma. Annals of Internal Medicine. March 1995. Vol: 122: 321-326. http://www.annals.org/content/122/5/321.full.pdf 

Penulis menyimpulkan bahwa 5-FU + levamisole adalah terapi penyembuhan yang lumayan sesuai dengan operasi; telah dibenarkan banyak meningkatkan angka penyembuhan bagi pasien penderita kanker kolon risiko tinggi (stadium 3). Pengobatan tersebut seharusnya dianggap sebagai standar pengobatan bagi semua pasien.

Terapi dengan 5-FU + levamisole: menyebabkan mual, beberapa kali muntah, stomatitis, diare, dermatitis, kelelahan dan alopecia ringan. Kira-kira setengah dari jumlah pasien menderita leucopenia (sel darah putih rendah). 

Reaksi racun yang tidak terantisipasi terhadap 5-FU + levamisole: 40% pasien memiliki hasil tes fungsi hati abnormal selama rangkaian terapi. Toksisitas mereka direfleksikan dalam tingkat fosfatase alkali yang tinggi (yang memuncak sekitar 7 bulan setelah permulaan terapi), tingkat aminotransferase tinggi (AST), dan bilirubin serum yang tinggi selain itu juga menyebabkan lemak hati. 

Pertanyaan:

  1. Apakah hasilnya menunjukkan bahwa jika Anda tidak menjalani kemoterapi setelah operasi, Anda tidak akan selamat?
  2. Tidakkah hasil ini menunjukkan bahwa tanpa kemoterapi hanya 53,3% pasien meninggal, tetapi bahkan jika Anda menjalani kemoterapi hampir 40% meninggal?
  3. Tidakkah hasil ini juga menunjukkan bahkan dengan kemoterapi 39% pasien masih mengalami kambuhnya penyakit?
  4. Tidakkah bijaksana untuk menimbang-nimbang keuntungan ini terhadap persoalan kualitas hidup, memperihtungkan efek samping yang diakui dari kemoterapi?

Dari data di atas jelas bahwa kemoterapi mengurangi kambuhnya penyakit sebesar 17% dan mengurangi kematian sebesar 13,5% tetapi dengan efek samping yang kerap kali diabaikan sebagai hal yang tidak signifikan.

Kemoterapi terbukti bermanfaat hanya untuk margin kecil (13% sampai 17%). Memang, dari sudut pandang akademis, hasilnya secara statistik signifikan. Hal ini akan menyenangkan para ahli statistik dan ilmuan, tetapi saya tidak yakin jika ini menyenangkan pasien-pasien kanker. Saya yakin hal ini bukanlah apa yang para pasien cari (khususnya mereka yang berasal dari negara tertinggal). Mereka mencari penyembuhan NYATA.  Jika tidak mungkin, setidaknya mereka mengharapkan kesempatan yang jauh lebih besar untuk mencapainya. Saya bertanya-tanya apakah manfaat kurang dari 20% itu cukup baik?

Kemoterapi menyebabkan efek samping berbahaya bagi banyak pasien. Kemoterapi tidak seperti “gigitan semut” seperti kata onkologis kepada beberapa pasien. Dengan manfaat yang kurang dari 20%, apakah kemoterapi sebuah perjudian yang berharga?

Satu pertanyaan melintas di pikiran. Tidak bisakah margin kecil dari manfaat kemoterapi ini dicapai melalui cara-cara non invasif dan non racun lainnya? Contohnya, pernahkah terjadi pada orang-orang yang hanya melakukan perubahan pola makan atau meminum obat-obatan herbal, mungkin kita juga dapat meningkatkan kesempatan menyembuhkan kanker kolorektal dan hasilnya dapat lebih baik dibanding kemoterapi?

Di CA Care kami telah menampilkan banyak studi kasus yang menunjukkan bahwa memang hipotesis ini valid dan memiliki kebaikan – obat-obatan herbal dan perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperpanjang kelangsungan hidup lebih baik dibanding kemoterapi!

Standar Emas Tambah Terapi yang Ditargetkan

Saat ini, onkologis memiliki cukup banyak campuran-campuran obat kemo untuk pasien penderita kanker kolon stadium lanjut. Generasi baru “bom pintar” atau obat-obatan terapi yang ditargetkan juga dapat ditambahkan ke dalam campuran itu untuk membantu pengendalian kanker (ah, bukan penyembuhan?). Contoh-contoh cara terapi ini adalah:

  • FOLFOX (leucovorin [folinic acid], 5-FU, dan oxaliplatin)
  • FOLFIRI (leucovorin, 5-FU, dan irinotecan)
  • CapeOX (capecitabine dan oxoliplatin)
  • Semua kombinasi di atas ditambah salah satu (tidak keduanya) dari Avastin (bevacizumab) atau Erbitux (cetuximab)
  • 5-FU dan leucovorin, dengan atau tanpa Avastin
  • Capecitabine, dengan atau tanpa Avastin
  • FOLFOXIRI (leucovorin, 5-FU, oxaliplatin, dan irinotecan)
  • Irinotecan, dengan atau tanpa Avastin
  • Erbitux saja
  • Vectibix (panitumumab) saja

Avastin dan Ertibux saat ini pada umumnya ditawarkan kepada pasien kanker di Malaysia. Vetibix masih belum dikenal di sini. Namun akan segera muncul. Tetapi apa yang mereka katakan tentang Avastin dan Ertibux? Dua hal yang jelas: Obat-obatan mahal. Dan tidak menyembuhkan kanker kolon !

Diterjemahkan oleh Andreas Kriswanto

Penulis: CA Care

In obedience to God's will and counting on His mercies and blessings, and driven by the desire to care for one another, we seek to provide help, direction and relief to those who suffer from cancer.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: