Suatu waktu pada awal Agustus 2007, Swee (nama samaran, 71 tahun, wanita dari Indonesia) menderita batuk dengan dahak bebercak darah. Dia berkonsultasi dengan dokter umum yang memintanya melakukan X-ray, menduga dia mungkin menderita tuberkulosis. Foto X-ray menunjukkan adanya tumor di paru-paru. Dia langsung dirujuk ke spesialis yang melakukan CT-Scan dan menemukan massa jaringan lunak berukuran 4.8 x 3.9 cm dengan limfadenopati pada paru kanan. Itu adalah kanker stadium III-A. Biopsi dianjurkan tetapi Swee menolak dan memutuskan datang ke Penang untuk pendapat kedua.
Di Penang, biopsi bronkial dilakukan dan hasilnya memastikan diagnosa awal. Itu adalah jenis karsinoma yang menyebar, berdiferensiasi rendah. Swee dirujuk ke ahli onkologis untuk kemoterapi.
Sehari sebelum Swee dijadwalkan untuk kemoterapi dia menerima telepon dari kerabatnya yang memberitahukan dia untuk mencari pengobatan di China saja. Dia melakukan ini tanpa ragu-ragu.
Swee dirawat di rumah sakit swasta di China selama dua puluh delapan hari. Dia menjalani pengobatan seperti berikut:
1. Kemoterapi dengan Navelbine.
2. Cryoablasi dengan Argon-helium. Tiga cryoprobe dimasukkan ke lesi dan keseluruhan proses pembekuan di pantau dengan CT scan sampai”bola es”sepenuhnya meyelimuti massa target. Setelah dua siklus pembekuan cryoprobe dicabut
3. Penanaman biji radioaktif iodin. Dibawah pengawasan CT Scan, 15 radioaktif iodin – 125 biji ditanamkan pada massa tumor.
Dokter menyimpulkan perawatan ini berhasil. Swee diijinkan pulang ke Indonesia.
Pada November 2007, Swee kembali ke China untuk perawatan yang kedua kalinya. Kunjungan kali ini sekitar lima belas hari. Dia menjalani perawatan yang sama: kemoterapi dengan Navelbine, cryoablasi dan penanaman biji iodine. Menurut para dokter, prosedur yang kedua berhasil dan kondisi pasien menjadi lebih baik.
Menurut putranya yang menemani dia ke China, dokter di China menganjurkan Swee menjalani total enam siklus perawatan. Putranya bilang: Dokternya menjamin bahwa tumornya akan hilang dan pada saat yang bersamaan memperingatkan bahwa kanker akan menyebar ke bagian lain dari tubuh. Tidak ada jaminan bahwa tidak akan ada penyebaran. Dia juga tidak pasti bagian tubuh mana yang akan terkena penyebarannya.
Setelah Swee kembali ke rumahnya, anggota keluarganya mengalami dilema. Mereka tidak mempunyai tabungan lagi untuk pengobatan yang lebih lanjut di China. Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan pertama mereka adalah 87,000 Yuan. Pengobatan kedua 57,000 Yuan. Swee ingin menjual rumah yang sekarang ditempati keluarganya untuk membiayai perawatannya. Lima anaknya (dua putra dan tiga putri) tidaklah yakin bahwa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Ini dikarenakan tidak adanya kepastian Swee akan sembuh total.
Putra Swee datang menemui kami pada Desember 2007 dan ingin mengetahui hal-hal berikut:
1. Apa yang harus mereka lakukan?
2. Apabila ada kemungkinan mengkonsumsi obat herbal kami dan pada saat yang bersamaan menjalani pengobatan China, apakah mereka harus memutuskan untuk ke China lagi. Maksudnya agar obat herbal ini dapat membantu Swee dalam beberapa hal yang mana pengobatan medis tidak dapat lakukan.
Saya memberitahu putranya bahwa hal yang paling penting yang mendapat pertimbangan serius adalah kemungkinan akan kanker tersebut menyebar ke otak. Tidak ada orang yang dapat mencegah hal itu dan kemungkinan untuk terjadi metastasis ini sangat tinggi.
Untuk hal ini putranya berkata : Ya. Ketika saya di rumah sakit di China saya telah melihat beberapa pasien yang menderita seperti ibu saya dan yang menjalani perawatan yang serupa. Sekitar enam bulan setelah perawatan kanker menyebar ke otak. Dokter juga memberitahu saya bahwa tipe kanker yang diderita oleh ibu saya adalah tipe yang sangat agresif dan terdapat 90% kemungkinan bahwa kanker akan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Tidak ada jaminan bahwa tidak akan menyebar.
Swee dan dua anak perempuannya kunjungi CA Care (Penang) untuk pertama kalinya setelah mengambil herbal kami selama sekitar satu tahun.
Chris (C): Anda telah minum herbal selama 1 tahun. Bagaimana kesehatan Anda?
Swee (S): Bagus. Tidak ada masalah.
C: Setelah pengobatan di Cina, apakah Anda baik?
S: Ya. Tetapi saya tidak mampu untuk pergi lagi. Keuangan kami sangat terbatas.
C: Berapa kali Anda pergi ke Cina?
S: Dua kali.
C: Anda memutuskan untuk tidak melakukan chemo lagi di Cina? Dan Anda memutuskan untuk mengambil herbal kami?
S: Ketika saya datang dari Cina saya batuk pada malam hari.
C: Setelah Anda minum herbal, apakah Anda masih batuk?
S: Tidak ada lagi batuk.
C: Apakah Anda terus minum herbal kami sehingga sekarang?
S: Ya. Saya tidak berhenti minum herabal sejak tahun lalu.
Pada bulan Agustus 2009, hampir dua tahun ibunya minum herbal, putra Swee datang ke pusat CA Care.
C: Anda berkata ibumu dua kali pergi ke China. Karena kendala keuangan, dia berhenti pergi ke China?
Putra: Dia tidak kembali lagi di sana.
C: Selain mengambil herbal kami, apakah ia mengambil obat orang lain?
P: Tidak. Dia hanya mengambil herbal Anda.
C: Bagaimana kesehatan ibu? Apakah ia bagus?
P: Dia baik dan waspada. Tetapi jika ia bekerja terlalu keras dan tidak memiliki cukup istirahat ia merasa lelah. Kemudian dia batuk pada malam hari.
C: Ada apa-apa keluhan?
P: Sampai saat ini, semuanya okay. Tidak ada keluhan.
C: Ini sudah dua tahun sejak pertama kali Anda datang untuk berkonsultasi dengan saya.
P: Ya, sekitar dua tahun.
C: Saya pernah mendengar tentang temannya yang pergi ke China. . . . .
P: Mereka semua telah meninggal.
C: Bagaimana Anda tahu?
P: Mereka semua tinggal di dekat tempat kami di Medan. Tiga orang yang bersama-sama pergi ke Cina untuk pengobatan. Dari tiga, ibu saya adalah satu-satunya orang yang bertahan sampai sekarang dan masih hidup.
C: Oh, dua teman-teman lainnya sudah mati?
P: Dokter di China mengatakan kepada mereka tidak perlu datang lagi ke Cina untuk berobat.
C: Berapa lama mereka menjalani perawatan di Cina?
P: Mereka pergi ke China total 5 (lima) kali untuk perawatan.
C: Ibu Anda pergi dua (2) kali?
P: Ya.
C: Secara ikhlas, bagaimana ibu Anda sekarang? Seberapa sering Anda melihat dia?
P: Saya kembali ke Medan setiap bulan. Ia sehat dan normal.
C: Bagaimana ibumu sebelum ia pergi ke China?
P: Sebelum perawatan di China, ia terlihat lelah dan lesu. Setelah pengobatan di China, dia sedikit lebih baik. Tetapi setelah menminum herbal CA Care, dia lebih baik dan lebih baik dan sangat waspada dan normal sekarang.
C: Jadi, apa yang dia lakukan sekarang?
P: Kami memiliki bengkel motor. Ia bekerja sebagai kasir di sana. Dia mulai bekerja di sekitar 9 – 10 pagi. Ia memerlukan nap antara 2 – 4 sore. Setelah itu, dia terus bekerja lagi.
C: Anda berhati-hati bahwa ia tidak terlalu berkerja banyak atau overstress diri. Apakah dia terus minum herbal?
P: Dia terus minum. Dia juga jaga tentang dietnya.
C: Ketika ia kembali dari China, dia dapat bekerja seperti sekarang?
P: Tidak. Dia masih lemah. Dia tidak bisa memasak atau melakukan sesuatu pekerjaan. Setelah mengambil herbal anda, dia bisa memasak sendiri dan didihkan teh-teh itu.
C: Sebenarnya, herbal kami bagus?
P: Jika tidak baik, saya tidak akan kembali lagi!
C: Berapa banyak biaya pengobatan dua kali ke China?
P: Lehih kurang 250 juta rupiah.
C: Apakah itu bermanfaat dan bernilai?
P: Huh. Tersenyum. (Tidak beri apa-apa komentar)
C: Ingat. Tidak ada obat untuk kanker. Kita hanya bisa kontrolnya saja. Apakah Anda memahami hal ini?
P: Semua anak-anak di keluarga kita memahami ini. Kami hanya berharap tak terjadi apa-apa.
C: Jika seseorang bisa lebih baik, ini kearah pemulihan, tidak ada alasan bahwa ia akan mundur dan tiba-tiba mulai mendapatkan parah. Jika itu terjadi, berarti ada melakukan apa yang salah, seperti tidak minum herbal atau makan makanan yang tidak benar.
Komentar
Sangatlah sulit bagi saya dalam hal ini untuk menasehati, kecuali untuk mengatakan bahwa dari yang saya baca di literatur medis, kanker paru fatal dan kemungkinan sembuh itu nol. Tetapi bagaimana caranya saya mengirimkan pesan ini dalam sikap yang tidak traumatik kepada pasien dan/atau anggota keluarga mereka?
Alexander Spira dan David Ettinger (Multidisciplinary management of lung cancer. New Englang J. of Med. 350:379-392) menulis: Walaupun bertahun-tahun penelitian dilakukan, prognosis untuk pasien dengan kanker paru tetap mengecewakan.
Menurut Stephen Spiro dan Joanna Porter (Lung cancer – where are we today? Amer. J. Respiratory and Critical Care Med. 166:1166-1196): Walaupun kemoterapi merupakan pendekatan yang logis, tidak ada bukti nyata bahwa itu dapat menyembuhkan NSCLC. Biaya keuangan … tinggi. Biaya lain dari kemoterapi adalah toksisitas dan potensinya untuk menurunkan kualitas hidup. Mengecewakan seperti yang didengar, ini merupakan kenyataan dari situasi ini.
Bahkan apabila apa yang saya katakan (kanker paru tidak ada kesembuhan) mungkin benar, umumnya pasien tidak akan mempercayai atau menerima itu dengan baik. Mereka menginginkan suatu kesembuhan dan mereka mengharapkan kesembuhan itu dari perawatan yang ditawarkan kepada mereka. Apabila kita menawarkan obat herbal dan mengajari mereka untuk mengganti kebiasaan hidup mereka dengan harapan dapat memperpanjang hidup mereka atau meningkatkan kualitas hidup mereka, mereka tetap memaksa kami untuk meberitahukan kemungkinan untuk sembuh.
E-mail ini merupakan satu contoh bagus untuk menggambarkan inti yang saya maksud.
Pasien menaruh kepercayaan total pada dokter untuk menuliskan metode resep terbaik, menaruh hidup mereka pada tangan dokter-dokter medis. Perusahaan farmasi besar … membuktikan mereka cukup meyakinkan dengan penjelasan ilmiah sampai hari ini. Itulan sebabnya kenapa banyak pasien masih memilih obat-obat mereka. Sebaliknya, pengobatan herbal tidak menawarkan penjelasan bagaimana cara kerjanya dan sampai sejauh mana dapat membantu pasien. Dalam kata lain, tidak ada jaminan bahwa dengan mengkonsumsi obat herbal akan membuat anda merasa baikan. Sama saja, apabila saya menanyakan kepada anda, secara pribadi, bagaimana dan sampai sejauh mana obat herbal anda dapat membantu pasien, saya tidak berpikir saya akan mendapatkan jawaban yang konkrit.
Sekali lagi, anda mungkin bilang itu tergantung dari pasien untuk memutuskan dan menaruh kepercayaannya pada keputusan apapun yang dibuat. Ini seperti memberitahu pasien untuk memilih apapun yang menurutnya merupakan pengobatan yang tepat. Saya tidak berpikir ini benar. Apabila saya mengetahui ada sesuatu di luar sana yang ampuh – baik itu adalah herbal maupun obat, saya tidak akan takut untuk berkomitmen dan membela fakta bahwa obat tersebut ampuh.
Ada pertanyaan-pertanyaan yang mungkin pasien akan tanyakan ketika mempertimbangkan obat herbal anda sebagai pengobatan alternatif seperti: apakah anda dapat dengan percaya diri mengatakan bahwa obat herbal anda lebih efektif daripada pengobatan modern?
Saya sepenuhnya mengerti pasien menginginkan jaminan atau janji akan kesembuhan. Tetapi pengalaman kami mengatakan bahwa tidak ada kesembuhan untuk kanker, baik untuk stadium awal maupun akhir.
Untuk memberitahu pasien sebaliknya, sejumlah kebohongan dengan berbagai cara dilakukan. Untuk kami, menyembuhkan (catatan: bahwa kata menyembuhkan yang dimaksud bukan berarti kesembuhan total) dari kanker bukan cuma dengan mengkonsumsi obat herbal saja. Kebanyakan pasien melewatkan inti bahwa mereka terlebih dahulu harus belajar untuk membantu diri mereka sendiri dengan mengganti gaya hidup mereka, diet, dan perubahan pola pikir apabila mereka mencari sebuah penyembuhan.
Sayangnya, perubahan semacam ini merupakan hal yang sulit dilakukan oleh pasien. Dalam kasus ini, putranya memberitahu kami bahwa Swee bukan orang yang mau berubah. Dia tidak siap untuk merubah dietnya dan makan semua makanan yang dia suka. Argumennya: kenapa saya tidak diperbolehkan makan segala yang saya suka – saya tetap akan segera meninggal. Tidak terjadi pada Swee bahwa mungkin saja gaya hidup yang tidak sehatlah yang meyebabkan kematian suaminya (komplikasi hipertensi, diabetes, dan lain-lain). Sebagai tambahan saudara perempuannya meninggal karena kanker kolon, saudara laki-laki karena kanker abdomen (perut) dan bibinya karena kanker nasofaringeal (NPC).
Kedua, obat herbal tidak akan terasa enak dan anaknya bahkan tidak mengharapkan Swee mau meminumnya. Pendek kata, kebanyakan pasien seperti Swee hanya tertarik mencari penyembuhan dengan cara mereka sendiri. Mereka mencari peluru ajaib yang akan dapat membuat merasa sehat.
Drs. Richard Deyo dan Donald Patrick, profesor-profesor di University of Washington, Seattle, USA, dalam buku mereka, Hope or Hype: the obsession with medial advances and the high cost of false promises, menulis:
1. Kita terlahir dengan kepercayaan buta kita sendiri dalam perusahaan medis yang memangsa ketakutan terbesa kita, semuanya alih-alih demi pertolongan kita dengan “kesembuhan ajaib”.
2. Kombinasi dari keserakahan industri,??? , Publikasi media massa yang gencar, kebijaksanaan politik, dan pola pikir kita sendiri yang “techno-consumption” mengarahkan kita lebih dan semakin lebih pada ketergantungan pada terapi yang mahal harganya, sedikit keefektifannya – dan kadang sangat berbahaya.
3. Ketika adanya pilihan menyangkut cara pengobatan terbaru, asumsi atau anggapan orang adalah bahwa semakin banyak dan semakin baru pasti akan lebih baik?
4. Dikatakan bahwa dokter lebih suka menuliskan resep dengan obat-obat terbaru bahkan tanpa melihat bukti nyata apapun yang membuat mereka senang, membuat pasien senang dan membuat medical representation (sales obat) merasa senang.
Kami tidak mempercayai bahwa terdapat hal seperti peluru ajaib untuk kanker. Kami menyimpang dari sebab dan mengkhianati misi kami apabila kami bilang atau bertindak seakan kita mempunyai itu. Sangatlah sulit bagi kebanyakan orang untuk mengerti bahwa kami disini hanya mencoba untuk membantu. Kami tidak berkeinginan untuk memaksakan obat herbal kami. Kami pun tidak mematok target penjualan dan tidak bertujuan untuk menaklukkan pasar bisnis. Kerja kami berlandaskan cinta dan semangat, bukan keuntungan. Apabila ada asuransi atau garansi yang didapatkan pasien dari kami, akan berupa: Cobalah obat herbal kami untuk seminggu atau dua minggu. Apabila pasien tidak merasa enakan, berhenti konsumsi obat herbal kami dan carilah orang lain yang dapat membantu.
Mari saya ringkaskan denga cerita ini.
Kanker paru sebelumnya diobati dengan Iressa. Ketika Iressa pertama kali diedarkan diumumkan di media sebagai: Obat Masa Depan; Obat Ajaib; Obat Pintar; Kesembuhan Ajaib – obat yang Bangkit dari Abu dan berbagai macam nama lainnya.
Pesan ke dunia sudah jelas: Suatu terobosan mutakhir di tangan – terdapat harapan dan antisipasi yang besar. Pasien penderita kanker paru tidak perlu meninggal lagi. Sebuah obat ajaib akhirnya ditemukan. US – Food and Drug Administration menyetujui penggunaan obat ini. Ini membuatnya lebih menyakinkan. Jaminan seperti inilah yang dibutuhkan bagi pasien kanker di seluruh dunia sebelum mereka menelan pil pertama mereka – nama penulis e-mail diatas tercantum.
Dalam sebuah artikel: Iressa seharusnya tidak pernah disetujui (http://npojip.org/iressa/iressaISDB-Feb-2.html) Rokuro Hama menulis:
- Sejauh ini kira-kira 23,500 orang di Jepang telah menggunakan Iressa, 644 menderita efek samping. Karena ini telah meninggal 183 orang. Obat ini disetujui pada Juli 2002 di Jepang dan pada akhir Januari 2003 – hampir enam bulan kemudian, kematian yang berhubungan dengan reaksi efek samping Iressa telah mencapai 183 orang.
Pada negara-negara Barat, Iressa ditarik dan terbukti tidak efektif lagi berhubung besarnya pemberitahuan lewat media sebelumnnya. Tetapi di negara-negara Timur, Iressa masih diresepkan pada banyak pasien kanker, bahkan hari ini. Pasien harus menghabiskan RM 7,000 sampai RM 8,000 untuk persediaan Iressa selama sebulan.
Dengan Iressa dijelekkan, beberapa ahli onkologis beralih ke obat lain bernama Tarceva, obat yang bersaudara dengan Iressa. Satu pil Tarceva seharga RM 270 yang akan menjadi RM 8,100 jika diakumulasikan untuk persediaan selama sebulan. Apakah Tarceva efektif? Website perusahaan mengatakan bahwa itu sudah terbukti telah menaikkan angka harapan hidup secara keseluruhan sebanyak 37% dan telah menunjukkan keuntungan yang signifikan dengan memperpanjang waktu perburukan gejala. Dokter-dokter dan pasien-pasien menyukai jaminan seperti itu. Statistik secara ilmiah juga sangat menakjubkan. Tetapi apakah arti dari 37% ? kenyataannya: jika anda mengkonsumsi Tarceva, anda dapat hidup selama 9.5 bulan dan jika anda tidak mengkonsumsi Tarceva anda hanya dapat hidup selama 6.7 bulan. Dalam kalimat sederhana Tarceva hanya meningkatkan angka harapan hidup sebanyak 2.8 bulan.
Bagaimana jaminan seperti ini kedengaran bagi pasien? Apakah pasien tahu atau diberitahukan mengenai hal ini? Ingat, janji untuk sanggup bertahan 2.8 bulan lebih panjang itu datang dengan label harga RM 8,000 sebulan.
Laporan Terkini
Ibu memutus tidak pergi ke China untuk rawatan selanjutnya. Rumah kediaman seluruh keluarganya tidak perlu dijual!