SS adalah seorang lelaki berumur 75 tahun yang datang mencari bantuan kami pada Februari 2009. Suatu ketika pada Juni 2007, pergerakan usus SS tidak beraturan dan dia kehilangan berat badan. CT Scan menunjukkan adanya jaringan lunak yang mencurigakan di kolon sigmoid (bagian dari usus besar). Setelah dilakukan biopsi pada kolon rekto-sigmoid dipastikan bahwa itu merupakan adenokarsinoma musinosum(karsinoma pada jaringan kelenjar yang menghasilkan musin) dari kolon sigmoid.
SS menjalani operasi di rumah sakit swasta pada Juni 2007, diikuti oleh 12 kali kemoterapi (DG regime) di rumah sakit pemerintah/negeri. Semuanya tampak baik setelah perawatan. SS melakukan banyak olahraga dan berjalan. Dia berhasil menaikkan berat badannya dan terlihat seperti orang yang normal.
SS menjalani check-up rutin. Kolonoskopi yang dilakukan pada November 2008 tidak menunjukkan adanya tanda-tanda keganasan. Semua orang merasa bahagia.
Namun, hampir sebulan kemudian, sekitar Januari 2009, SS merasakan ada yang salah dengan pergerakan ususnya. Dia mengalami diare dan kemudian sembelit. Kemudian berkembang menjadi nyeri abdominal (nyeri perut) dan tidak ada BAB (buang air besar) selama 2 minggu.
Pada 3 Februari 2009, dokter memastikan bahwa SS menderita kanker berulang(rekuren). Dia segera dirawat di rumah sakit pemerintah. SS seharusnya menjalani operasi lagi tetapi dokter tidak sanggup melakukan apapun. Jadi itu cuma operasi membuka dan menutup karena telah terjadi penyebaran.
SS menulis ini di emailnya:
Saya mau mengatakan bahwa pengobatan kanker di rumah sakit selama 20 bulan terakhir ini seperti menembak burung di dalam kegelapan. Saya benar-benar gagal.
Saya beruntung masih bisa hidup, dokter menganjurkan saya untuk mengikuti kemoterapi dengan obat dan radiasi yang lebih kuat. Dengan keinginan kuat saya untuk bertahan hidup, saya akan melakukan apa saja yang masih sanggup saya lakukan, tetapi umur saya sudah 77 tahun sekarang, saya tidak merasa bahwa saya akan sanggup bertahan dengan pengobatan seperti itu lagi. Terlebih lagi saya tidak merasakan bahwa pengobatan semacam ini dapat menjamin kesembuhan dari kanker saya.
Tetapi sekarang saya telah menemukan ramuan obat-obatan herbal yang diracik oleh Dr. Chris Teo … ketika saya mulai mengkonsumsi obat-obatan herbal pada 16 Februari 2009, saya dapat merasakan keefektifannya. Tubuh saya memberikan respon yang positif. Saya merasakan ada yang berbeda dalam diri saya. Saya merasakan kesembuhan, tetapi masih sangat lemah. Dulu berat badan saya 63 kg sebelum kambuh dan sekarang turun hingga 51 kg. Tetapi saya percaya pada pengobatan dengan obat-obatan herbal ala Dr. Teo, saya percaya pengobatan ini akan memperpanjang hidup saya. … Beberapa pasien, divonis dokter hanya dapat hidup selama 3 sampai 6 bulan seperti saya sendiri, tetapi mereka masih tetap hidup setelah beberapa tahun.
Sangatlah penting pada awalnya untuk menyadari bahwa ini adalah tubuh saya dan ini adalah perang saya. Saya harus bertarung sendiri. Orang lain boleh memberi nasehat kepadaku, tetapi saya tidak akan menang apabila saya tidak mempunyai kebulatan tekad untuk membantu diri sendiri. Saya diberikan waktu 3 sampai 6 bulan untuk hidup. Saya akan hidup melampaui perkiraan waktu yang diberikan dokter. Seseorang yang melepaskan harapan dan menyerah pada nasib tidak akan memenangkan perang apapun. Saya berkata pada diriku sendiri, saya akan memenangkan PERANG ini!
Hasil laparoskopi menunjukkan:
- Banyak lapisan peritoneal yang telah ditumbuhi tumor.
- Persambungan rektosigmoid menempel ke dinding posterior.
- Infiltrasi sel tumor melalui dinding usus dan menempel ke pelvis.
- Banyak nodus mesenterika yang mengeras.
- Usus besar yang berdilatasi (meregang).
Operasi by-pass dilakukan dan badan SS terpasang dengan kantung kolostomy. Dia menolak perawatan kemoterapi lanjutan.
Berikut adalah kutipan dari percakapan kami dengan SS pada 2 Maret 2009.