Operasi, kemoterapi, radioterapi dan obat yang baru saja diperkenalkan yaitu “ targeted drugs “ adalah “standar emas” dalam pengobatan kanker. Kemoterapi masih dianggap sebagai sesuatu yang di agungkan ibarat Sapi Keramat di dalam paddock. Yeong Sek Yee dan Khadijah Shaari telah menulis empat artikel review ekstensif mengenai kemoterapi. Oleh karena itu kami tidak akan mengulangi apa yang telah mereka tulis. Jika anda belum membaca artikel ini, berikut ini adalah link-nya :
1. Effectiveness or Ineffectivenes of Chemotherapy, Part 1: What Some Oncologists Say. http://ejtcm.com/2011/03/17/effectiveness-or-ineffectivenes-of-chemotherapy-part-1-what-some-oncologists-say-%E2%80%A6/
2. Effectiveness or Ineffectiveness of Chemotherapy, Part 2: What Some Oncologists Say. http://ejtcm.com/2011/03/17/effectiveness-or-ineffectivenes-of-chemotherapy-part-2-what-some-oncologists-say-%E2%80%A6/
3. Chemotherapy Effectiveness or Ineffectiveness, Part 3: What Other Medical Doctors Say. http://ejtcm.com/2011/03/20/chemotherapy-effectiveness-or-ineffectiveness-part-3-what-other-medical-doctors-say/
4. Chemotherapy Effectiveness or Ineffectiveness, Part 4: What Other Medical Doctors Say. http://ejtcm.com/2011/03/20/chemotherapy-effectiveness-or-ineffectiveness-part-4-what-other-medical-doctors-say/
Alasan mengapa kita memuat artikel ini adalah karena kami percaya bahwa hal ini merupakan tugas kami untuk memberitahu mereka yang ingin tahu tentang kebenaran. Mari kita luruskan bahwa kami TIDAK anti-kemo atau anti obat-modern. Kamipun tidak pro-kemo. Kami mengambil jalan tengah. Setuju terhadap apa yang baik dan bermanfaat dan menolak apa yang tidak berguna dan berbahaya. Bila anda terkena kanker, ini bukan waktunya untuk mengikuti setiap “ideologi” dengan membabi buta.
Apakah anda akan melakukan kemo atau tidak, itu adalah keputusan anda sepenuhnya. Ikuti apa yang dikatakan hati anda dan pilih jalan yang membawa kedamaian bagi diri anda sendiri. Sebab ini ANDA, dan anda sendiri, yang akan mendapatkan manfaat atau penderitaan dari apa pun yang anda lakukan. Apapun konsekuensinya, orang lain hanya bisa melihat saja – ketidak berdayaan atau kebahagiaan.
Renungkan dan perhatikanlah kutipan berikut ini :
- Umat-Ku dihancurkan / dibunuh karena kurangnya pengetahuan ~ Hosea 4:06
- Kurangnya pengetahuan adalah penyebab dari penderitaan ~ Swami Krishnananda
- Akar penyebab dari penyakit adalah ketidaktahuan akan pikiran dan tubuh kita ~ menurut Ayurveda
- Penyebab utama dari setiap jenis penderitaan atau kesakitan, adalah kebodohan ~ Pengobatan Tibet
- Hanya ada satu yang baik yaitu pengetahuan, dan satu yang jahat, yaitu kebodohan ~ Socrates
- Jalan menuju kesehatan adalah jalan pengetahuan. Mengabaikan pengetahuan adalah penyakit ~ kebijakan Cina
Jika Anda telah membaca apa yang kami tulis, setidaknya anda dapat merasa nyaman dimana anda telah banyak mendapat masukkan dan tidak lagi bodoh. Anda juga akan merasa nyaman karena keputusan yang anda buat, apakah melakukan kemo atau tidak, itu berdasarkan pada berbagai pengetahuan / pertimbangan, dan Anda tidak lagi membuta dipimpin ke pembantaian!
Bagi beberapa orang merasa bahwa membaca itu adalah hal yang membosankan dan umumnya mereka tidak suka membaca. Untuk orang-orang seperti ini mungkin menonton video adalah lebih baik ? Dalam artikel review yang telah disebutkan di atas, anda telah membaca apa yang dikatakan para ahli onkologi dan dokter-dokter tentang kemoterapi. Sayangnya para pemain yang paling penting – dalam hal ini para pasien – tidak muncul / hilang !
Jadi untuk membuat gambaran yang lengkap, kami akan memperkenalkan anda dengan serangkaian artikel tentang apa yang dikatakan oleh para pasien itu sendiri tentang kemoterapi,. Pada bagian ini tidak akan ada banyak kata-kata tulisan. Malahan sebaliknya, lebih baik anda mendengarkan para pasien itu sendiri berbicara ! Ini adalah artikel kami yang pertama pada seri ini.
Jadi, sekarang tidak ada alasan lagi untuk mengatakan bahwa anda tidak tahu !
PRESENTASI KASUS
Kasus 1: Sepupu nya meninggal setelah kemo untuk kanker limfoma nya.
Gu ( M956 ) adalah seorang pria berusia 59 dari Medan, Indonesia. Pada awal Maret 2010, ia mengalami batuk-batuk disertai darah dalam dahak nya. Dia juga menderita sesak nafas. CT-scan thorax pada 25 Maret 2010 menunjukkan adanya cairan di paru sebelah kanan, sehubungan dengan collapse (kempes) nya bagian kanan bawah dari paru-parunya. Gu kemudian menjalani penyedotan cairan dari lapisan pembungkus paru-parunya. Setelah pengeluaran cairan, ia merasa lebih baik. Gu dijadwalkan untuk pemeriksaan endoskopi untuk lebih mempertegas lebih lanjut masalahnya. Keluarganya diberitahu ini kemungkinan kanker stadium 4. Bilamana memang kasusnya demikian, ia akan disarankan untuk menjalani kemoterapi.
Karena, setiap orang dalam keluarga itu tidak setuju terhadap kemoterapi, Gu memutuskan untuk tidak melanjutkan dengan pemeriksaan medis lebih lanjut.
Mengapa dia menolak kemoterapi ? Sepupu-nya menderita limfoma dan menjalani kemoterapi. Setelah ” berhasil ” menyelesaikan kemoterapi, ia kemudian meninggal.
Kasus 2: Menantu laki-laki berusia 43 tahun meninggal setelah delapan siklus kemoterapi untuk kanker usus besar.
M 918 adalah seorang wanita berusia 71 tahun dari Aceh, Indonesia. Pada awal 2010, ia mengalami batuk-batuk. Dengan pengobatan dari dokter, batuknya datang dan pergi. Kemudian pada bulan November 2010, ia mengalami batuk dengan darah. Pada bulan Februari 2011 ia datang ke Penang untuk pemeriksaan lebih lanjut.
CT scan di rumah sakit swasta menunjukkan adanya nodularity dan gambaran yang berkabut dalam paru-paru kiri serta penebalan pleura. Dia diberitahu bahwa itu adalah pertumbuhan sel kanker. Tidak puas dengan penjelasan tersebut, ia pergi ke rumah sakit swasta lainnya untuk mencari pendapat kedua. Kemudian dilakukan CT scan ulang diikuti oleh biopsi. Hal itu menegaskan bahwa dia menderita kanker paru-paru. Dan dia diminta untuk menjalani kemoterapi. Dia menolak dan datang ke CA Care pada tanggal 20 Februari 2010.
Kenapa ia menolak kemoterapi: Dia berkata: ” Saya tidak mau kemoterapi … saya takut. Menantu saya, sebelumnya dia baik-baik saja tapi setelah kemo, dia meninggal. Dia menderita kanker usus besar. Dia tampak sehat. Ini terjadi pada tahun 2006. Dia telah menjalani delapan siklus kemoterapi setelah itu ia meninggal. Kondisi dia itu sehat, kuat … mampu membawa barang-barang berat pada saat bekerja. Dan dia baru berumur 43 tahun. Itulah sebabnya saya tidak mau menjalani kemo. ” Saya takut. ”
Kasus 3: Seorang Ibu meninggal setelah kemoterapi untuk kanker payudara.
H561 adalah seorang wanita Malaysia berumur 35 tahun. Pada bulan Februari 2011, dia menemukan adanya benjolan di payudara kanannya. Kemudian dia menjalani operasi lumpectomy. Itu adalah termasuk kategori kanker ganas ( invasive ductal carcinoma ) NOS with ductal carcinoma in situ (comedocarcinoma). Empat kelenjar getah bening yang terinfeksi kanker telah diambil. Tumor tersebut positif terhadap test p53, C-erbB-2, estrogen dan progesterone receptor. Kemudian dia diminta untuk menjalani kemoterapi dan radioterapi. Dia menolak dan datang ke CA Care pada tanggal 15 Maret 2011.
Kenapa ia menolak kemoterapi: Ibu saya, karena kanker payudara, telah meninggal dunia. Saya menatapnya saat berbaring di tempat tidur, dia tidak bisa bangun … ini yang tidak saya inginkan.
Ibu saya waktu itu berumur 56 tahun. Dia terkena kanker payudara dan menjalani operasi pengangkatan. Seluruh payudaranya diangkat. Lalu ia menjalani kemoterapi di Singapura. Setelah itu kembali ke Johor Baru dan menjalani kemo lagi … lalu ke Kuala Lumpur dan menjalani kemo lagi. Kemudian ahirnya ia kembali lagi ke Johor Baru, untuk menunggu waktunya dan meninggal.
Ketika pertama kali didiagnosis, kankernya tidak menyebar ke organ lain. Dia masih kuat dan oke. Namun setelah kemo di Singapura kankernya menyebar ke organ hati nya. Setelah selama tiga tahun menjalani kemoterapi terus menerus, keluar – masuk rumah sakit – ahirnya dia meninggal.
Maaf: Seorang onkologi yang sangat terkenal di Singapura mengatakan: ” Sel-sel kanker tersebut tipe yang sangat agresif. ” Saya belum pernah melihat yang agresif nya seperti yang satu ini ! ”
Sekarang giliran anda, dokter telah meminta anda untuk melakukan kemoterapi dan radioterapi – Anda tidak bersedia ?
Saya tidak mau. Saya tidak mau mengikuti jejak ibu saya !
Kasus 4: Kakak perempuan meninggal setelah kemoterapi untuk kanker usus besar.
H574 seorang laki-laki Malaysia berumur 40 tahun. Pada tahun 2007 dia didiagnosis terkena kanker usus Stadium 3. Ia disarankan untuk menjalani kemoterapi normal i / v (intravena atau injeksi). Tetapi dia memilih obat kemo oral,yaitu Xeloda, sebagai gantinya. Dia menjalani total delapan siklus Xeloda dan menderita berbagai efek samping seperti: badan terasa panas, tidak bisa tidur, sakit pada tenggorokan, kehilangan nafsu makan dan merasakan lemas atau berkurangnya kekuatan.
Perawatan dengan Xeloda selesai pada bulan Februari 2008. Setelah itu ia merasa sakit dan mengalami kesulitan bernapas. Dia terpaksa mengonsumsi suplemen. Ia disarankan lagi untuk menjalani kemoterapi i / v tapi menolak. Dia datang untuk minta pertolongan kami pada tanggal 3 April 2011.
Mengapa dia menolak kemoterapi: ” Dokter meminta saya untuk kembali dan melakukan kemo. Saya tidak mau. Kakak perempuan saya mempunyai kasus yang sama – kanker usus besar, menjalani kemoterapi, lalu menyebar ke hati dan kemudian mati “.
“ Kakak perempuan saya berumur 50-tahun, dia menderita kanker dua tahun yang lalu.” Dia terkena kanker usus besar, dioperasi, lalu kemoterapi dan setelah itu kankernya menyebar ke hati. Sebelum dioperasi kanker nya tidak ada di hatinya. Setelah enam kali kemo, kemudian menyebar ke hati. Dokter nya berkeinginan untuk mengoperasi hatinya. Dia menolaknya. ” Setelah beberapa bulan kemudian ia meninggal. ”
” Saya juga terkena kanker usus besar, tiga tahun lalu – beberapa bulan lebih awal dari kakak saya …”
Kutipan :
- Pelajarilah semua yang anda dapat dari kesalahan orang lain. Anda tidak akan punya waktu untuk mempelajari semuanya sendiri. ~Alfred Sheinwold
- Segala sesuatu yang telah dikatakan sebelumnya, tapi karena tidak ada yang mendengarkan kita harus selalu kembali dan mulai dari semula lagi. ~Andre Gide, Le traite du Narcisse , 1891
- Orang bijak belajar dari pengalaman orang lain; orang bodoh belajar dari dirinya sendiri. Pepatah ~ Kuno